Sumber: @marc0521 via Unsplash

Sebelum Menyelam, Ketahui Dulu Perbedaan Snorkeling dan Scuba Diving

Sama-sama kegiatan air, snorkeling dan scuba diving sekilas terlihat sama. Padahal, keduanya menyuguhkan cara yang berbeda untuk menikmati keindahan bawah laut. Apa saja sih, perbedaan snorkeling dan scuba diving ini?

Biar kamu tidak salah pilih sebelum menyelam, yuk ketahui lebih lanjut bersama Bob!

Pasokan Udara

perbedaan snorkeling dan scuba diving

Sumber: @nicksarvari via Unsplash

Perbedaan snorkeling dan scuba diving paling mendasar adalah pasokan udaranya. Untuk scuba diving, penyelam membawa tangki selam di punggung. Tangki tersebut biasanya berisi sekitar 78,09 % nitrogen, 20,95% oksigen, dan 0,96% gas atmosfer lainnya.

Para penyelam menghirup udara dari tangki melalui snorkel, yaitu alat selam berupa selang yang menyerupai huruf J dengan pelindung mulut di bagian ujung bawahnya.

Pasokan udara dari tangki memungkinkan penyelam berada di bawah air lebih lama dan menyelam lebih dalam. Durasi selam biasanya berkisar antara 20 menit hingga satu jam, tergantung kemampuan penyelam dan isi tangkinya.11

Sementara itu, pasokan udara snorkeling berasal udara lepas di atas permukaan air, dihirup melalui alat snorkel yang terhubung ke mulut. Dengan wajah menghadap ke bawah, peserta snorkeling mengambil napas lewat mulut sementara hidung biasanya tertutup kacamata.

Durasinya tidak memiliki batasan, terutama jika snorkeling dari atas permukaan air. Namun, jika kamu sedikit menyelam, kamu perlu menahan napas sekitar 45 detik hingga satu menit, sebab selang snorkel ikut terendam air. Peserta bisa kembali bernapas saat sudah kembali ke permukaan.


Baca Juga: Perbedaan Terjun Payung dan Paralayang, Mana yang Harus Kamu Coba?


Peralatan

perbedaan snorkeling dan scuba diving

Sumber: @sebaspenalambarri via Unsplash

Alat Snorkeling

Perbedaan snorkeling dan scuba diving lainnya yang cukup signifikan adalah peralatan yang digunakan. Keduanya sama-sama membutuhkan kacamata atau masker, snorkel, dan kaki katak.

Saat snorkeling, kaki katak sebenarnya bukan barang wajib sebab snorkeler masih bisa snorkeling tanpa alat tersebut. Namun, jika sudah terbiasa dengan kaki katak, alat ini bisa memudahkan kamu berenang lebih lama, jauh, dan mudah.

Selain peralatan tersebut, snorkeling dan diving biasanya menggunakan pakaian tertentu, seperti wetsuit (baik panjang maupun pendek) untuk perairan dingin. Sementara itu, di perairan tropis, diver dan snorkeler bisa menggunakan dive skin, rash guard dan celana selam, atau swimsuit.

Alat Scuba Diving

Saat snorkeling, bagi yang kesulitan untuk mengapung biasanya menggunakan bantuan jaket pelampung. Sementara itu, penyelam menggunakan lebih banyak peralatan yang kompleks.

Sesuai namanya, scuba alias self-contained underwater breathing apparatus (perangkat bernapas bawah air yang berdiri sendiri) menggunakan alat pernapasan bernama regulator.

Regulator menghubungkan tangki dengan selang, dan berfungsi mengalirkan udara ke mulut penyelam. Alat ini mengubah tekanan udara tinggi pada tabung menjadi lebih rendah untuk menyesuaikan kebutuhan penyelam.

Selain itu, ada juga alat bernama buoyancy control device (BCD), yakni alat berbentuk jaket atau rompi yang berfungsi untuk mengatur daya apung selama menyelam.

BCD bisa diisi dan dialiri udara, sehingga penyelam dapat berada di kedalaman yang diinginkan. Penyelam dapat menggembungkan atau mengempiskannya dengan inflator. Saat menggembung, penyelam akan mengapung. Saat mengempis, penyelam dapat menyelam.

Penyelam scuba juga membawa alat bernama pressure gauge dan depth gauge untuk mengetahui kedalaman sisa udara dalam tabung.

Seiring perkembangan zaman, ada juga penyelam yang menggunakan dive-computer untuk mendapatkan informasi lebih rinci. Informasi ini berupa kedalaman, isi tabung, kadar nitrogen dalam tubuh, hingga seberapa lama harus beristirahat.

Selain alat-alat tersebut, penyelam juga memerlukan weight belt atau pemberat berbentuk ikat pinggang, sarung tangan, senter, sepatu bot, pisau, penutup kepala, diving reel, dan surface marker buoy.


Baca Juga: Siap Menantang Ombak? Kunjungi Pantai Terbaik untuk Surfing Berikut Ini!


Kedalaman

perbedaan snorkeling dan scuba diving

Sumber: @analiaferrario via Unsplash

Kedalaman adalah faktor lain yang menjadi perbedaan snorkeling dan scuba diving.

Saat snorkeling, peserta umumnya berada di permukaan air atau dekat permukaan air, dengan kedalaman rata-rata 3-4 meter. Snorkeler berpengalaman bisa menyelam hingga tujuh meter.

Sementara itu, penyelam scuba menyelam lebih dalam dengan kedalaman rata-rata 9-18 meter. Untuk pemula, kedalaman menyelam biasanya mencapai 12 meter, sedangkan penyelam bersertifikat bisa sampai 18 meter.

Untuk kedalaman maksimal, PADI (Asosiasi Profesional untuk Instruktur Menyelam) menganjurkan titik kedalaman maksimal 40 meter.

Pemandangan yang Kamu Lihat

Sumber: @pascalvendel via Unsplash

Pemandangan bawah laut yang bisa kamu nikmati juga menjadi pembeda.

Saat snorkeling, peserta umumnya bisa melihat biota laut dari permukaan saja. Sementara itu, scuba diver lebih beruntung sebab semakin dalam menyelam, semakin banyak keindahan yang tersingkap.

Kamu bisa melihat gurita keluar dari lubangnya, tarian ikan pari, ikan sotong berubah warna, hingga kura-kura yang sedang membersihkan tempurung. Kamu juga berkesempatan mengeksplorasi kapal karam dan bahkan menyelam di malam hari.


Baca Juga: Buat Liburanmu Makin Seru dengan Rekomendasi Watersport Bali Berikut Ini


Kemampuan

foto sekelompok orang berlatih scuba diving

Sumber: via jblm.armymwr.com

Kemampuan peserta juga menjadi perbedaan snorkeling dan scuba diving. Kemampuan berenang menjadi syarat wajib untuk snorkeling. Jika sudah pandai berenang, maka belajar untuk snorkeling terbilang mudah.

Peserta segala usia dapat mempelajari kemampuan dasar snorkeling hanya dalam 30 menit atau kurang. Dengan kata lain, kamu tidak memerlukan pengalaman apapun untuk snorkeling, yang penting sudah bisa berenang.

Sementara itu, menyelam memerlukan pelatihan terlebih dahulu dan sebaiknya sudah bisa berenang. Jika tidak bisa, mereka bisa berlajar dari nol bersamaan dengan training untuk menyelam.

Belajar menyelam scuba sendiri membutuhkan setidaknya empat hari hingga seminggu.

Kamu perlu mempelajari teori dan dasar-dasar menyelam, seperti prosedur keselamatan, istilah-istilah penyelaman, penggunaan alat bernapas, dan cara berenang di bawah air.

Selain itu, kursus menyelam juga melibatkan praktik langsung di dalam air, biasanya di dalam kolam renang.

Kesiapan

foto orang melakukan snorkeling

Sumber: Israel Gil via Unsplash

Perbedaan snorkeling dan scuba diving selanjutnya adalah kesiapan. Snorkeling biasanya tidak memerlukan banyak perencanaan dan persiapan. Karena peralatannya sederhana, kamu bisa menceburkan diri kapan saja dan keluar masuk air sebanyak yang kamu mau.

Hal ini tentunya berbeda dengan menyelam, yang memerlukan lebih banyak persiapan karena peralatannya yang banyak. Kamu juga tidak bisa naik pesawat dalam hitungan 18-24 jam setelah melakukan penyelaman.

Meski terbuka untuk segala usia, menyelam bukanlah untuk orang-orang dengan masalah paru-paru, jantung dan ibu hamil. Oang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu biasanya memerlukan izin dokter untuk menyelam.

Di samping itu, menyelam juga memerlukan sertifikat atau setidaknya satu instruktor yang menemani kamu di dalam air.

Risiko Bahaya

Sumber: @timovaknar via Unsplash

Perbedaan snorkeling dan scuba diving juga terlihat dari bahayanya. Risiko snorkeling biasanya meliputi:

  • Luka terkena batuan dan koral
  • Tabarakan dengan perahu yang melintas
  • Kulit terbakar dan dehidrasi
  • Terpisah dari kelompok karena terbawa arus
  • Menyentuh biota laut (kamu bisa bersentuhan dengan biota beracun)
  • Menahan napas terlalu lama (jika memutuskan sedikit menyelam) sehingga kekurangan oksigen

Sementara itu, penyelam menghadapi risiko:

  • Penyakit dekompresi
  • Keracunan oksigen
  • Tabrakan dengan kapal atau baling-baling kapal terutama saat naik ke permukaan
  • Terpisah dari kelompok
  • Tenggelam
  • Narcosis nitrogen

Menyatu dengan Alam Bersama Bobocabin

Ingin merasakan pengalaman menginap di tengah alam tanpa ribet? Staycation di Bobocabin adalah jawabannya.

Mengusung konsep futuristik lengkap dengan teknologi Internet of Things, Bobocabin siap menemani kamu merasakan tenangnya alam dalam balutan teknologi canggih.

Untuk masalah internet, kamu tidak perlu khawatir. Bobocabin tentunya sudah menyediakan Wi-Fi kencang untuk memperlancar semua kegiatan daring kamu.

Pilihannya juga beragam. Kamu bisa memilih staycation di Ranca Upas, Cikole, Toba, Kintamani, Gunung Mas, Malang, Baturaden, dan yang akan segera launching, Sumba.

Apapun pilihanmu, yuk, unduh dulu aplikasi Bobobox untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles