Bumi memiliki berbagai lingkungan esktrem yang tidak memungkinkan untuk ditinggali manusia, bisa karena terlalu panas, dingin, kering, dan dalam. Meski begitu, sejumlah spesies hewan ternyata bisa beradaptasi dan bertahan hidup di lingkungan ekstrem tersebut. jenis hewan seperti itu biasanya disebut dengan istilah extremophile. Penasaran apa saja hewan lingkungan ekstrem itu? Yuk simak lebih lanjut.
Unta Arab
Unta Arab biasanya hidup di kawasan Afrika utara dan Asia barat daya. Saat suhu di kawasan tersebut mencapai 49º Celsius, unta bahkan hampir tidak berkeringat, menjadikannya salah satu hewan lingkungan ekstrem.
Kemampuan adaptasi unta memungkinkannya untuk melakukan perjalanan sejauh 160 km tanpa minum air. Namun, hal ini dilengkapi dengan kemampuan mereka meminum 30 galon air dalam 13 menit saja.
Selain itu, unta juga memiliki punuk yang mereka gunakan untuk menyimpan lemak yang dapat mereka ubah menjadi air dan energi saat dibutuhkan. Alis tebal serta bulu matanya yang panjang berperan dalam melindungi mata dari pasir sementara alas kakinya yang besar memudahkannya untuk melangkah di atas pasir dan bebatuan.
Penguin Kaisar
Selain menjadi salah satu burung terbesar di dunia, penguin kaisar juga termasuk hewan lingkungan ekstrem. Saat memasuki musim kawin, hewan endemik Antartika ini harus berhadapan dengan musim dingin Antartika yang gelap, berangin dan dingin.
Suhu rata-rata berada di angka -30º Celsius dan bisa turun hingga -60º Celsius saat badai salju. Suhu tersebut bisa langsung membunuh manusia dalam hitungan menit. Namun, penguin kaisar punya cara tersendiri untuk menghadapi cuaca yang mengancam jiwa itu.
Mereka akan berkumpul dalam satu kelompok besar untuk berbagi kehangatan dan meminimalkan paparan suhu dingin pada tubuh. Secara bergantian, penguin-penguin yang ada di bagian luar dibawa ke tengah sehingga setiap anggota mendapat kesempatan untuk menghangatkan diri.
Baca Juga: Menakjubkan, Ini Dia Jenis-Jenis Burung Terbesar Di Dunia
Jerboa
Jerboa merupakan hewan pengerat dengan penampilan yang unik seperti perpaduan tikus, kelinci dan kanguru. Ukuran jerboa sendiri terbilang kecil, sekitar 5-15 cm dengan ekor panjang yang melebihi panjang tubuhnya, yaitu sekitar 7-25 cm.
Kepalanya seperti tikus dengan telinga yang cukup panjang. Mereka juga memiliki kumis seperti kucing serta dua kaki depan kecil dan dua kaki belakang yang bisa digunakan untuk berlari dan melompat.
Hidup di habitat berpasir gersang seperti Arab, Asia Timur dan Afrika Utara, jerba termasuk hewan tidak pernah minum. Asupan cairan mereka dapatkan dari tanaman serta serangga yang mereka konsumsi, seperti biji-bijian, kumbang dan serangga kecil.
Hewan lingkungan ekstrem ini bertahan hidup dengan cara sederhana dalam menghadapi suhu panas. Mereka akan tidur di lubang bawah tanah yang cukup dalam dan sejuk di siang hari lalu keluar di malam hari saat cuaca lebih dingin untuk mencari makanan.
Katak Kayu
Katak kayu merupakan spesies hewan yang bisa kamu jumpai di kawasan Alaska dan Yukon yang bisa memiliki suhu hingga minus 10-27º Celsius. Untuk menghadapi suhu ekstrem tersebut, katak kayu justru akan mengubur diri di bawah tumpukan daun atau salu lalu membekukan dirinya.
Saat tubuhnya membeku, organ liver akan menghasilkan banyak glukosa yang mereka alirkan ke seluruh sel tubuh. Zat tersebut mencegah pembekuan pada sel dan mengikat molekul air di dalam sel untuk mencegah dehidrasi. Tubuh mereka kembali mencair saat musim semi tiba.
Pupfish
Pupfish merupakan spesies ikan yang bisa kamu jumpai di kawasan Amerika dan Karibia. Saking kuatnya, ikan satu ini bisa hidup di air tawar ataupun asin, suhu rendah maupun tinggi.
Beberapa jenis ikan satu ini bahkan hidup lingkungan yang begitu panas. Salah satunya adalah Devils Hole pupfish yang mendiami Devils Hole di Death Valley National Park, taman nasional terkerng, terpanas dan terendah di Amerika Serikat.
Devils Hole sendiri merupakan semacam oasis dengan ukuran sekitar 2,5 kali 3,5 meter. Suhu rata-rata Devils Hole ini berada di angka 33-34º Celsius. Tingkat konsentrasi oksigen serta suhunya yang tinggi menjadikan oasis ini kawasan mematikan bagi ikan, terkecuali pupfish.
Selain itu, ada juga Julimes pupfish yang hidup di mata air panas El Pandeno, julimes, Chihuahua, Meksiko. Hewan lingkungan ekstrem ini bisa hidup di air dengan suhu mencapai 46º Celsius.
Himalayan Jumping Spider
Jumping spider atau laba-laba peloncat merupakan jenis laba-laba terbanyak di dunia dengan lebih dari 5.000 spesies. Habitatnya juga tersebar di seluruh dunia dan dapat hidup di berbagai ekosistem, mulai dari pegunungan hingga gurun.
Salah satu yang paling ekstrem ditemukan hidup di celah dan retakan bebatuan di ketinggian 6.706 meter Pegunungan Himalaya. Sesuai dengan namanya, laba-laba peloncat ini mampu melompat tinggi di udara hingga 50 kali panjang tubuhnya. Hal ini biasanya mereka lakukan untuk menangkan dan menyantap mangsa berupa serangga yang terbawa terbang oleh angin kencang.
Kumbang Kulit Kayu Datar Merah (Red Flat Bark Beetle)
Red Flat Bark Beetle merupakan salah satu hewan lingkungan ekstrem yang bisa bertahan hidup dengan suhu mencapai minus 34 – 114º Celsius. Kumbang ini berukuran sekitar 1,3 cm dan merupakan hewan asli Arktik.
Sesuai dengan namanya, kumbang kulit kayu datar akan bersembunyi di bawah kulit kayu pohon balsam polar Alaska. Ketika memasuki musim dingin, mereka akan menghadapi suhu ekstrem akibat cuaca dingin dengan mengeluarkan 30-40% cairan tubuh. Sisanya mereka simpan dengan menggunakan protein pelindung jaringan yang terdapat di antara membran-membran selnya untuk mencegah adanya kristal es di dalam sel.
Semut Gurun Sahara
Sesuai dengan namanya, semut Gurun Sahara hidup di kawasan gurun tersebut. Kemampuannya bertahan di lingkungan ekstrem berkaitan dengan kaki semut yang panjang sehingga memudahkannya untuk bergerak cepat.
Semut Gurun Sahara ini bisa mengumpulkan makanan dalam 10 menit saja. Selain itu, kaki panjangnya juga memungkinkan semut untuk menjauhkan tubuh dari pasir yang panas.
Cacing Pompeii
Jauh di bawah permukaan air laut Samudra Pasifik yang tidak terkena paparan sinar matahari, terdapat sejumlah ekosistem di sekitar ventilasi hidrotermal yang terbentuk di dekat gunung berapi bawah laut. Di sekitar ventilasi tersebut, para peneliti telah menemukan kumpulan hewan liar secara virtual dan salah satunya adalah cacing Pompeii.
Baca Juga: Simak Daftar Gunung Api Bawah Laut Di Dunia Berikut Ini Untuk Menambah Wawasanmu!
Hewan lingkungan ekstrem ini diketahui bisa bertahan hidup di suhu mencapai 79 º Celsius. Kemampuan tersebut berkaitan dengan bakteri yang menyelubungi tubuhnya. Cacing Pompeii menghasilkan lendir manis dari bagian punggungnya dan hal tersebut menjadi makanan para bakteri. Bakteri tersebut kemudian menjadi semacam penahan yang melindungi sel tubuh cacing dari panas.
Tardigrada
Dikenal dengan nama beruang air, tardigrada sepertinya masih belum menemukan lingkungan yang tidak bisa ia taklukkan, radiasi sekalipun. Mahluk berkaki delapan ini bisa bertahan dengan suhu 100º Celsius hingga nol mutlak.
Tradigrada ini pernah ditemukan di gurun, gletser, mata air panas, dan bahkan di puncak gunung tertinggi dunia. Makhluk mikroskopis ini bahkan bisa saja sudah hidup di bulan akibat pendaratan darurat pesawat Israel di bulan yang membawa hewan ini sebagai muatannya.
Dalam kondisi yang sangat keras tersebut, tardigrada bertahan hidup dengan mengeringkan diri. Mereka bisa bertahan dalam kondisi kering tersebut hingga bertahun-tahhun lalu kembali aktif saat kembali masuk ke dalam air.
Recharge Energi di Bobobox
Kesibukan sehari-hari terkadang bisa membuat kamu lelah baik secara fisik maupun mental. Agar tidak kehabisan energi, staycation di Bobocabin bisa menjadi solusi yang tepat. Pilihannya pun cukup beragam. Kamu bisa memilih staycation di Ranca Upas, Cikole, Toba, Kintamani, dan Gunung Mas. Apapun pilihan kamu, Bobocabin siap memberikan pengalaman menginap di tengah alam bebalut teknologi canggih. Unduh dulu yuk aplikasi Bobobox untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!