mitos tentang kota saranjana

Mistis! Ini 7 Mitos Tentang Gaibnya Kota Saranjana!

Cerita berbau mistis memang selalu menarik, terlepas dari benar atau tidaknya kisah tersebut. Kehadirannya seperti sebuah magnet yang memancing pendengar untuk mengetahui dan menggali lebih dalam, termasuk dalam kisah Kota Saranjana yang sudah melegenda di kalangan masyarakat Borneo.

Saranjanan disebut-sebut sebagai sebuah kota gaib yang ada di Kalimantan dan hingga kini keberadaannya masih menjadi misteri. Mitos seputar kota ini pun banyak beredar di masyarakat dengan bumbu mistis yang bikin takjub dan merinding di saat yang sama. Penasaran apa saja mitos Kota Saranjana ini? Yuk, simak tujuh di antaranya Bersama Bob!

Letak Kota Saranjana

Sebagai kota gaib, hanya orang-orang ‘pintar’ alias berkemampuan spiritual yang bisa melihat penampakan atau mendatangi Kota Saranjana. Oleh karena itu, letaknya tidak diketahui dengan pasti dan tidak terdaftar di dalam peta modern Indonesia maupun di Google Maps.

Meski begitu, masyarakat meyakini bahwa Saranjana berada di sebuah bukit penuh pepohonan tak berpenghuni yang menghadap ke laut. Bukit tersebut berlokasi di Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut Kepulauan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Desa Oka-Oka sendiri merupakan bagian dari sebuah pulau kecil bernama Pulau Laut atau Pulau Halimun. Jika kamu membuka peta, ada dua Pulau Laut yang muncul. Pertama adalah pulau kecil di kawasan Kepulauan Riau. Sementara itu, satu lagi yang diyakini menjadi lokasi Saranjana adalah pulau kecil yang ada di tenggara Pulau Kalimantan.

Jika beruntung, kabarnya, kamu bisa mendengar suara-suara dari Kota Saranjana di malam hari. Suaranya sendiri berupa alunan musik atau lalu-lalang kendaraan.


Baca Juga: Penggemar Dunia Supranatural Wajib Tahu! Ini Dia Hantu Asal Kalimantan Yang Bakal Bikin Kamu Merinding


Saranjana dalam Peta dan Kamus  Belanda

Misteri lain yang tak kalah membingungkan tekait Kota Saranjana adalah kemunculannya di dalam peta dan kamus zaman Belanda. Nama Saranjana bisa kamu lacak dalam peta berjudul “Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermassing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedeelte van Borneo”.

Peta itu dibuat pada tahun 1845 oleh seorang naturalis asal Jerman bernama Salomon Muller dan dimuat dalam buku Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel. Penerbitnya adalah Bataviaasch Genootschap der Kunsten en Wetenschappen, sebuah Lembaga penerbitan peta nusantara di zaman Belanda. Dalam Bahasa Indonesia, peta tersebut mengacu pada wilayah pesisir dan pedalaman Borneo atau Kalimantan.

Di dalam peta tersebut, Muller menulis sebuah kawasan bernama Tandjong Sarandjana yang terletak sebelah selatan Pulau Laut. Lokasi tersebut berbatasan dengan wilayah Poeloe Kroempoetan (Pulau Kerumputan) dan Poeloe Kidjang (Pulau Kijang).

Selain peta, Saranjana juga muncul dalam kamu Belanda berjudul Aardrijkskundig en Statistisch Woordenboek van Nederlandsch Indie: Bewerkt Naar de Jongste en Beste Berigten karya Pieter Johannes Veth (1869). Di dalamnya, Veth menulis, “Sarandjana kaap aan de Zuid- Oostzijde van Poeloe Laut, welk eiland aan Borneo s Zuid-Oost punt is gelegen.” Dalam Bahasa Indonesia, kata-kata tersebut berarti “Saranjana, tanjung di sisi selatan Poeloe Laut yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan”.

Penampakan Kota Saranjana

Menurut mitos yang beredar di masyarakat, Kota Saranjana merupakan sebuah kota mistis dengan peradaban yang sangat maju dan modern. Tempat tersebut memiliki jalanan lebar, gedung-gedung megah bertingkat, rumah-rumah mewah berpagar tinggi hingga transportasi canggih seperti mobil terbang. Pinggir kotanya dikelilingi benteng pertahanan yang besar, tebal dan tinggi dengan penjagaan oleh semacam tentara kota.

Buah-buah di Saranjana tumbuh subur dengan ukuran besar yang bisa berkali-kali lipat dari buah di dunia manusia. Namun, jika buah raksasa itu dibawa ke dua manusia, ukurannya akan menyusut ke ukuran biasa.

Tak hanya itu, ada juga perbedaan waktu yang mencolok antara dunia manusia dan Saranjana. Jika seseorang masuk satu hari di sana, maka waktu di dunia manusia sudah berlangsung selama satu minggu.

Menurut pengakuan orang-orang yang melintas dari kejauhan ke arah Pulau Laut, mereka seperti melihat adanya aktivitas lengkap dengan pemandangan gedung pencakar langit. Namun, begitu mendekat, pemandangan tersebut hilang begitu saja. Yang ada hanyalah pemandangan sebuah gunung yang tidak terlalu tinggi dan berbatasan langsung dengan laut.


Baca Juga: Penuh Misteri Dan Konspirasi! Ini Dia 7 Kota Tertua Di Indonesia Dan Fakta Uniknya!


Orang-Orang yang Hilang

Meski menakjubkan, Kota Suranjana juga terkenal angker. Masyarakat meyakini orang-orang yang tiba-tiba hilang sebenarnya tanpa sengaja memasuki Saranjana. Salah satu cerita yang cukup populer adalah tentang seseorang yang sengaja diambil kemudian dijadikan imam di Saranjana.

Ada juga cerita seorang nelayan yang hilang di tengah laut dan warga Suranjanalah yang menyelamatkannya. Kabarnya, nelayan tersebut telah hidup bahagia di kota tersebut.

Menurut Pua Leba, orang yang bisa keluar masuk Saranjana, jika manusia memasuki Kota Saranjana, sebaiknya jangan sekalipun makan atau minum di sana baik sengaja maupun tidak sengaja. Saat berkunjung, Pua Leba pun hanya berjalan-jalan saja tanpa mencicipi apapun. Jika melanggar pantangan itu, kamu akan sulit untuk kembali ke dunia nyata dan berakhir menjadi penghuni tetap kota gaib itu.

Penduduk yang Rupawan

Penduduk Saranjana terbilang kaya dan makmur. Fisiknya menyerupai manusia, namun lebih besar dengan paras yang lebih rupawan dari manusia pada umumnya. Hanya saja, mereka tidak memiliki philtrum, yaitu lekukan vertikal di antara bagian bawah hidung dan bagian tengah bibir atas.

Penduduknya juga sangat ramah dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Banjar. Konon, mereka berasal dari bangsa jin atau manusia yang telah berubah menjadi makhluk gaib. Sistem pemerintahannya adalah kerajaan dengan mayoritas penduduk bangsa jin Islam.

Uniknya, para penduduk juga memiliki beragam mata pencaharian, seperti petani, pedagang, pejabat, hingga raja. Selain itu, mereka juga menyukai kebersihan, wewangian dan parfum.

Meski keberadaannya kerap membuat takut, penduduk Saranjana tidak sama sekali tidak mengganggu manusia. Menurut Pua Leba, mereka kerap berbelanja ke daerah Kotabaru. Warga kota gaib itu bahkan ada yang bersekolah di dunia manusia.

Tak hanya itu, mereka juga kerap memberikan pertolongan, seperti dalam kasus kehilangan barang. Warga kerap meminta bantuan Pua Leba untuk mencarikan barang hilan dan ia pun meminta bantuan kepada rekannya yang merupakan penduduk Kota Saranjana. Rekannya kemudian akan memberitahukan di mana keberadaan barang hilang tersebut.


Baca Juga: Hati-Hati! Ini Dia Jenis-Jenis Pohon Yang Dipercaya Menjadi Sarang Hantu!


Pesanan ke Saranjana

Cerita tentang pemesana alat berat ke Kota Suranjana merupakan salah satu mitos yang masih populer hingga kini. Pada tahun 1980-an, pemerintah setempat dikagetkan dengan kedatangan pesanan sejumlah alat berat berharga fantastis dari Jakarta. Meski begitu, pesanan tersebut sudah lunas dan pemesannya adalah seseorang dengan alamat Kota Saranjana. Keanehan ini pun menyebar dari mulut ke mulut hingga melegenda sampai sekarang.

Bukan cuma alat berat, ada juga kisah tentang pesanan berbagai mobil mewah warga Saranjana dari Surabaya. Namun, tidak ada yang tahu pasti sosok pemesan sekaligus lokasi asal pemesan tersebut.

Selain itu, ada juga kisah tentang kapal feri yang mengangkut banyak penumpang dari Tanjung Serdang, Kabupaten Kotabaru. Anehnya, begitu kapal merapat ke Pelabuhan Batulicin, Kabupaten Tanah Tumbu, suasana mendadak sepi sebab sebagian penumpang merupakan masyarakat asal Kota Saranjana.

Meramaikan Konser

Sejumlah musisi ibukota, seperti Ari Lasso, Tantri Kotak, dan Ivan Seventeen, mengaku pernah mengalami kejadian aneh saat mereka konser di sebuah daerah terpencil di Kabupaten Kotabaru. Menurut pengalaman Ari Lasso di tahun 2005, sebelum memulai konser, panitia telah meminta manajer band untuk tidak mandi dan keramas selama berada di  kota tersebut. Alasannya adalah untuk mencegah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.

Pihak panitia juga mengingatkan agar mereka tidak ambil pusing dengan keanehan penonton, misalnya gesture atau gerakan tubuh. Saat konser belangsung, Ari menyebut jumlah penonton kira-kira mencapai 12.000 orang. Anehnya, mereka tampak berkelompok sesuai usia sambil menari-nari. Begitu acara selesai, keanehan masih berlanjut.

Setelah mereka memasuki mobil, mereka tidak menemukan jejak ribuan penonton yang menghadiri konser. Lapangan tempat konser pun langsung bersih tanpa ada satupun penonton yang tersisa padahal akses masuk dan keluar hanya satu. Setelah itu, mereka menuju hotel dan kesialan pun terjadi. Manajer band mengalami insiden patah tulang karena melanggar pantangan mandi tersebut.

Bobo Nyaman di Bobocabin

Mau menginap di tengah alam tapi takut tempatnya horor? Ke Bobocabin saja yuk! Dengan desain futuristik, Bobocabin menawarkan pengalaman menginap di alam terbuka yang jauh banget dari kesan angker. Karena mengusung konsep glamping, sensasi bermalam di tengah alam pun terasa modern layaknya menginap di hotel bintang lima.

Pilihannya cukup beragam, mulai dari Bobocabin Ranca Upas, Cikole, Toba, Kintamani, Gunung Mas, Batu Malang hingga Baturraden. Apapun pilihan kamu, Bobocabin siap memberikan pengalaman bobo nyaman di tengah alam bebalut teknologi canggih. Yuk, langsung unduh saja aplikasi Bobobox untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!

 

Foto utama oleh: Piotr Chrobot via Unsplash

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles