Tak hanya menawarkan pesona alam yang menakjubkan, Sumatra Utara juga merupakan surga budaya yang kaya. Hanya dengan berkunjung ke Medan saja, kamu dapat mempelajari berbagai tradisi dan kesenian tradisional Medan unik dari berbagai suku yang ada.
Mulai dari Suku Batak, Suku Nias, Suku Karo, dan lainnya, kamu dijamin tidak akan pernah merasa bosan saat berlibur ke Sumatra Utara. Beberapa di antaranya bahkan menawarkan pertunjukan yang tak kalah seru dibanding drama teater modern!
Penasaran kesenian tradisional apa saja yang bisa kamu temukan di Medan? Yuk, intip berbagai seni budaya yang dapat kamu pelajari di bawah ini.
Baca Juga: Wajib Coba, Inilah 20 Kuliner Medan Halal yang Menggugah Selera
6 Kesenian Tradisional Medan yang Tak Boleh Kamu Lewatkan
1. Tari Tor-Tor
Tari tor-tor merupakan jenis seni tari yang menggunakan teknik menghentakkan kaki di atas alas papan rumah adat suku Batak. Dari suara hentakan kaki itu lah, nama tor-tor menjadi lekat dengan seni tari ini.
Mulanya, tari tor-tor merupakan sejenis tarian ritual yang menjadi bagian dari upacara kesembuhan, kematian, dan lainnya. Seiring dengan masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia, tarian ini pun tidak lagi terbatas sebagai tarian upacara tertentu dan menjadi jenis tarian yang ditampilkan dalam pertunjukan hiburan masyarakat Batak.
Selain hentakan kaki, tari tor-tor juga ditandai dengan pakaian yang unik dengan iringan alat musik gondang. Lewat tarian ini, masyarakat tanah batak mengungkapkan keluh kesah dan harapan yang mereka harap dapat tersampaikan langsung kepada Tuhan.
2. Tari Gundala-Gundala
Kesenian tradisional Medan selanjutnya adalah tari gundala-gundala yang berasal dari Suku Karo. Uniknya, seni tari ini bukanlah jenis tarian pertunjukkan biasa – melainkan tarian yang memiliki maksud untuk memanggil hujan!
Umumnya, tari gundala-gundala dilakukan pada musim kemarau panjang untuk memastikan bahwa tanaman-tanaman di pertanian dapat bertahan hidup.
Untuk dapat melakukan ritual tari gundala-gundala, sang penari harus menggunakan topeng kayu yang unik dan baju polos yang longgar. Diiringi dengan instrumen musik tradisional berupa gendang, gong, serunai, dan keteng-keteng, penari akan mulai bergerak secara lembut dan mendayu-dayu.
3. Tari Maena
Tari maena adalah jenis tarian tradisional asal Suku Nias yang memiliki makna persatuan dan kebersamaan. Terlebih lagi, tari maena merupakan tarian seremonial yang tidak memiliki batas jumlah penari.
Pada awalnya, tari maena merupakan jenis seni tari yang melengkapi acara pernikahan adat dan merupakan salah satu cara untuk memuji kecantikan mempelai wanita. Namun sekarang kamu dapat melihat pertunjukkan tari maena dalam berbagai acara, seperti pernikahan, acara sambutan, dan seremonial adat Nias lainnya.
Tari maena biasanya diiringi dengan syair-syair merdu. Kemudian para penari akan melakukan berbagai formasi unik yang berfokus pada kombinasi hentakan kaki dan kedua tangan.
Baca Juga: Mengenal Beragam Tradisi dan Budaya Masyarakat Toba, Unik dan Bikin Kagum!
4. Tari Serampang Dua Belas
Seperti namanya, tari serampang dua belas merupakan perpaduan dua belas macam gerakan Melayu Deli. Meskipun awalnya hanya dapat dilakukan oleh penari pria, kini tarian ini ditampilkan oleh pasangan penari pria dan wanita.
Tarian ini memiliki tempo yang cepat, diiringi dengan lagu bertempo rumba. Setiap gerakan dilakukan secara bergantian seiring dengan cerita yang disampaikan. Berikut informasi lengkap jenis gerakan yang digunakan:
- Gerak tari permulaan, pasangan penari bergerak lambat mengelilingi satu sama lain untuk menggambarkan pertemuan pertama kali.
- Gerak tari berjalan yang menandakan tumbuhnya rasa cinta.
- Gerak tari pusing yang menandakan bahwa rasa cinta sudah semakin membuncah, namun masih mereka sembunyikan.
- Gerak tari gila, dengan gerakan lenggak-lenggok khas yang menggambarkan perasaan mabuk asmara.
- Gerak tari sipat, ditandai dengan gerak mata yang memberi isyarat bahwa penari wanita ingin menjalin hubungan dengan penari pria.
- Gerak tari goncat-goncet, ketika sang penari pria sudah menerima isyarat dan menunjukkannya dengan langkah kaki seirama.
- Gerak tari sebelah kaki, keduanya masih ragu untuk menyatakan perasaan namun akhirnya merasa yakin bahwa keduanya memiliki perasaan yang sama.
- Gerak tari langkah tiga, melalui lompatan pada gerakan tarian, hal ini menunjukkan kebahagian kedua pasangan karena telah memulai hubungan.
- Gerak tari melonjak yang menggambarkan rasa berdebar karena menunggu restu dari orang tua.
- Gerak tari datang-endatangi, yang menceritakan proses penari pria dalam meminang penari wanita. Pada bagian ini, masing-masing penari akan diiringi oleh dua kelompok penari lainnya.
- Gerak tari rupa yang menggambarkan proses menuju pelaminan dan rasa bahagia yang sangat besar.
- Gerak tari sapu tangan, ketika dua penari mengeluarkan sapu tangan yang tersambung untuk menunjukkan bahwa mereka tidak akan pernah berpisah.
5. Kain Ulos
Selain tarian, seni budaya di Sumatra Utara juga tercermin melalui kain ulos. Kain yang terbuat dari benang kapas yang diwarnai ini telah digunakan untuk menunjukkan identitas sebagai bagian dari suku Batak.
Secara tradisional, tugas menenun kain ulos umumnya menjadi tugas seorang wanita. Hal ini karena suku Batak percaya bahwa proses menenun memiliki kaitan yang erat dengan peran merawat keluarga dan masyarakat. Oleh sebab itu, proses menenun bukanlah mata pencaharian utama dan hanya dilakukan di waktu senggang – sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.
Kain ulos pun memiliki berbagai warna yang menarik, mulai dari warna netral seperti hitam, hingga warna cerah seperti merah, kuning, dan hijau. Masing-masing kain ulos sendiri memiliki kegunaan yang berbeda, seperti ulos sibolang yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari, ulos ragi hotang yang digunakan untuk acara pernikahan, dan lainnya. Jadi pastikan untuk menggunakannya sesuai dengan kebutuhan, ya!
Baca Juga: Fungsi Kain Ulos Dan Maknanya Bagi Suku Batak
6. Rumah Suku Sumatra Utara
Rumah adat asal Sumatra Utara identik dengan tampilan rumah panggung dengan atap yang runcing. Namun pada kenyataannya, rupanya terdapat berbagai jenis rumah suku adat yang mungkin belum kamu ketahui.
Tiap rumah adat memiliki ukuran, bentuk, dan peruntukan yang berbeda. Contohnya saja rumah adat Karo memiliki ukuran yang paling besar dan atap yang paling tinggi, dengan tinggi mencapai 12 meter, atap terbuat dari ijuk hitam, dan uniknya, dibangun tanpa menggunakan paku!
Tentunya masih banyak lagi rumah suku adat di Sumatra Utara yang tak kalah unik dan menarik! Pastikan untuk kunjungi sebanyak-banyaknya untuk pelajari sejarah dan kegunaannya.
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, Sumatra Utara hanyalah salah satunya. Sumber daya yang berbeda menyebabkan cara hidup yang berbeda juga, sebuah hal yang terefleksi dalam kesenian setempat. Dengan mempelajari budaya daerah tersebut, kita juga bisa mempelajari nilai yang dipegang oleh masyarakat setempat.
Setelah puas mempelajari segala tradisi yang ada di Medan, jangan lupa untuk tenangkan pikiranmu di Bobocabin Signature Kaldera. Dari tiap kabinnya, kamu dapat langsung menikmati pemandangan Danau Toba yang memanjakan mata – tentunya makin nyaman dengan fasilitas modern Internet of Things (IoT) yang tersedia.
Bagi kamu yang ingin berolahraga ringan, kamu bisa trekking sambil menikmati pemandangan Air Terjun Bukit Gibeon yang terletak tak jauh dari lokasi menginap!
Unduh aplikasi Bobobox untuk reservasi dan informasi lebih lanjut, ya!
Penulis artikel: Sheila Lalita
Foto utama oleh: Byrle 3gp via Pexels