peringatan hari badak sedunia

Selamat Hari Badak Sedunia! Apa Kabar Badak di Indonesia pada Tahun 2022?

Hari Badak Sedunia jatuh pada 22 September setiap tahunnya. Hari istimewa ini memberi kesempatan bagi berbagai organisasi, LSM, pusat konservasi satwa liar, kebun binatang dan bahkan masyarakat untuk menghentikan perburuan liar dan melestarikan spesies badak yang ada dari kepunahan.

Badak merupakan mamalia besar yang termasuk ke dalam famili rhinocerotidae. Di alam liar, badak dewasa tidak memiliki predator yang membahayakan keberadaannya, kecuali manusia. Hal ini berkaitan dengan tubuh badak yang kuat dan cepat sehingga bisa melindungi diri dari hewan liar manapun. Namun, badak muda biasanya menghadapi ancaman dari buaya, predator kucing besar (seperti singa dan hyena), dan anjing liar Afrika.

Meski tak memiliki predator, selama bertahun-tahun, badak dihadapkan pada hilangnya habitat dan terus menjadi target perburuan untuk diambil culanya. Pemburu biasanya menjual cula tersebut di pasar gelap China dan Vietnam.

Keratin pada cula kemudian digunakan untuk pengobatan tradisional yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit, seperti:

  • Kanker
  • Demam
  • Hangover
  • Konvulsi
  • Disfungsi ereksi atau meningkatkan gairah seksual pada pria

Akibatnya, spesies badak di dunia pun terus menurun hingga terancam dan bahkan berada di ambang kepunahan, termasuk di Indonesia. Lalu, bagaimana kabar badak di Indonesia sekarang ini? Yuk, cari tahu lebih lanjut agar Hari Badak Sedunia ini bermakna buat kamu!

Spesies Badak di Indonesia

Untuk menyambut Hari Badak Sedunia, salah satu yang bisa kamu lakukan adalah mencari informasi terkait satwa liar ini, termasuk spesiesnya yang ada di Indonesia. Secara keseluruhan, di dunia ini hanya tersisa lima spesies badak di Afrika dan Asia.

Kelimanya meliputi badak hitam dan putih di Afrika (Diceros bicornis dan Ceratotherium simum), badak India (Rhinoceros unicornis) di India dan Nepal, badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis). Dari namanya, kamu tentu sudah bisa menebak mana saja spesies badak yang ada di Indonesia, yaitu badak Jawa dan Sumatra.

Lalu, apa sih perbedaan keduanya? Badak Jawa umumnya memiliki bobot antara 900-2.300 kg. Mamalia satu ini terkenal dengan sebutan badak bercula satu sebab memang hanya memiliki satu cula. Bahkan, hanya badak jantan yang memiliki cula sementara cula pada badak betina biasanya kecil atau justru tidak ada sama sekali.

Dahulu, badak Jawa pernah hidup secara liar di gunung-gunung di Jawa Barat bahkan hingga di ketinggian 3.000 mdpl. Selain itu, mereka juga tercatat pernah hidup di kawasan Asia Tenggara, China dan India.

Namun, kini sangat sulit untuk menemukan badak Sumatra di alam liar. Dengan populasi yang semakin menurun, habitatnya hanya terkonsentrasi di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Dengan kata lain, kamu tidak bisa menjumpainya bahkan di kebun binatang dunia sekalipun.

Sementara itu, badak Sumatra umumnya memiliki bobot antara 500-960 kg. Bobot tersebut tersebut terbilang kecil dibandingkan spesies badak lainnya sehingga menjadikan badak Sumatra spesies badak terkecil di dunia.

Sama halnya seperti badak Jawa, mamalia asal Sumatra ini juga memiliki nama lain, yaitu badak berambut dan badak bercula dua. Alasannya cukup jelas, yaitu karena badak Sumatra memiliki bulu lebih banyak daripada spesies badak lain. Selain itu, badak Sumatra juga satu-satunya badak Asia yang bercula dua sebab baik badak Jawa maupun India hanya memiliki satu cula.

Keberadaannya tersebar di Provinsi Aceh (Taman Nasional Gunung Leuser), Lampung (Taman Nasional Way Kambas dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan) dan sebagian Provinsi Kalimantan Timur.


Baca Juga: Happy World Sea Turtle Day! Kenali 7 Jenis Penyu Laut Di Dunia Berikut Ini Yuk! Hampir Semua Ada Di Indonesia Loh!


Status Badak Jawa

Adanya Hari Badak Sedunia menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran tentang status kelangkaan badak di dunia. Mengacu pada International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, badak Jawa memiliki status terancam kritis atau critically endangered. Status ini berada satu tingkat di bawah kepunahan di alam liar (extinct in the wild).

Untuk tahun 2022 ini, populasi badak belum mengalami peningkatan. Melansir dari berbagai sumber, per Agustus 2021, populasi badak Jawa berjumlah sekitar 75 ekor di dunia. Menurut penuturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno, jumlah tersebut telah ditambahkan dengan kelahiran empat anak badak di tahun tersebut.

Sebagai informasi, di tahun 2021 kemarin, terdapat rekaman kamera pemantau di Semenanjung Ujung Kulon yang menunjukkan kemunculan dua anak badak Jawa. Kamera tersebut merekam dalam dua kurun waktu berbeda, yaitu April dan Juni 2021.

Berdasarkan informasi dari Tim Monitoring Badak Jawa Taman Nasional Ujung Kulon, kelahiran itu adalah yang kedua di tahun 2021. Sebelumnya, keberadaan satu ekor anak badak betina terekam pada 18 Maret 2021 dari induk bernama Ambu. Sementara itu, satu lagi adalah anak badak jantan dari induk bernama Palasari yang terekam pada 27 Maret 2021.

Meski terbilang minim, menurut data Rhino Monitoring and Protection Unit (RMPU), populasi tersebut sebenarnya telah mengalami pengingkatan. Dalam rentang waktu antara 1999-2005, jumlahnya diperkirakan ada di angka 40-50 ekor saja. Meski mengalami peningkatan, upaya menjaga keberleangsungan pertumbuhan badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon tetap perlu dilakukan.


Baca Juga: Sudah Ada Sejak Zaman Purbakala, Ini Dia Fakta Seputar Buaya Yang Perlu Kamu Ketahui!


Status Badak Sumatra

Di Hari Badak Sedunia 2022, Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK) membawa kabar bahagia dengan kelahiran seekor badak. Sebagai informasi, badak Sumatra juga termasuk ke dalam daftar merah IUCN dengan status terancam kritis. Populasi hewan tersebut di tahun 2022 belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan kurang dari 80 ekor di dunia yang tersebar di sejumlah taman nasional Indonesia.

Kelahiran terbaru terjadi pada 24 Maret 2022 di SRS TNWK. Badak yang terlahir berjenis kelamin betina dan merupakan anak dari badak bernama Rosa dan Andatu. Para dokter hewan dan perawat badak menyaksikan sendiri proses kelahiran badak Sumatra tersebut.

Sejak kedatangan badak Sumatra pertama kali ke SRS TNWK di bulan Januari 1998, SRS telah berhasil melahirkan tiga anak badak. Pertama adalah di tahun 2012 dengan kelahiran Andatu, lalu Delilah (2016) dan yang terbaru anak Rosa dan Andatu (2022). Kelahiran terbaru ini menambah populasi badak di SRS TNWK menjadi delapan ekor.

Sayangnya, jika dibandingkan dengan badak Jawa, populasi badak Sumatra terus mengalami penurunan. Di tahun 1986, keberadaannya tersebar di seluruh Asia tenggara dengan jumlah sekitar 800 ekor di alam liar. Namun, dalam 33 tahun terakhir, jumlah tersebut turun hingga 50% per dekade.

Selain faktor perburuan dan tergerusnya habitat, badak Sumatra juga menghadapi kesulitan dalam bereproduksi. Hewan satu ini terbilang agresif, suka menyendiri, memiliki masa kehamilan atau bunting 16 bulan dan hanya berkembang biak empat tahun sekali. Sifatnya yang agresif mempersulit proses perkembangbiakkan. Karena itu, mereka hanya bisa kawin di waktu-waktu tertentu. Selain itu, badak betina umumnya memiliki masa satu hari dalam waktu 22 hari untuk pembuahan oleh badak jantan.

Berdasarkan laporan Rencana Aksi Darurat Penyelamatan Badak Sumatra 2018-2021 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, badak Sumatra bisa lenyap dalam 10 tahun mendatang tanpa adanya konservasi revolusioner.


Baca Juga: Apa Itu Fostering Hewan? Berikan Mereka Perlindungan Yang Layak!


Recharge Energi di Bobocabin

Kesibukan sehari-hari terkadang bisa membuat kamu lelah baik secara fisik maupun mental. Agar tidak kehabisan energi, healing sambil staycation di Bobocabin bisa menjadi solusi yang tepat. Pilihannya cukup beragam. Kamu bisa memilih staycation di Bobocabin Ranca Upas, Cikole, Toba, Kintamani, Gunung Mas, Batu Malang atau Baturraden.

Apapun pilihan kamu, Bobocabin siap memberikan pengalaman menginap di tengah alam bebalut teknologi canggih. Sebut saja Smart Window, B-Pad, Bluetooth speaker dan moodlamp. Tak hanya itu, Bobocabin juga melengkapi diri dengan fasilitas penunjang seperti Wi-Fi, campfire & barbeque hingga entertainment (board games dan proyektor film) agar keseruan di tengah alam semakin mengasyikkan. Unduh dulu yuk aplikasi Bobobox untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!

 

Foto utama oleh: dlhk.jogjaprov.go.id

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles