batu pandang ratapan angin dieng

Jelajah Keindahan Batu Pandang Ratapan Angin Dieng

Sahabat Bob, kamu sedang mencari destinasi wisata di Dieng yang dijamin membuat jiwa petualang kamu meronta-ronta? Sudah pernah mengunjungi Batu Pandang Ratapan Angin belum? Sayang banget nih, kalau belum!

Batu Pandang Ratapan Angin tuh bukan sekadar tempat lihat-lihat pemandangan, tetapi juga semacam titik rahasia yang memberikan kamu sudut pandang paling strategis buat menikmati dua danau legendaris di Dieng, Telaga Warna dan Telaga Pengilon!

Tempat ini letaknya nggak jauh dari pusat Desa Dieng, aksesnya gampang, dan tiket masuknya juga ramah di kantong. Buat yang suka spot foto kece tetapi nggak ingin trekking berat, tempat ini juga pilihan yang pas.

Nah, sebelum kamu menjelajahi keajaiban tanah air satu ini, ada baiknya kamu pelajari seluk-beluk Batu Pandang Ratapan Angin terlebih dahulu. Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini!

Legenda Batu Pandang Ratapan Angin

Bukit Sikunir Dieng

Photo: sembungan-kejajar.wonosobokab.go.id

Jauh sebelum tempat ini ramai dikunjungi wisatawan, Batu Pandang Ratapan Angin punya reputasi sebagai lokasi penuh cerita menyedihkan. Di balik keindahan panoramanya, ternyata ada kisah kelam yang melekat kuat di antara dua batu besar itu, Sahabat Bob. 

Konon katanya, dulu ada seorang pangeran dari kerajaan Dieng yang dihantam kenyataan pahit. Istrinya selingkuh dengan prajurit kepercayaannya sendiri. Hal ini tidak hanya membuat dia patah hati, tetapi murka. Dengan amarah yang nggak bisa dibelenggu, sang pangeran langsung mengutuk istri dan ajudannya menjadi batu besar yang sekarang dinamakan Batu Pandang Ratapan Angin. 

Bentuknya pun mencolok, satu berdiri tegak dan satu lagi lebih datar, seakan melambangkan kedua pasangan berdosa itu yang sedang bersebelahan, berlutut meminta maaf di depan sang pangeran.

Dari cerita ini juga lahir nama “ratapan angin.” Warga sekitar percaya kalau kamu duduk lama-lama di sekitar batu itu, apalagi saat angin berhembus kencang, kamu bisa mendengar suara angin yang mendesis lirih layaknya tangisan seseorang. 

Bukan cuma karena efek alam, melainkan dipercaya itu adalah tangisan abadi dari dua orang yang menyesali keputusan dan tindakan mereka dulu.

Baca juga: First Timer? Ini 10 Gunung yang Cocok untuk Pendaki Pemula!

Daya Tarik Batu Pandang Ratapan Angin

Telaga Warna Telaga Pengilon, tempat wisata dieng

Photo: visitjawatengah.jatengprov.go.id

1. Menikmati Keindahan Alam dari Ketinggian

Begitu sampai di lokasi, hal pertama yang bakal kamu rasain adalah angin dingin khas Dieng yang nyambut kamu dari atas bukit. Lokasinya memang strategis banget, berada di dataran tinggi yang bikin seluruh pemandangan terbuka lebar di depan mata.

Tempat ini cocok untuk kamu yang ingin rehat sejenak dari riuh kota dan cari perspektif baru, secara harfiah dan batin. Di titik ini, kamu bisa duduk santai, foto-foto, atau mungkin sekadar diem menikmati sekeliling sambil tarik napas panjang.

2. Pemandangan Telaga Warna & Telaga Pengilon

Salah satu daya tarik utama di sini adalah pemandangan dua telaga ikonik: Telaga Warna dan Telaga Pengilon. 

Dari atas Batu Pandang, kamu bisa lihat langsung dua danau bersebelahan ini, semacam sepasang lukisan alami yang warnanya bisa berubah tergantung pantulan cahaya matahari.

Telaga Warna biasanya tampil lebih mencolok dengan gradasi biru, hijau, kadang agak ungu, sementara Telaga Pengilon lebih tenang, bening, dan jernih kayak kaca. 

Baca juga: 7 Pilihan Wisata Malam Dieng yang Seru

3. Flying Fox

Kalau Sahabat Bob adalah tipe orang yang suka menantang adrenalin, tempat ini juga punya wahana flying fox yang siap membawa kamu meluncur cepat dari satu titik ke titik lain dengan panorama menakjubkan. Wahananya nggak terlalu ekstrem, tetapi cukup bikin jantung berdebar apalagi kalau kamu belum pernah coba sebelumnya.

4. Melintas Jembatan Merah Putih

Jembatan Merah Putih di Batu Ratapan Dieng bukan cuma sekadar penghubung dua bukit, melainkan juga salah satu spot foto yang paling ikonik di sana. 

Dengan warna mencolok dan struktur gantung yang membentang di atas jurang kecil, jembatan ini memberikan sensasi berjalan di atas awan, apalagi kalau kamu datang pagi-pagi waktu kabut masih turun tipis. 

Banyak pengunjung yang sengaja datang cuma buat bisa ambil foto di tengah jembatan sambil latarnya hamparan Telaga Warna di kejauhan.

Rute Menuju Batu Pandang Ratapan Angin

Sikunir Dieng. Desa Sembungan

Photo: Ake Widyastomo via Unsplash

Rute dari Wonosobo Kota

Melansir dari Kompas, dari pusat Kota Wonosobo, perjalanan menuju lokasi menempuh jarak sekitar 27–28 km dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam. Rute yang dapat diambil adalah melalui Jalan Raya Wonosobo-Dieng. 

Setelah melewati kawasan Dieng, kamu akan menemukan pertigaan, lalu belok kiri ke arah Telaga Warna. Lanjutkan perjalanan sekitar 1,5 km hingga menemukan pertigaan lagi, kemudian belok kiri menuju Dieng Plateau Theater. 

Lokasi Batu Pandang Ratapan Angin berada dekat dengan Dieng Plateau Theater.

Rute dari Nol Kilometer Dieng

Dari titik Nol Kilometer Dieng, perjalanan menuju Batu Pandang cukup dekat, kok. Ikuti saja jalan utama menuju arah Telaga Warna. 

Setelah melewati kawasan Telaga Warna, kamu akan menemukan petunjuk arah menuju Dieng Plateau Theater. Belok kiri mengikuti petunjuk tersebut, dan kamu akan tiba di area parkir Dieng Plateau Theater. 

Dari sini, Batu Pandang Ratapan Angin dapat dicapai dengan berjalan kaki sekitar 50 meter.

Baca juga: Jangan Lupa Membawa 8 Oleh-Oleh Khas Wonosobo Ini Pulang!

Rute dari arah Bobocabin Dieng Pass

Bobocabin Dieng Pass terletak di kawasan Dieng, sehingga akses menuju Batu Pandang Ratapan Angin pun cukup mudah. 

Dari penginapan, arahkan kendaraanmu ke Jalan Raya Dieng ke arah Telaga Warna. Setelah melewati Telaga Warna, ikuti petunjuk menuju Dieng Plateau Theater. Belok kiri mengikuti petunjuk tersebut, tiba deh, di area parkir Dieng Plateau Theater!

Dari sini, Batu Pandang Ratapan Angin dapat kamu capai dengan berjalan kaki sekitar 50 meter.

Rute dari Batang

Dari Batang, perjalanan menuju Batu Pandang Ratapan Angin menempuh jarak sekitar 40-50 km dengan waktu tempuh sekitar 1-2 jam. Rute yang dapat diambil adalah melalui Jalan Raya Batang-Wonosobo menuju Kota Wonosobo. 

Dari Kota Wonosobo, ikuti rute yang telah dijelaskan sebelumnya menuju Batu Pandang Ratapan Angin.

Syahdunya Menginap di Bobocabin Dieng Pass, Batang

Bobocabin Dieng Pass, Batang

Photo: Bobobox Internal Asset

Kalau kamu sudah memutuskan untuk eksplor Batu Pandang Ratapan Angin, sayang banget kalau nggak sekalian menginap di Bobocabin Dieng! Lokasinya strategis, tidak jauh dari spot-spot hits di Dieng, jadi kamu bisa beristirahat tanpa harus meninggalkan suasana pegunungan yang asri, sejuk, dan bikin damai.

Yang bikin Bobocabin makin asik, tiap unit kabinnya udah dilengkapi smart system, mulai dari smart lock pake QR code sampai touch panel buat mengatur lampu dan AC. Desain kabinnya juga modern tetapi tetap menyatu sama suasana alam.

Baca juga: Panduan dan Rute Menuju Bobocabin Dieng Pass, Batang

Bobocabin Dieng Pass, Batang

Photo: Bobobox Internal Asset

Dinding kaca besar bikin kamu bisa lihat hamparan kabut pagi dan pepohonan pinus langsung dari kasur. Jadi, meski lagi “camping”, kamu tetap dapet kenyamanan yang maksimal. Nggak ada tuh, cerita kedinginan atau tidur nggak nyenyak!

Nah, untuk reservasi dan informasi tentang Bobocabin Dieng Pass selengkapnya, langsung saja download aplikasi Bobobox, yuk!

 

Penulis: Samala Mahadi

Featured photo: Falaq Lazuardi via Unsplash

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles