Meski termasuk aktivitas seru yang sudah banyak dilakukan banyak orang, masih banyak yang keliru soal perbedaan terjun payung dan paralayang. Padahal, kedua aktivitas ini nyatanya berbeda, lo.
Olahraga ekstrem udara ini memang terlihat sama. Namun, jika ditilik baik-baik, banyak sekali perbedaan yang bisa terlihat seperti sejarah, peralatan, hingga cara terbangnya.
Jika kamu penasaran dengan apa yang membedakan kedua olahraga ekstrem ini, tak usah risau. Simak saja ulasan Bob tentang perbedaan terjun payung dan paralayang berikut ini!
Perbedaan Terjun Payung dan Paralayang
1. Awal Mula Keduanya
Perbedaan terjun payung dan paralayang pertama adalah awal mula kedua aktivitas ini. Keduanya mempunyai perbedaan yang cukup kentara soal tujuan awalnya.
Pada awalnya, terjun payung diperuntukkan bagi dunia militer seperti untuk menyelamatkan awak pesawat saat terjadi hal-hal darurat. Kemudian, barulah terjung payung masuk perlombaan internasional secara resmi pada tahun 1952.
Saat ini, terjun payung dijadikan sebagai kegiatan rekreasi dan salah satu cabang olahraga di kompetisi nasional maupun internasional. Tak hanya itu, kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai penempatan pasukan udara militer dan petugas pemadam kebakaran.
Sementara itu, paralayang sendiri sejak awal diperuntukkan untuk rekreasi. Ia kerap dikaitkan dengan berbagai kegiatan lain seperti berkuda cepat, layang-layang listrik, dan kegiatan komersial lainnya.
Baca Juga: Petualangan Tak Terlupakan? Jelajahi Hidden Gem di Bali Berikut!
2. Jenis Kanopi yang Digunakan
Perbedaan terjun payung dan paralayang berikutnya adalah jenis kanopi atau peralatan yang digunakan. Jenis peralatan untuk paralayang adalah kanopi lebar atau kerap disebut juga paraglider.
Peralatan ini menyerupai parasut lebar yang dilekatkan pada tubuh dengan tali kekang. Peralatan ini membuat pengguna dapat meluncur dan bermanuver di udara.
Sementara itu, terjun payung menggunakan parasut, yaitu kanopi kain yang berisi udara. Ini memungkinkan bobot berat pengguna turun perlahan demi menghindari benturan keras, dan ditujukan sebagai rem.
Baca Juga: Pacu Adrenalinmu dengan 10 Olahraga Ekstrem Ini
3. Cara Terbang
Perbedaan terjun payung dan paralayang terakhir adalah cara terbang atau lepas landas. Umumnya, paralayang mempunyai tempat untuk terbang sendiri dan bisa jauh sekali bergantung durasi terbang.
Lokasi peluncuran paralayang antara lain lereng bukit, gunung, atau tepi pantai. Dengan durasi terbang satu hingga dua jam, kamu akan menempuh jarak ratusan kilometer.
Sebelum terbang, kamu biasanya akan diberi peralatan terjun payung yang relatif lengkap dalam sebuah ransel. Lalu, pilot akan berada di harness, atau lebih tepatnya di bawah sayap kain parasut.
Sementara itu, terjun payung bisa membuatmu terbang sangat tinggi atau sangat rendah. Pembukaan parasut sebagai peralatannya sendiri tergantung dari ketinggian terbang yang kamu coba.
Pesawat yang digunakan untuk terjun payung biasanya pesawat ringan seperti Cessna 172 atau Cessna 182. Selama terjun, parasut akan dibuka terlebih dahulu. Lalu, kamu bisa mengontrol arah dan kecepatannya.
Baca Juga: 10 Spot Paralayang Terbaik Di Indonesia. Cocok Bagi Kamu Yang Suka Tantangan!
Menginap dengan Aman? Ya di Bobobox!
Habis mencoba terjun payung atau paralayang, enaknya istirahat di Bobobox. Hotel kapsul ini menawarkan fasilitas seperti kode QR yang menjaga barang berhargamu dari tangan-tangan usil.
Tak hanya itu, ada juga fasilitas futuristik lainnya yang bisa membuatmu betah: lampu LED, Wi-Fi kencang, dan juga smart pad untuk mengontrol tiap aksi di pod.
Untuk reservasi dan informasi lebih lanjut, unduh dulu aplikasi Bobobox di sini.
Header photo: @ralphburrows dan @quang-nguyen-vinh-222549 via Pexels