Sejarah Pura Besakih

Memahami Sejarah Pura Besakih di Bali, Sang ” Mother of Temple”

Pura Besakih Karangasem adalah salah satu tempat sembahyang agama Hindu yang ada di Bali sekaligus destinasi wisata populer Bali.

Nilai sejarah Pura Besakih yang tinggi membuat banyak wisatawan tertarik untuk berkunjung ke tempat wisata ini.

Lalu, seperti apakah sejarah Pura Besakih yang terletak di lereng Gunung Agung, Gunung tertinggi di Bali yang berhasil membuat banyak wisatawan tertarik mengunjunginya? Simak informasinya berikut ini!

Sejarah Pura Besakih

Sejarah Pura Agung Besakih

Sumber: Flo Luciano via Google Maps

Pura Besakih, juga dikenal sebagai “mother of temple,” memiliki dasar dalam mitologi Naga Basuki sebagai penyeimbang Gunung Mandara.

Kompleks Pura Besakih terdiri dari satu Pura Pusat, yaitu Pura Penataran Agung Besakih, dan delapan belas Pura Pendamping, termasuk Pura Basukian dan tujuh belas Pura lainnya. Oleh karena itu, Pura Besakih dianggap sebagai pusat aktivitas untuk semua Pura yang ada di Bali.

Pura Besakih dibangun pada tahun 1284 oleh Rsi Markandeya, seorang tokoh agama Hindu keturunan India.

Menurut catatan sejarah Pura Besakih, pura yang satu ini merupakan salah satu pura terbesar yang bisa kamu temukan di Bali.

Bukan hanya satu pura saja; sejarah Pura Besakih yang perlu kamu ketahui selanjutnya adalah pura ini memiliki lebih dari satu pura di dalamnya.

Berkat banyaknya pura yang bisa kamu temukan di dalamnya, Pura Besakih nggak hanya menjadi pura terbesar di Bali, tapi juga pura terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Ayam Betutu, Kuliner Tradisional Khas Bali

Makna dan Simbolisme Pura Besakih

Bangunan Pura Besakih berfungsi sebagai simbol penyatuan dalam kehidupan komunitas Hindu di Bali. Berikut beberapa makna dan simbolnya.

1. Simbolisme Lokasi Pura Besakih

Lokasi pura ini juga berada di lereng sebelah barat daya Gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di Bali.

Mengapa lereng Gunung Agung dipilih sebagai lokasi dibangunnya Pura Besakih? Sebab, tempat ibadah ini sengaja dipilih di desa yang dianggap suci di pulau Bali.

Letak Desa Bekasi yang tinggi adalah lokasi yang tepat, sehingga disebut juga sebagai Hulundang Basukih.

Menurut catatan sejarah Pura Besakih, nama Hulundang Basukih ini kemudian menjadi nama Desa Besakih.

Besakih merupakan kata yang diambil dari bahasa Sansekerta, yaitu wasuki, dan basuki dalam bahasa Jawa Kuno. Keduanya sama-sama memiliki arti selamat.

Bagi kamu pecinta wisata budaya, kamu harus banget berkunjung ke Pura Besakih yang berlokasi di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali ini.

Baca Juga: Pura Tirta Empul; Menilik Salah Satu Wisata Religi di Bali

2. Simbolisme Istana Dewa Tertinggi

Simbolisme Istana Dewa Tertinggi

Sumber: AFAR Magazine

Lokasi Pura Besakih yang berada di lereng Gunung Agung juga dianggap sebagai tempat ibadah untuk menyembah Dewa.

Sejarah Pura Besakih mengungkapkan bahwa dalam kepercayaan umat Hindu, keberadaan gunung tersebut dikonsepsikan sebagai istana dewa tertinggi.

Jika kamu berkunjung ke Pura Besakih, kamu bisa menikmati pemandangan alamnya yang memukau.

Lokasinya yang strategis, udaranya yang sejuk, dan pemandangan alamnya yang cantik membuat banyak wisatawan kerap kali berkunjung ke pura ini.

Bobobox Maximum Comfort Banner

3. Konsep Arah Mata Angin

Pura penataran agung besakih yang terletak di desa besakih dibangun dengan keseimbangan alam sesuai konsep Tri Hita Karana. Penataan bangunannya mengikuti arah mata angin yang mewakili alam sebagai simbol keseimbangan.

Mata angin ini disebut mandala dan diperintah oleh “dewa catur kokapala”. Adapun struktur bangunan berdasarkan mata angin:

  • Pura Penataran Agung Besakih, pusat mandala dan pura terbesar untuk Dewa Çiwa.
  • Pura Gelap di timur untuk Dewa Içwara.
  • Pura Kiduling Kereteg di selatan untuk Dewa Brahmana.
  • Pura Ulun Kulkul di barat untuk Dewa Mahadewa.
  • Pura Batumadeg di utara untuk Dewa Wisnu.

3 Bagian dari Kompleks Pura Besakih

Bagian dari Kompleks Pura Besakih

Sumber: Bali Cheapest Tours

Ada banyak hal yang bisa kamu pelajari dari berbagai sudut menarik Pura Besakih.

Sejarah Pura Besakih mengungkapkan bahwa pura yang satu ini memiliki luas keseluruhan yang mencapai 3,5 kilometer dari timur ke laut barat daya.

Di dalam kawasan Pura Besakih ini, kamu juga bisa mengunjungi beberapa bagian pura lainnya:

1. Pura Persimpangan 

Pura pertama yang bisa kamu temukan di kawasan Pura Besakih adalah Pura Persimpangan. Kamu bisa menemukan pura ini di sebelah timur jalan Pura Dalem Puri.

2. Pura Dalem Puri 

Pura kedua yang bisa kamu temui di dalam kawasan Pura Besakih adalah Pura Dalem Puri.

Tempat ibadah ini berada di Desa Kedungdung bagian kiri pura utama. Di dalam Pura Dalem Puri ini juga ada beberapa bagian suci.

3. Pura Manik Mas

Pura Manik Mas

Sumber: bandesamanikmas.com

Di dalam Pura Besakih ini pun kamu akan menemukan Pura Manik Mas yang berada di sebelah kiri jalan menuju pura utama.

Jarak antara Pura Manik Mas dan pura utama diperkirakan mencapai 750 meter. Pura Manik Mas ini juga berlokasi tak jauh dengan SD Besakih dan Bale Desa Besakih.

Aturan Berkunjung ke Pura Besakih 

Setelah mempelajari sejarah Pura Besakih di atas, kamu mungkin tertarik untuk berkunjung ke Pura Besakih.

Jika demikian, maka kamu harus mengikuti beberapa aturan yang berlaku di sekitar tempat ibadah ini.

Kamu akan dikenakan tiket masuk yang dibebankan kepada semua pengunjung sebesar Rp30.000 per orang.

Jika kamu membawa kendaraan pribadi, kamu juga harus membayar biaya parkir senilai Rp5.000 untuk sepeda motor dan Rp10.000 untuk mobil.

Kamu bisa mengunjungi Pura Besakih mulai dari pukul 8 pagi sampai 6 sore. Untuk ke sini, kamu harus menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari kawasan Karangasem.

Gimana, tertarik berkunjung ke pura terbesar di Indonesia ini saat berlibur ke Bali?

Baca Juga: 16 Alat Musik Tradisional Bali yang Unik dan Cara Memainkannya

Liburan di Bali? Yuk Menginap di Bobocabin Kintamani!

Bobocabin Kintamani

Setelah puas bermain dan berwisata di sekitar Kintamani, Bobocabin adalah tempat yang tepat untuk beristirahat.

Dengan konsep futuristik yang mengusung teknologi Internet of Things, Bobocabin akan menemani kamu di tengah keasrian alam dengan cita rasa modern.

Kabin-kabin yang tersedia pun sudah punya fasilitas khas Bobocabin seperti Smart Window dan B-Pad.

Kamu bisa mengatur pencahayaan dan kegelapan kaca sesuka hati demi privasi dan kenyamanan maksimal.

Nikmati juga pemandangan indah dan sensasi sejuk perbukitan saat kamu keluar kabin di pagi hari.

Bobocabin juga menyediakan Wifi untuk kamu yang hobi live update di media sosial. Kapan lagi bisa menikmati alam dengan internet kencang?

Dengan begitu, kamu bisa mengabadikan momen seru campfire dan barbeque a la Bobobox untuk pengalaman liburan yang lebih menyenangkan.

Menginap di Bobobox adalah jalan keluar yang tepat dari hiruk pikuk dan keramaian kota. Untuk reservasi dan informasi lebih lanjut, unduh dulu aplikasi Bobobox di sini.

 

 

Penulis artikel: Intifanny Amandara Putri 

Foto header: natantransport.com

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles