Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Ada ribuan pulau yang membentang dari barat ke timur dengan luas yang cukup mencengangkan. Karena itu, tidak heran kalau perbedaan posisi matahari di tiap wilayah bikin kita butuh beberapa zona waktu.
Zona waktu di Indonesia dibagi menjadi tiga, yakni WIB, WITA, dan WIT. Waktu Indonesia Barat (WIB) digunakan di pulau-pulau seperti Sumatra dan Jawa, sementara Waktu Indonesia Tengah (WITA) mencakup Bali dan Sulawesi, dan Waktu Indonesia Timur (WIT) dipakai di Papua dan Maluku.
Nah, dengan pembagian ini, semua orang bisa lebih gampang mengatur aktivitas sehari-hari sesuai waktu lokal, Sahabat Bob! Kalau masih bingung, mari kita bahas zona waktunya satu-satu, yuk!
Sejarah Pembagian Waktu di Indonesia
Zona waktu di Indonesia punya sejarah yang cukup panjang dan seru! Jadi, dulu, sebelum kemerdekaan, pembagian zona waktu kita dipengaruhi oleh kolonialisme Belanda sebelum masuk ke dunia modern. Begini nih, ceritanya:
1. Zaman Kolonial Belanda
Pada masa kolonial, Belanda mengendalikan wilayah Nusantara (Hindia Belanda). Saat itu, belum ada sistem zona waktu nasional yang terpusat seperti sekarang. Setiap wilayah memakai waktu lokal berdasarkan posisi geografisnya. Namun, karena perkembangan perdagangan dan teknologi, Belanda mulai membagi zona waktu di wilayah jajahannya.
Pada tahun 1932, Belanda membagi Hindia Belanda menjadi 6 zona waktu untuk mengakomodasi perbedaan waktu di berbagai wilayah. Misalnya:
- Batavia (Jakarta) memakai GMT +7.
- Surabaya memakai GMT +7:30.
- Sumatera dan wilayah-wilayah di timur juga punya waktu yang berbeda-beda, tergantung letaknya.
Menurut sejarah, pembagian ini agak rumit karena banyaknya zona waktu kecil, sehingga membuat komunikasi antarwilayah menjadi sulit. Selain itu, moda transportasi yang mulai berkembang, seperti kereta api dan kapal laut, juga menuntut adanya standar waktu yang lebih seragam.
Baca juga: 10 Tips Traveling Sendirian untuk para Solo Traveler
2. Setelah Indonesia Merdeka
Setelah Indonesia merdeka, sistem zona waktu yang dibuat oleh Belanda mulai dirasakan kurang efisien untuk negara yang baru berdiri. Maka, pada tahun 1948, pemerintah Indonesia mulai menyederhanakan pembagian zona waktu menjadi 3 zona utama. Ini dilakukan agar aktivitas ekonomi dan komunikasi antarwilayah bisa lebih terkoordinasi. Pembagian ini didasarkan pada:
- Waktu Indonesia Barat (WIB): GMT +7, mencakup pulau Sumatera, Jawa, dan sebagian Kalimantan.
- Waktu Indonesia Tengah (WITA): GMT +8, mencakup Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Kalimantan.
- Waktu Indonesia Timur (WIT): GMT +9, mencakup Maluku dan Papua.
Di kala itu, pembagian ini membuat koordinasi antarwilayah jadi lebih mudah, baik dari segi pemerintahan, transportasi, maupun komunikasi.
3. Era Orde Baru (1988)
Di era Orde Baru tahun 1988, pemerintah Indonesia memperbaiki lagi pembagian zona waktu. Kalau sebelumnya sudah dibagi jadi tiga zona, saat itu lebih disempurnakan lagi biar lebih praktis. Alasannya, agar kegiatan ekonomi, pemerintahan, dan komunikasi antarwilayah lebih gampang diatur. Dengan cuma tiga zona waktu (WIB, WITA, WIT), semuanya jadi lebih simpel dan efisien.
Selain itu, Indonesia itu luas banget dari barat sampai timur. Dengan tiga zona waktu ini perbedaan waktunya cuma sekitar satu jam antar wilayah. Ini juga membantu Indonesia lebih nyambung sama perdagangan internasional, misalnya kalau mau koordinasi dengan negara-negara lain, pengaturan jam pun alhasil tidak ribet.
3 Pembagian Waktu di Indonesia dan Wilayahnya
Waktu Indonesia Barat (WIB)
Berikut ini daerah-daerah yang masuk ke WIB (Waktu Indonesia Barat), alias yang punya selisih waktu GMT +7:
- Pulau Sumatera: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau.
- Pulau Jawa: Semua provinsi di Pulau Jawa masuk WIB, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
- Kalimantan: Hanya Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang masuk zona WIB. Sedangkan Kalimantan Selatan, Timur, dan Utara masuk zona WITA.
Daerah-daerah ini semua ada di barat Indonesia, dan waktu di sini lebih lambat 1 jam dari WITA dan 2 jam dari WIT.
Waktu Indonesia Tengah (WITA)
WITA (Waktu Indonesia Tengah) ini mencakup daerah yang punya selisih GMT +8. Daerah-daerah yang masuk WITA adalah sebagai berikut:
- Bali: Pulau Bali sendiri.
- Nusa Tenggara: Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
- Pulau Sulawesi: Semua provinsi di Sulawesi, mulai dari Sulawesi Utara, Tengah, Selatan, Tenggara, Barat, sampai Gorontalo.
- Kalimantan: Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara (beda sama Kalimantan Barat dan Tengah yang masuk WIB).
Jadi, di WITA ini waktu lebih cepat 1 jam dari WIB dan 1 jam lebih lambat dari WIT. Kalau Sahabat Bob sedang ada di Bali, misalnya, jamnya selalu satu jam lebih awal dari Jakarta (WIB).
Baca juga: 16 Rekomendasi Bobocabin Bobobox yang Seru Buat Glamping
Waktu Indonesia Timur (WIT)
Zona waktu Indonesia yang ketiga adalah WIT (Waktu Indonesia Timur), yang punya selisih GMT +9, alias paling “cepat” di Indonesia. Daerah-daerah yang masuk ke WIT adalah sebagai berikut:
- Maluku: Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
- Papua: Provinsi Papua, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Karena berada di timur, waktu di daerah ini lebih cepat 2 jam dari WIB dan 1 jam dari WITA. Jadi, kalau di Jakarta jam 12 siang, di Jayapura udah jam 2 siang! Ini juga berarti, daerah-daerah di WIT-lah yang pertama merasakan pergantian hari di Indonesia.
Keliling Indonesia Bareng Bobopod dan Bobocabin
Ngomong-ngomong soal pembagian zona waktu di Indonesia, enak nih kalau bisa merasakan langsung perbedaan waktu dengan cara traveling. Sahabat Bob bisa buktikan perubahan waktu saat pindah dari barat ke timur. Mulai dari WIB, misalnya, kamu bisa start dari Sumatera atau Jakarta, terus lanjut ke Bali atau Sulawesi yang masuk WITA, dan akhirnya berhenti di Maluku atau Papua yang masuk WIT.
Pasti kerasa banget bedanya, terutama kalau kamu memperhatikan waktu makan atau jadwal salat, semuanya bakal bergeser sedikit di tiap zona waktu.
Nah, selama perjalanan ini, Bobopod atau Bobocabin bisa jadi pilihan singgah dan beristirahat yang nyaman. Bobocabin, dengan konsep glamping modern di alam, cocok banget buat kamu yang suka petualangan, tetapi tetap mau istirahat dengan nyaman.
Sementara itu, Bobopod terletak di beberapa kota besar, menawarkan pengalaman menginap praktis dan simpel dengan suasana yang cozy serta modern. Tempat-tempat ini pasti bikin perjalanan keliling Indonesia jadi lebih santai dan menyenangkan!
Tunggu apalagi? Langsung saja download aplikasinya dan book pod/cabin sebelum kehabisan!
Penulis artikel: Samala Mahadi
Featured photo: dead____artist via Unsplash