Mengenal Perbedaan Snorkeling dan Diving

Mengenal Perbedaan Snorkeling dan Diving

Snorkeling dan diving sama-sama merupakan kegiatan air untuk menikmati keindahan bawah laut. Namun, keduanya menawarkan cara berbeda untuk menikmati keindahan tersebut.

Lalu, apa sajakah perbedaan snorkeling dan diving? Simak lebih lanjut di bawah ini!

5 Perbedaan Snorkeling dan Diving

1. Peralatan       

Peralatan

Sumber: @nicksarvari via Unsplash

Perbedaan snorkeling dan diving paling umum terletak pada peralatan yang digunakan.

Sesuai namanya, snorkeling memerlukan kacamata selam dan snorke, yaitu selang berbentuk huruf J yang dipasang di mulut sebagai alat bantu pernapasan.

Kaki katak sebenarnya bukan barang wajib bagi snorkeler, namun alat bantu ini bisa memudahkan kamu untuk berenang lebih jauh dan lama jika sudah terbiasa menggunakannya.

Bagi yang kesulitan mengapung, jaket pelampung juga menjadi keharusan saat snorkeling.

Tidak ada ketentuan khusus untuk pakaian. Kamu bisa mengenakan pakaian renang, kaos, atau telanjang dada.

Namun, jika tidak tahan dingin apalagi jika snorkeling di perairan dingin, sebaiknya gunakan wetsuit yang juga bisa melindungi tubuh dari sengatan ubur-ubur dan goresan karang.  

Sementara itu, peralatan untuk diving terbilang lebih rumit dan beragam. Kegiatan ini memerlukan kacamata selam, snorkel, kaki katak, dan wetsuit (baik yang full maupun pendek).

Di perairan tropis, tidak sedikit penyelam lebih memilih mengenakan dive skin, rash guard, celana selam, atau swimsuit.

Selain itu, penyelam juga memerlukan:

  • tangki selam
  • Regulator: berfungsi mengalirkan udara dari tangki ke mulut penyelam dengan mengubah tekanan udara tinggi pada tangki menjadi rendah agar sesuai dengan kebutuhan penyelam
  • Buoyancy Control Device (BCD): berbentuk jaket atau rompi dan berfungsi untuk mengatur daya apung selama menyelam
  • Pressure gauge dan depth gauge: untuk mengetahui kedealaman sekaligus banyaknya udara yang tersisa di dalam tabung oksigen
  • Dive-computer: untuk memperoleh informasi lebih rinci tentang kedalaman, isi tabung kadar nitrogen di dalam tubuh hingga berapa harus beristirahat
  • Weight belt: pemberat berbentuk ikat pingga
  • Sarung tangan
  • Senter
  • Sepatu but
  • Pisau
  • Penutup kepala
  • Diving reel
  • Surface marker buoy

Baca Juga: Nggak Cuma Satu Jenis! Ini Dia 7 Jenis Kegiatan Diving dan Perbedaannya

2. Kedalaman

Perbedaan berikutnya adalah tingkat kedalaman. Dengan bantuan kacamata dan snorkel, snorkeling bisa membawamu menikmati keindahan bawah laut dari permukaan 1-4 meter. 

Dengan kata lain, snorkeler menikmati keindahan bawah laut dengan mengapung di atas permukaan, sementara penyelam bisa “masuk” ke dalam dan bergerak di antara kehidupan bawah laut.

Penyelam bisa menyelam lebih lama dan di kedalaman rata-rata 9-18 meter. Pemula biasanya bisa turun hingga kedalaman 12 meter sedangkan penyelam bersertifikat bisa sampai 18 meter. 

Untuk kedalaman maksimal, PADI (Asosiasi Profesional untuk Instruktur Menyelam) menganjurkan titik kedalaman maksimal tidak lebih dari 40 meter.

Namun, penyelam teknis bisa melampaui batas kedalaman tersebut sehingga bisa menyelam sampai 50-106 meter dan bahkan lebih.

3. Pasokan Udara

Pasokan Udara

Sumber: @sebaspenalambarri via Unsplash

Karena hanya mengandalkan alat snorkel atau selang untuk bernapas, snorkeling memperoleh pasokan udara dari atas permukaan air.

Dengan posisi wajah menghadap ke bawah, snorkeler harus mengambil napas lewat mulut sedangkan hidung biasanya tertutup oleh kacamata.

Sementara itu, penyelam perlu membawa tangki selam di punggung yang biasanya berisi sekitar 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen dan 0,96% gas lainnya di atmosfer.

Mereka memperoleh udara dari tangki melalui selang yang terhubung dengan tangki dan regulator di mulut.

Berkat tangki udara ini, penyelam bisa bertahan di dalam air selama 20 menit sampai satu jam, tergantung pada isi tangki dan kemampuan penyelam.

4. Teknik

Perbedaan snorkeling dan diving berikutnya adalah dari segi teknik. Karena dilakukan di permukaan, snorkeling tidak memerlukan kemampuan khusus.

Kamu tidak perlu bisa berenang, tapi merasa nyaman di air menjadi keharusan agar kegiatan menjadi pengalaman menyenangkan.

Orang yang tidak bisa berenang biasanya akan dibekali dengan jaket pelampung agar tubuhnya bisa mengapung. Dalam kasus ini, snorkeling pun biasanya dilakukan di air dangkal.

Lain halnya dengan snorkeling, diving memerlukan sertifikat khusus yang melibatkan latihan intens.

Pelatihan khusus ini biasanya memakan waktu antara 3-4 hari dan berisikan pembelajaran teori, dasar-dasar menyelam, serta prosedur keselamatan.

Lebih detailnya, kamu akan belajar tentang:

  • istilah dalam diving
  • penggunaan alat bernapas dan cara berenang di bawah air
  • teknik pernapasan
  • cara mengatur oksigen
  • dekompresi
  • batas maksium berada di kedalaman
  • latihan menyelam di kolam renang
  • empat kali menyelam di perairan terbuka

5. Pemandangan yang Dilihat

Pemandangan bawah laut yang bisa kamu lihat juga menjadi pembeda antara snorkeling dan diving. Semakin dalam penyelaman, maka semakin banyak keindahan yang tersingkap.

Karena melihat dari permukaan, pemandangan bawah laut saat snorkeling lebih terbatas sedangkan diving tentunya lebih beragam.

Baca Juga: Sebelum Mulai Diving, Intip 7 Tips Diving untuk Pemula yang Wajib Kamu Ketahui!

Mana yang Cocok untuk Kamu, Diving atau Snorkeling?

Snorkeling dan diving sama-sama memberikan kepuasan dalam menikmati keindahan laut, tergantung pada kenyamanan serta harapanmu akan pengalaman yang akan kamu dapat.

Beberapa faktor berikut ini bisa menjadi pertimbangan.Bobocabin Bobobox

1. Murah atau Mahal?

Murah atau Mahal - perbedaan snorkeling dan diving

Sumber: Dan Gold via Unsplash

Jika bujet kamu terbatas, maka snorkeling bisa menjadi pilihan saat ingin menikmati keindahan bawah laut.

Seperti yang diejaskan sebelumnya, snorkeling tidak memerlukan kemampuan khusus. Alat bantu yang digunakan juga cukup sederhana. Kamu hanya perlu mengeluarkan uang ratusan ribu. 

Lain halnya dengan diving. Untuk pelatihan, kamu perlu menyiapkan dana sekitar Rp5–7 jutaan.

2. Melihat Terumbu Karang

Karena terbilang sederhana, banyak orang beranggapan bahwa melihat terumbu karang sebaiknya tidak dengan snorkeling, melainkan diving.

Di satu sisi, diving memang memberikan kesempatan lebih luas untuk mengeksplorasi kehidupan bawah laut.

Namun, jika tujuanmu adalah melihat warna-warni terumbu karang, maka snorkeling di perairan sedalam 1–6 meter adalah pilihan yang tepat.

Sebagai informasi, terumbu karang umumnya hidup di pinggir pantai atau area yang masih terkena cahaya matahari, kurang lebih hingga 50 meter di bawah permukaan laut.

Sementara itu, diving lebih cocok untuk kamu yang suka tantangan dan ingin mencoba pengalaman baru.

Saat diving, kamu bisa merasakan sensasi terbang atau melayang, melihat ikan-ikan besar dan unik, tarian ikan pari, gurita yang keluar dari lubang, kura-kura yang membersihkan tempurungnya, hingga mengeksplorasi kapal karam.

3. Kemampuan

perbedaan snorkeling dan diving berdasarkan Kemampuan

Sumber: Bobbi Wu via Unsplash

Untuk snorkeling, memiliki kemampuan berenang sangat dianjurkan agar kamu lebih mudah bergerak dan tidak ketakutan saat berada di laut.

Namun, jika tidak bisa berenang atau merupakan perenang yang kurang berpengalaman, hal ini tidak jadi masalah.

Hanya saja, pastikan kamu tidak panik saat turun ke laut, telah mengenakan jaket pelampung, dan selalu mengikuti arahan instruktur.

Selain itu, snorkeling juga bisa dinikmati segala usia. Dasar-dasarnya bisa kamu pelajari dalam 30 menit atau bahkan kurang.

Sementara itu, berenang menjadi kemampuan wajib untuk mengikuti kegiatan diving. Jika kamu tidak bisa berenang dan ingin mencoba diving, itu bisa diatur.

Namun, ada beberapa masalah yang menjadi perhatian, yaitu waktu lebih lama karena kamu harus belajar berenang sekaligus diving serta rasa percaya diri.

Orang yang sudah bisa berenang biasanya akan percaya diri saat menyentuh air, sedangkan mereka yang tidak bisa berenang akan merasa panik dan takut saat kaki tidak menyentuh tanah.

Selain berenang, kamu juga memerlukan pelatihan dan sertifikat.

4. Waktu dan Kesiapan

Jika kamu tidak banyak waktu luang, maka snorkeling adalah kegiatan yang tepat saat ingin melihat keindahan laut.

Kamu bahkan bisa melakukannya di hari terakhir liburan karena snorkeling tidak memerlukan banyak perencanaan dan persiapan.

Dengan berbekal peralatan sederhana untuk snorkeling, kamu bisa menceburkan diri dan keluar masuk air sebanyak yang kamu mau.

Hal ini tentunya berbeda dengan diving yang memerlukan banyak persiapan dan peralatan. 

Diving lebih memakan waktu karena kamu perlu meluangkan beberapa hari untuk latihan sebelum benar-benar bisa menyelam.

Selain itu, penyelam juga tidak boleh langsung terbang dengan pesawat setelah menyelam. Kamu dianjurkan untuk menunggu setidaknya 18–24 jam sebelum terbang.

Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kelebihan nitrogen sehingga kamu bisa terhindari dari risiko penyakit dekompresi.

Jika total menyelamnya lebih dari satu kali dalam beberapa hari, maka kamu harus mengunggu satu hingga tiga hari sebelum bisa menaiki pesawat.

Dengan kata lain, semakin banyak kamu menyelam, semakin tinggi risiko terkena dekompresi jika langsung terbang.

5. Risiko Bahaya

Snorkeling terbilang lebih aman daripada diving. Karena itu, snorkeling lebih cocok bagi kamu yang ingin menghindari bahaya.

Namun, kamu tetap harus berhati-hati saat melakukannya. Bahaya paling memungkinkan dalam kegiatan ini adalah:

  • dehidrasi
  • kulit terbakar
  • kelelahan
  • kram
  • terkena luka akibat goresan atau benturan dengan batuan dan terumbu karang
  • bersentuhan dengan biota laut beracun
  • tenggelam   
  • terpisah dari kelompok karena terbawa arus
  • tabrakan dengan perahu yang melintas
  • sementara itu, risiko yang harus kamu hadapi jika memilih menyelam meliputi:
  • penyakit dekompresi
  • keracunan oksigen
  • narkosis nitrogen
  • terpisah dari kelompok
  • tenggelam
  • tabrakan dengan kapal atau baling-baling kapal, terutama saat naik ke permukaan

Melihat risiko bahayanya, diving sangat cocok bagi kamu yang suka berpetualang dan kegiatan menantang.

Kondisi tubuh juga harus fit dan orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu biasanya memerlukan izin dokter jika ingin menyelam.

Selain itu, orang dengan masalah paru-paru, jantung, atau tengah hamil tidak dianjurkan mengikuti kegiatan ini.

Baca Juga: 7 Macam Olahraga Udara yang Patut Dicoba Sekali Seumur Hidup

Menyatu dengan Alam bersama Bobocabin

Menyatu dengan Alam bersama Bobocabin

Ingin merasakan pengalaman menginap di tengah alam tanpa ribet? Staycation di Bobocabin bisa menjadi solusi yang tepat!

Mengusung konsep futuristik lengkap dengan teknologi Internet of Things, Bobocabin siap menemani kamu merasakan tenangnya alam dalam balutan teknologi canggih.

Untuk masalah internet, kamu tidak perlu khawatir. Bobocabin tentunya sudah menyediakan Wi-Fi kencang demi memperlacar semua kegiatan daring kamu.  

Pilihan lokasinya pun beragam, mulai dari Bobocabin Ranca Upas, Cikole, Toba, Kintamani, Gunung Mas, Malang, Baturraden, hingga Sumba.

Yuk reservasi Bobocabin sekarang!

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles