Terkenal dengan julukan Africa van Java, Alas Baluran memang menyuguhkan pesona alam eksotis layaknya di daratan Afrika. Namun, daya tariknya nggak sampai di situ saja.
Alas Baluran alias Taman Nasional Baluran ternyata berfungsi sebagai kawasan pelestarian alam yang ekosistemnya masih terjaga. Kamu jadi punya kesempatan untuk melihat keanekaragaman flora sekaligus satwa-satwa yang berkeliaran bebas.
Taman nasional ini juga memiliki lanskap beragam. lho. Mulai dari hutan lebat hingga pantai indah, pesona alam ini jangan sampai kamu lewatkan saat menjelajahi ujung Pulau Jawa.
Tentang Taman Nasional Baluran Banyuwangi

Photo: Rizknas via Unsplash
Alas Baluran adalah taman nasional yang berlokasi di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Meski secara administratif termasuk wilayah Situbondo, Baluran sebenarnya lebih dekat dengan Banyuwangi.
Apalagi, lokasinya memang berada di perbatasan antara Situbondo dan Banyuwangi. Karena itu, jangan heran kalau banyak orang yang menyebutnya Alas Baluran Banyuwangi.
Sebelum menjadi taman nasional populer seperti sekarang ini, Baluran memiliki sejarah yang cukup panjang. Dulu, Baluran adalah kawasan hutan di wilayah Bitakol yang terkenal dengan kayu jatinya.
Pada 1920, muncul usulan untuk menjadikan hutan Bitakol sebagai area hutan produksi jati komersial. Namun, sebelum 1928, seorang pemburu asal Belanda bernama AH. Loedeboer melihat adanya potensi hutan Bitakol sebagai tempat konservasi alam. Saat itu, Loedeboer merupakan pemegang konsesi lahan perkebunan di sebagian kawasan Baluran yang ada di Labuhan Merak dan Gunung Mesigit.
Atas usulan ini, pada 1928, Kebun Raya Bogor mulai merintis penunjukkan kawasan Baluran menjadi suaka margasatwa. Lalu, pada 1930, terbitlah Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 83 (Gouvernement Besluit van 23 Januari 1930, No. 83). Surat ini menjadi bukti penetapan Alas Baluran sebagai hutan lindung.
Selanjutnya, pada 25 September 1937, Gubernur Jenderal Hindia Belanda menetapkan Baluran sebagai Suaka Margasatwa. Keputusan ini tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 9, Lembaran Negara Hindia Belanda 1937, No. 544.
Dalam penunjukan Baluran sebagai suaka margasatwa, hutan jati Bitakol termasuk di dalamnya. Sayangnya eksploitasi hutan Bitakol terus berlanjut hingga akhirnya pada 1962 area konsesi Labuhan Merak resmi masuk wilayah suaka margasatwa.
Selain memperluas upaya perlindungan pada ekosistem di sekitarnya, langkah ini juga diharapkan bisa menjadi harapan baru untuk melestarikan alam. Status sebagai taman nasional kemudian dideklarasikan pada 6 Maret 1980 bertepatan dengan kongres Taman Nasional Sedunia di Bali.
Dengan luas 25.000Ha, status tersebut akhirnya diresmikan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 279/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997.
Baca juga: Wisata ke Kawah Ijen: Melihat Eternal Blue Fire Banyuwangi
Daya Tarik Alas Baluran Banyuwangi

Photo: Wahyu Trianto via Unsplash
Penamaan Taman Nasional Baluran diambil dari nama Gunung Baluran yang ada di kawasan taman nasional tersebut. Sebagai kawasan konservasi, Alas Baluran Banyuwangi terbagi ke dalam beberapa zona. Ada yang dijaga ketat untuk konservasi dan ada juga yang terbuka untuk wisatawan.
Karena itu, Alas Baluran bukan sekadar tempat wisata biasa. Taman nasional ini juga menjadi lokasi edukasi bagi para pengunjung yang ingin tahu tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.
Keanekaragaman hayatinya luar biasa sebab tempat ini merupakan rumah bagi banyak flora dan satwa liar. Di taman nasional ini, setidaknya tercatat sekitar 444 jenis tumbuhan, termasuk widoro bukol, mimba, dan pilang.
Untuk kategori satwa liar, Baluran bahkan menjadi rumah bagi spesies langka dan terancam punah. Ada banteng, kerbau liar, ajag (anjing hutan), kancil, macan tutul, kucing bakau, burung merak, rangkong, ayam hutan merah, dan lainnya.
Tempat wisatanya pun beragam, mulai dari padang sabana, hutan lebat, pantai, hingga gua. Semua daya tarik ini wajib banget kamu kunjungi selama liburan di Banyuwangi.
1. Savana Bekol

Photo: Yulia Agnis via Unsplash
HTM: Rp21.000 (hari kerja), Rp31.000 (hari libur), dan Rp205.000 (wisatawan asing)
Wisata Africa van Java melalui Savana Bekol adalah salah satu daya tarik yang dimiliki Alas Baluran. Saat kemarau tiba, padang sabana dengan rerumputan dan tumbuhan widoro bekolnya yang mengering seolah membawa kamu menjelajahi eksotisnya daratan Afrika.
Ditambah dengan kehadiran para hewan, seperti banteng, rusa, lutung, kerbau, merak, dan elang, pemandangan di Savana Bekol terasa semakin menakjubkan.
Meski begitu, bukan berarti pemandangan musim hujannya tidak cantik. Di musim hujan, Savana Bekol akan menyuguhkan pemandangan hijau menyegarkan dengan latar belakang Gunung Baluran yang berdiri gagah.
Oh iya, Savana Bekol bisa kamu akses lewat Pintu Batangan. Dari gerbang ini, kamu masih harus menempuh perjalanan sekitar 12 km. Selain tiket masuk, berlaku juga biaya parkir sebesar Rp5.000 (motor), Rp10.000 (mobil), dan Rp50.000 (bus).
Baca juga: Kereta Surabaya Banyuwangi: Jadwal dan Tarif Terbaru 2025
2. Pantai Bama

Photo: Wahyu Trianto via Unsplash
HTM: Rp21.000 (hari kerja), Rp31.000 (hari libur), dan Rp205.000 (wisatawan asing)
Karena berbatasan langsung dengan Laut Bali, pantai pun menjadi daya tarik yang bisa kamu nikmati di Alas Baluran Banyuwangi. Salah satunya adalah Pantai Bama, yang berjarak sekitar 14 km dari pintu masuk Batangan.
Selain menyuguhkan pemandangan pasir putih dan air yang jernih, Pantai Bama merupakan rumah bagi kawanan satwa liar. Kedatangan kamu pun akan disambut dengan kehadiran kera abu-abu ekor panjang hingga burung endemik Jawa Timur.
Setibanya di sana, kamu bisa menjajal kegiatan berenang, memancing atau menikmati sunrise. Keindahan bawah lautnya juga menjadikan Pantai Bama lokasi yang ideal untuk snorkeling. Kamu bahkan hanya perlu berenang 100-200 meter ke tengah laut untuk menikmati kegiatan ini.
Lebih asyiknya lagi, Pantai Bama dikelilingi oleh tumbuhan mangrove. Kamu jadi punya kesempatan untuk menikmati eksotika tumbuhan ini dengan menyusuri dermaga yang tersedia.
3. Goa Jepang
HTM: Rp21.000 (hari kerja), Rp31.000 (hari libur), dan Rp205.000 (wisatawan asing)
Terletak di pintu masuk Batangan, Goa Jepang Alas Baluran menjadi bukti nyata masa penjajahan Jepang di Indonesia. Dibangun sejak tahun 1941, gua bersejarah ini memiliki luas sekitar 12 meter persegi.
Di dalamnya, terdapat ruangan utama yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan amunisi. Di bagian pojoknya, kamu akan menjumpai tangga besi yang terhubung ke celah atau lubang kecil untuk mengintai musuh. Selain itu, bangunan ini juga memiliki terowongan sepanjang 200 meter yang kini sudah tertutup tanah.
Baca juga: Gunung Ranti, Tempat Bermukim Suku Osing Banyuwangi
4. Hutan Evergreen

Photo: Oktavia Ningrum via Unsplash
HTM: Rp21.000 (hari kerja), Rp31.000 (hari libur), dan Rp205.000 (wisatawan asing)
Masih dari pintu masuk Batangan, Alas Baluran memiliki hutan yang selalu hijau sepanjang tahun alias Hutan Evergreen. Hutan ini menjadi jalan satu-satunya yang akan kamu lewati saat mengunjungi Sabana Bekol.
Bisi dibilang, Evergreen adalah awal perjalanan kamu menyusuri keindahan Alas Baluran Banyuwangi. Terbentang sepanjang 5 km, hutan ini akan memberi kamu pengalaman melewati terowongan teduh yang menyegarkan.
Pastikan kamu lewat dengan kecepatan sedang, ya, sebab kehadiran kamu akan disambut dengan aneka satwa liar yang bebas berkeliaran. Ada tapir, merak, kijang, musang, ayam hutan, monyet, dan masih banyak lagi.
5. Pantai Balanan

Photo: Wahyu Trianto via Unsplash
HTM (Pintu Batangan): Rp21.000 (hari kerja), Rp31.000 (hari libur), dan Rp205.000 (wisatawan asing)
HTM (PIntu Watunumpuk): Rp11.000 (hari kerja), Rp16.000 (hari libur), dan Rp155.000 (wisatawan asing)
Pantai di Alas Baluran bukan Bama saja–taman nasional memiliki cukup banyak pantai yang bisa kamu jelajahi. Salah satu yang lokasinya tersembunyi dengan akses yang cukup sulit adalah Pantai Balanan.
Jaraknya hanya 3 km saja dari Pantai Bama, tapi jalur menu Balanan terbilang ekstrem. Selain tidak ada sinyal seluler, kamu juga perlu melewati jalan berbatu yang menembus hutan lebat.
Aneka satwa liar sudah pasti akan menemami keseruan kamu ini, mulai dari merak, rusa bertanduk besar, monyet, hingga ayam hutan. Selain itu, kamu juga masih harus melalui single track yang dekat dengan pinggir laut sampai akhirnya sampai di Balanan.
Hamparan pasir putih dengan air biru hijau yang jernih pun akan langsung menghapus lelah kamu. Sama seperti Bama, Balanan juga menjadi rumah bagi mangrove, khususnya jenis santigi yang terkenal mahal dan bisa menyegarkan udara sekitar.
Selain itu, di sini juga terdapat tebing-tebing kokoh serta pohon-pohon kecil dan rerumputan tinggi seperti padang sabana. Fyi, Balanan juga bisa kamu akses melalui Pintu Watunumpuk dengan akses yang tidak kalah sulit.
Baca juga: 7 Paket Wisata Banyuwangi, dari Kawah Ijen sampai Baluran
Jelajahi Keindahan Banyuwangi Bersama Bobocabin Kawah Ijen!

Photo: Bobobox Internal Asset
Liburan kamu untuk menjelajahi Banyuwangi akan semakin lengkap dengan menginap di Bobocabin Kawah Ijen. Terletak di pegunungan, Bobocabin memang menjadi pilihan sempurna buat kamu yang ingin istirahat dengan suasana tenang setelah seharian menjelajah.
Mengusung konsep glamping, Bobocabin menawarkan pengalaman menginap yang berbeda dengan fasilitas yang nyaman dan lengkap. Setiap kabinnya sudah dilengkapi dengan kasur empuk, fitur-fitur smart room, hingga kamar mandi pribadi dengan water heater, hairdryer, dan toiletries.

Photo: Bobobox Internal Asset
Mau bersantai di luar? Ada teras dengan kursi dan meja serta area api unggun yang bisa membuat malam makin hangat dan menyenangkan.
Mau makan juga nggak perlu repot! Bobocabin menawarkan aneka menu camilan hingga makanan berat siap memanjakan lidah kamu. Lebih serunya lagi, kamu bisa barbecue-an di depan kabin sambil menikmati suasana malam yang syahdu.
Lokasinya juga strategis, sekitar 30 menit dari Pos Paltuding–gerbang pendakian menuju Kawah Ijen. Selain itu, kamu juga bisa dengan mudah berkunjung ke Kawah Wurung dan air terjun Kalipait. Nggak perlu bingung lagi deh mencari spot wisata terdekat!
Jadi, siap menjelajahi ujung Pulau Jawa? Yuk, unduh aplikasi Bobobox untuk reservasi dan dapatkan pengalaman menginap yang tak terlupakan! berkesan dan tak terlupakan!
Penulis: Aidah
Featured photo: Yulia Agnis via Unsplash