@nelbaliphotography/Unsplash

Ternyata, Ini 7 Kebiasaan Orang Bali yang Bikin Bali Jadi Surga Dunia!

Memiliki wisata alam dan budaya yang melimpah menjadikan Bali salah satu destinasi wisata favorit bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Wilayah dengan julukan Pulau Dewata ini juga terkenal dengan warganya yang ramah, murah senyum, dan memiliki toleransi yang tinggi. Dengan citra positif tersebut dan berbagai keindahan yang ditawarkan, tidak heran jika banyak orang yang jatuh cinta dan menganggap Bali sebagai surga dunia. Namun, selain ketiga kebiasaan tersebut, tujuh kebiasaan orang Bali berikut ini tak kalah menarik dan mengagumkan.

Menjunjung Tinggi Adat dan Budaya

via indonesia.go.id

Sudah bukan rahasia umum lagi jika orang Bali sangat menjunjung tinggi adat dan budaya mereka. Di tengah gempuran modernisasi, mereka tidak serta merta melupakan adat dan budaya yang sudah ada sejak zaman leluhur. Kebiasaan orang Bali ini pun menjadi keunikan dan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan sebab mereka mungkin tidak akan menjumpainya di tempat lain. Beberapa di antaranya adalah:

  • Pawiwahan atau pernikahan tradisional Bali yang terdiri dari berbagai rangkaian prosesi
  • Mepandes atau Matatah, yaitu upacara memotong atau mengikir gigi bagi remaja yang sudah menginjak usia dewasa dengan tujuan untuk melenyapkan sifat buas dalam diri seseorang
  • Ngaben, upacara kremasi atau pembakaran mayat oleh masyarakat Hindu Bali dengan berbagai ritual yang kerap menarik perhatian wisatawan asing
  • Pemakaman di Desa Trunyan yang membiarkan jenazah tergeletak di atas tanah di sekitar pohon taru menyan tanpa kremasi ataupun penguburan
  • Ngerebong, tradisi enam bulan sekali yang identik dengan kesurupan masal yang ditandai dengan teriakan, geraman, tangisan tarian hingg adegan berbahaya berupa penusukan keris pada dada, leher dan ubun-ubun

Baca Juga: Kunjungi Pasar Seni Ubud Dan Wisata Unik Lainnya Di Ubud Bali Berikut Ini!


Kerap Mengenakan Pakaian Adat

via mybalitrips.com

Masyarakat Bali memiliki ragam pakaian adat yang mereka gunakan untuk acara keagamaan, pernikahan, pertemuan, dan persembahyangan. Untuk persembahyangan, para pria biasanya mengenakan:

  • Udeng (penutup atau ikat kepala)
  • Baju safari (biasanya berbentuk kemeja atau jas putih berkerah, berkancing dan bersaku)
  • Kamen (bawahan berbentuk sarung)
  • Kain kampuh (kain yang diikatkan pada pinggang dengan motif kotak-kotak)
  • Keris sebagai pelengkap

Sementara itu, wanita biasanya memakai sanggul, kebaya, kamen, selendang dan sabuk prada (kain yang melilit di pinggang sebagai penahan kamen).

Kebiasaan orang Bali ini tentu tidak berlaku bagi wisatawan. Namun, wisatawan tetap harus mengenakan pakaian khusus saat berkunjung ke pura. Contohnya, pengunjung perlu mengenakan kain sarung jikka memakai celana atau rok di atas lutut serta selendang untuk pengunjung yang memakai celana atau rok di bawah lutut.

Kebiasaan Membungkus Pohon dengan Kain Poleng

via baliexpress.jawapos.com

Saat berkunjung ke Bali, kamu akan disuguhkan dengan pemandangan pohon-pohon besar yang terbungkus kain kotak-kotak berwarna hitam putih atau poleng. Kebiasaan orang Bali satu ini berkaitan dengan kepercayaan masyakarat akan adanya makhluk gaib penghuni pohon besar tersebut. Hal ini juga merupakan simbol penghormatan manusia kepada alam.

Keberadaan kain poleng pun menjadi penanda agar masyarakat atau pengunjung untuk menjaga sikap dan tidak sembarangan menebang pohon. Sebagai bentuk hormat, warga Bali biasanya akan membunyikan klakson dua kali jika berkendara melewati pohon tersebut. Kebiasaan orang Bali ini pun kerap diikuti oleh para turis agar dijauhkan dari makhluk gaib tersebut.


Baca Juga: Cari Villa Ubud? Pilih Bobocabin Dengan Fasilitas Futurisik!


Mesaiban

via authentic-indonesia.com

Orang Bali memiliki kebiasaan unik bernama mesaiban yang mereka lakukan setiap hari seusai memasak di pagi hari. Kebiasaan orang Bali ini merupakan bentuk persembahan kepada Bhuta Kala dengan menempatkan nasi dan lauk pauk di atas potongan daun.

Makanan tersebut kemudian diletakkan di pintu keluar rumah atau pintu halaman, sumur atau tempat air, dapur (pada tungku atau kompor), tempat beras atau nasi, atau juga tempat sembahyang (pelinggih, pelangkiran, dan sebagainya). Tujuannya adalah untuk menunjukkan rasa syukur atas anugerah pangan yang mereka dapatkan setiap harinya. Mereka juga meyakini bahwa ritual ini dapat menjadi pelindung dari gangguan Bhuta Kala.

Meletakkan Sesajen di Berbagai Tempat

via blog.icbali.com

Saat berlibur ke Bali, kamu mungkin akan dibuat heran dengan kebiasaan masyarakat yang meletakkan sesajen di berbagai tempat. Sebut saja di kantor, dalam dan depan rumah, tepi jalan, pantai, atas mobil dan motor, pura, depan pintu toko, luar hotel, pagar, pohon besar hingga lapangan parkir.

Sesajen itu disebut canang sari dengan wadah terbuat dari janur berukuran setelapak tangan. Sesajen ini biasanya berisi bunga warna-warni yang masih segar, pinang, sirih, kapur, irisan tebu, pisang dan kue-kue khas Bali. Kebiasaan orang Bali satu ini merupakan bentuk syukur mereka kepada Tuhan.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, wisatawan sebaiknya tidak melangkahi, menginjak dan menendang terutama dengan niatan sengaja. Pasalnya, orang yang melakukan hal tersebut bisa saja terkena musibah hingga kesurupan. Pengunjung yang telah pulang ke daerha asalnya bisa jadi harus kembali ke Bali untuk memohon ampun kepada roh halus yang terganggung oleh sikapnya.


Baca Juga: 7 Sunrise Spot Terbaik Di Bali Yang Bisa Kamu Kunjungi Dengan Bobovan


Percaya Diri Berbahasa Inggris

via puparunud.or.id

Sebagai kawasan yang ramai dikunjungi wisatawan asing, Bali adalah tempat yang tepat untuk melatih kemampuan berbahasa Inggris termasuk bagi para warganya. Dengan banyaknya turis asing, orang Bali pun terbiasa dengan konsep learning by doing sebab mereka memiliki banyak kesempatan untuk bergaul dan berkomunikasi langsung dengan para turis.

Kebiasaan orang Bali ini pun membuat mereka percaya diri meski bahasa Inggris yang mereka gunakan mungkin terdengar berlepotan atau ala kadarnya. Contohnya, kamu mungkin akan mendengar pedagang yang menawarkan dagangan mereka dengan kalimat, “Buy me, Sir! Ten thousand, please!

Namun, tidak sedikit yang lama kelamaan semakin mahir dan justru menjadi pemandu bagi para turis asing. Dari kebiasaan tersebut, kamu bisa belajar bahwa salah satu faktor penting dalam belajar bahasa adalah mengesampingkan rasa malu dan yang penting kedua belah pihak sama-sama paham. Kebiasaan ini tentunya bisa membuat turis betah sebab komunikasi menjadi lebih mudah.

Membiarkan Kunci Menggantung di Kendaraan

via balipedia.id

Bagi banyak orang, membiarkan kunci kendaraan menggantung di kendaraan adalah sebuah kesalahan besar, baik itu di tempat umum ataupun di rumah sendiri. Pasalnya, hal itu sama saja seperti memberikan ikan pada kucing yang lapar. Dengan kondisi seperti itu, kendaraan pun tak lama akan segera raib entah ke mana.

Namun, beda kasusnya jika kamu berada di Bali sebab peluang kamu kecolongan terbilang rendah jika kamu lupa untuk mengamankan kunci kendaraan kamu. Kebiasaan orang Bali satu ini berkaitan erat dengan keyakinan mereka akan hukum tabur tuai atau karma. Mereka percaya bahwa segala tindakan akan memberikan dampak positif ataupun negatif tergantung pada apa yang mereka lakukan. Jika mereka mencuri, maka suatu saat mereka akan kehilangan barang serupa atau justru sesuatu yang lebih besar.

Karena itu, kebiasaan mencantolkan kunci di kendaraan pun menjadi hal lumrah. Kebiasaan orang Bali satu ini memberikan rasa aman dan menjadi surga tersendiri bagi para pelancong yang teledor atau pelupa.

Nikmati Keindahan Kintamani Bersama Bobocabin!

 

Lengkapi wisata kamu selama di Bali dengan berkunjung ke kawasan Ubud. Untuk pilihan akomodasinya, serahkan saja pada Bobocabin! Hadir dengan teknologi Internet of Things, Bobocabin siap menemani kamu menikmati keindahan alam Bali dengan cita rasa modern.

Kabin-kabin yang tersedia telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas khas Bobocabin, seperti Smart Window, B-Pad, Bluetooth speaker dan moodlamp. Tak hanya itu, Bobocabin juga melengkapi diri dengan fasilitas penunjang berupa Wi-Fi, campfire & barbeque hingga entertainment (board games dan proyektor film) agar keseruan di tengah alam semakin mengasyikkan. Tertarik menikmati keindahan dan keseruannya? Yuk unduh dulu aplikasi Bobobox untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles