mengenal jet lag setelah naik pesawat

Mengenal Apa Itu Jet Lag: Fenomena Perubahan Tubuh setelah Naik Pesawat

Jet lag merupakan sebuah kondisi gangguan tidur berupa rasa kantuk pada siang hari dan sulit tidur pada malam hari. Kondisi ini umumnya terjadi  setelah melakukan perjalanan jarak jauh dengan pesawat dan melewati zona waktu yang berbeda. Kondisi inilah yang kemudian membuat tubuh tidak bisa langsung menyesuaikan diri dengan waktu setempat.

Gangguan tidur ini bisa terjadi karena tubuh memiliki jam biologis yang masih sama dengan zona waktu sebelumnya. Jam biologis tersebut dinamakan irama sirkadian. Ketika seseorang mengalami gangguan irama sirkadian maka ia akan cenderung terjaga pada siang hari dan tidur pada malam hari.

Oleh karena itu semakin banyak zona waktu yang dilewati, maka semakin besar pula kemungkinan seseorang mengalami jet lag. Seseorang bisa mengalami kondisi jet lag ini dalam beberapa hari atau bahkan minggu.

Penyebab Jet Lag

Faktanya tubuh manusia memiliki jam biologis sendiri dengan siklus yang sama dengan waktu perputaran bumi yaitu 24 jam. Saat seseorang mengalami kondisi gangguan tidur ini maka bisa dipastikan salah satu penyebabnya adalah perubahan zona waktu dengan jam biologis. Hal ini dikarenakan tubuh kesulitan untuk beradaptasi dengan jam istirahat di zona waktu yang berbeda. Selain itu beberapa penyebab lainnya yang bisa memicu terjadinya jet lag diantaranya adalah:

  • Terjadinya perubahan tekanan udara di dalam kabin pesawat
  • Ketinggian pesawat dari permukaan laut
  • Kelembapan udara yang rendah di dalam pesawat

Baca Juga: Bobobox Pods Juanda: Resapi Pesona Ibu Kota Langsung Dari Pusat Wisata Ikonik Jakarta

Faktor Risiko Jet Lag

Pintu dan Jendela Darurat Pesawat (Photo by Tim Gouw on Unsplash)

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami jet lag, atau mengalami jet lag yang lebih parah dan lebih panjang:

1. Jumlah zona waktu yang dilewati

Penting untuk kamu memahami bahwa jumlah zona waktu yang kamu lewati saat melakukan perjalanan dapat signifikan memengaruhi tingkat dan durasi jet lag yang mungkin kamu alami.

Semakin banyak zona waktu yang dilewati, semakin besar kemungkinan untuk mengalami jet lag yang lebih parah dan berlangsung lebih lama. Mengetahui hal ini memungkinkan kamu untuk lebih baik mempersiapkan tubuh dan mengurangi dampaknya.

Oleh karena itu, saat merencanakan perjalanan lintas zona waktu, perhatikan dengan cermat perbedaan waktu yang akan kamu alami.

2. Terbang ke tempat di mana waktu akan berkurang

Penting untuk memahami bahwa perubahan zona waktu saat bepergian dapat menjadi faktor yang signifikan dalam mengakibatkan jet lag yang lebih parah.

Misalnya, ketika kamu terbang dari Surabaya dan bagian utama Rusia, seperti Moskow, adalah sekitar empat jam, dengan waktu Surabaya lebih cepat. Risiko mengalami jet lag yang lebih panjang bisa lebih tinggi.

Mengetahui perbedaan waktu dan memahami bagaimana hal ini memengaruhi pola tidur dan kesehatanmu dapat membantu kamu untuk lebih siap menghadapi dampak jet lag.

3. Frekuensi bepergian dengan pesawat terbang

Frekuensi bepergian dengan pesawat terbang dapat menjadi faktor risiko yang signifikan dalam mengalami jet lag, terutama bagi mereka yang bekerja sebagai pilot, pramugari atau pramugara, dan pebisnis yang sering melakukan perjalanan udara.

Mengetahui bahwa pekerjaan yang melibatkan perjalanan rutin dengan pesawat dapat meningkatkan kemungkinan mengalami jet lag yang lebih parah, penting untuk mengenali cara mengelola dan meminimalkan dampaknya.

4. Usia lanjut

Pada lansia, proses adaptasi ini umumnya membutuhkan waktu lebih panjang, yang dapat meningkatkan risiko mengalami jet lag yang lebih parah dan berlangsung lebih lama.

Mengetahui hal ini, kamu dapat memberikan perhatian khusus terhadap pola tidur dan kesehatanmu ketika melakukan perjalanan, serta mengambil langkah-langkah pencegahan seperti menyesuaikan jadwal tidur sebelum perjalanan.

Dengan begitu, kamu dapat mengurangi risiko jet lag dan memberikan kenyamanan ekstra pada perjalananmu, terutama jika kamu termasuk dalam kelompok usia lanjut.

5. Kondisi pesawat yang tidak nyaman

Faktor-faktor seperti tekanan udara di kabin, kursi yang sempit, dan kondisi kabin pesawat yang kurang nyaman dapat meningkatkan risiko mengalami jet lag yang lebih parah dan berlangsung lebih lama.

Mengetahui hal ini, kamu dapat memilih maskapai dan penerbangan yang memberikan kenyamanan ekstra, seperti kursi yang lebih lapang dan kondisi kabin yang mendukung tidur.

Dengan melakukan pemilihan yang tepat, kamu dapat mengurangi dampak negatif dari faktor-faktor tersebut dan menjadikan perjalananmu lebih menyenangkan serta mengurangi risiko jet lag.

6. Konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol secara berlebihan saat melakukan perjalanan udara dapat memperparah gejala jet lag.

Faktor ini dapat memengaruhi kualitas tidur dan irama biologis tubuh, meningkatkan risiko mengalami jet lag yang lebih parah dan berlangsung lebih lama.

Gejala Jet Lag

Kondisi gangguan tidur ini tidak hanya dapat terjadi pada orang dewasa tapi dapat dirasakan oleh siapa saja, baik bayi, anak-anak, maupun lansia. Gangguan tidur ini juga bisa dialami oleh ibu hamil yang bepergian dengan pesawat dalam waktu yang lama. Beberapa gejala yang dapat dirasakan akibat jet lag diantaranya adalah:

  • Sulit berkonsentrasi
  • Perubahan mood dan mudah tersinggung
  • Mudah lupa
  • Mual
  • Sakit kepala atau pusing
  • Gangguan pencernaan seperti diare dan sembelit
  • Dehidrasi
  • Gangguan dalam bergerak
  • Gangguan kecemasan
  • Jantung berdebar

Kapan Harus ke Dokter?

Jet lag adalah gangguan tidur yang terjadi sementara dan sangat bergantung pada berapa zona waktu yang dilewati. Gangguan tidur ini sangat normal dan wajar terjadi jika kamu sedang dalam perjalanan ke negara dengan zona waktu yang berbeda.

Umumnya, kamu memerlukan waktu adaptasi dan istirahat selama 1–2 hari untuk sembuh dari jet lag akibat melewati satu zona waktu.

Penting untuk digaris bawahi lamanya kondisi gangguan tidur ini terjadi akan tergantung dengan banyakya zona waktu yang dilewati. Sebagai contoh, jika kamu melewati enam zona waktu maka kamu mungkin akan membutuhkan setidaknya 3–5 hari untuk sembuh.

Jika kondisi jet lag menyebabkan gangguan tidur yang lebih lama dari seharusnya, segeralah untuk konsultasikan ke dokter terutama bagi kamu yang memiliki riwayat penyakit tertentu seperti penyakit jantung.

Pengobatan dan Pencegahan Jet Lag

Lalu kira-kira apa yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi jet lag? Simak tipsnya berikut ini:

  1. Kamu bisa coba antisipasi perubahan zona waktu (time zone). Pastikan untuk tidur dan bangun lebih cepat atau lebih lama dari biasanya sejak beberapa hari sebelum penerbangan.
  2. Untuk menghindari gangguan tidur ini kamu bisa memilih penerbangan yang tiba di tujuan pada siang menjelang sore.
  3. Usahakan untuk tidak tidur hingga pukul 22:00 waktu setempat.
  4. Ubah jam pada gadget dan jam tangan kamu sesuai dengan waktu di tempat tujuan sehingga kamu bisa segera menyesuaikan aktivitas dengan waktu setempat.
  5. Pastikan tubuh kamu senantiasa terhidrasi dengan minum air putih secukupnya baik selama penerbangan maupun setelah tiba di tujuan. Penting bagi kamu untuk mencegah terjadinya dehidrasi yang dapat memperparah gejala jet lag.
  6. Hindari konsumsi minuman beralkohol dan berkafein 3–4 jam sebelum waktu tidur mengingat kedua minuman tersebut dapat membuat kamu kesulitan susah tidur.
  7. Konsumsi makanan berat pun sebaiknya kamu hindari sesaat sebelum pesawat mendarat.
  8. Saat sampai tempat tujuan kamu bisa memastikan untuk terpapar sinar matahari karena berdiam diri di dalam ruangan hanya akan memperparah gejala jet lag.
  9. Ketika kamu sedang tidur di pesawat kamu bisa menggunakan penyumbat kuping dan penutup mata untuk mengurangi suara dan cahaya agar kamu dapat beristirahat maksimal dan tidak kelelahan atau kurang tidur.

Baca Juga: Menunggu Lama di Bandara? Yuk, Nongkrong Santai Dulu di 7 Cafe dan Restoran Hits di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta Berikut Ini!

Bobobox Airport Hub, Solusi Istirahat Tenang di Bandara!

Flight kamu delay? Capek setelah melakukan penerbangan panjang? Atau jarak waktu penerbangan transit masih cukup lama? Yuk, istirahat dengan tenang di Bobobox Airport Hub! Gimana? Lokasinya strategis banget kan dan mudah diakses. Kamu bisa menggunakan commuter line dan berhenti di Stasiun Juanda atau TransJakarta dan turun di Halte Juanda. Murah dan mudah!

Bobopod menyediakan beragam fasilitas yang dapat menjamin kenyamananmu selama beristirahat. Kamu dapat mengatur pencahayaan sesuka hati biar menginap jadi lebih nyaman.

Perhatikan suasana apa yang bakal kamu dapat dan buktikan sendiri sebelum datang langsung ke tempatnya. Meskipun lokasinya sangat strategis dan fasilitasnya keren-keren, kamu tidak perlu khawatir harus merogoh kocek yang dalam untuk menginap di Bobopod Juanda.

Tenang saja, harga yang ditawarkan Bobopod Juanda relatif terjangkau dan tidak akan menguras dompet kamu. Anggaran kamu untuk berwisata di sekitar pusat Jakarta pun tidak akan terganggu. Tertarik mencoba? Yuk segera reservasi melalui aplikasi Bobobox dan dapatkan pengalaman menginap di pusat kota Jakarta!

 

Foto utama oleh: @all_who_wander via Unsplash

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles