Di kalangan pencinta alam, kegiatan trekking dan hiking mulai naik popularitasnya belakangan ini. Hal ini tentunya karena kedua kegiatan tersebut melibatkan berjalan-jalan di alam terbuka.
Meski mirip, keduanya ternyata sangat berbeda, lho. Yuk, ketahui perbedaan trekking dan hiking supaya tidak lagi salah menggunakan istilahnya!
Baca Juga: Ingin Menyegarkan Pikiran? Ini Dia 7 Tempat Trekking Terbaik di Bali!
Perbedaan Trekking dan Hiking
Trekking dan hiking memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, sehingga membutuhkan persiapan yang berbeda pula.
Meski demikian, keduanya memiliki manfaat yang besar bagi kesehatanmu. Selain perbedaan, pelajari juga manfaat trekking dan hiking berikut ini.
1. Tingkat Kesulitan Jalur
Perbedaan trekking dan hiking yang paling signifikan adalah tingkat kesulitan jalurnya.
Trekking melibatkan jalur dan medan yang lebih sulit, di mana pegiatnya seringkali menjelajah dan membuka jalur baru. Contohnya di gunung, pantai, hutan, dan area alam terbuka lainnya.
Pegiat trekking harus lebih siap menghadapi segala bentuk medan. Sebab, pada umumnya, jalur baru memiliki berbagai tantangan yang sulit diprediksi.
Selain itu, jarak tempuh trekking pun cenderung jauh, yaitu mulai dari 50 km hingga 1.000 km.
Sementara itu, kegiatan hiking seringkali menggunakan jalur yang telah ditandai. Jarak tempuhnya pun lebih pendek, yaitu sekitar 30 km hingga 100 km. Ini membuat hiking lebih cocok bagi pemula.
Baca juga: 7 Macam Olahraga Udara yang Patut Dicoba Sekali Seumur Hidup
2. Durasi Waktu Tempuh
Karena tingkat kesulitannya berbeda, tentunya hal ini juga dapat mempengaruhi durasi waktu tempuh. Trekking, karena tingkat kesulitannya lebih tinggi, tentunya membutuhkan waktu lama.
Aspek membuka jalur saat trekking juga memberikan berbagai tantangan, yang membutuhkan waktu untuk dapat diselesaikan.
Selain itu, jalur yang panjang juga menjadi salah satu faktor penentu waktu tempuh. Pada akhirnya, kegiatan trekking dapat memakan waktu berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan.
Lain halnya dengan hiking. Kegiatan ini memanfaatkan jalur yang sudah ada dan bersifat lebih santai. Umumnya, kegiatan hiking hanya memakan waktu beberapa jam hingga seharian.
3. Peralatan
Trekking memerlukan banyak peralatan dan perlengkapan, terutama tas carrier yang mampu menampung setidaknya 50-60 liter barang.
Selain itu, kamu juga perlu menyiapkan peralatan seperti makanan, minuman, tenda, kompas, peta medan, sleeping bag, dan kotak P3K.
Tak hanya itu, kamu juga harus mempertimbangkan medan, aksesibilitas jalan, kondisi cuaca, serta kebutuhan fisik.
Pastikan untuk membawa pakaian yang sesuai dengan cuaca di lokasi tujuan. Pakaian usahakan tertutup agar terhindar dari gigitan serangga dan luka gores.
Sementara itu, hiking membutuhkan peralatan dan perlengkapan yang lebih sedikit. Ransel yang kamu bawa cukup memiliki kapasitas 25-50 liter.
Kamu cukup membawa air minum, makanan, pakaian ganti, dan jangan lupa untuk menggunakan sepatu khusus hiking. Jika ingin berkemah, pastikan juga untuk membawa tenda dan kantong tidur.
4. Akomodasi
Perbedaan trekking dan hiking selanjutnya ada pada akomodasi. Pada saat trekking, kamu cenderung harus lebih pandai menyesuaikan diri dengan medan dan cuaca.
Terkadang, kamu harus memanfaatkan berbagai tempat berteduh lain selain tenda. Sebagai contoh, kamu dapat memanfaatkan gua dibanding harus terguyur hujan di dalam tenda.
Berbeda dengan hiking, yang memiliki berbagai tempat pemberhentian yang lengkap dengan fasilitas tertentu.
Jalur yang ada memang sudah dibuka untuk umum, sehingga kamu dapat beristirahat di berbagai pos yang tersedia.
Bahkan, jika harus bermalam, terdapat area khusus camping dengan keamanan yang terjamin.
Baca Juga: Supaya Aman, 9 Safety Gear Ini Harus Kamu Bawa Saat Pergi Berlibur!
5. Tujuan Kegiatan
Pada akhirnya, kedua tipe kegiatan tersebut memiliki tujuan yang berbeda.
Trekking lebih cocok bagi para petualang yang ingin mencari jati diri. Di tengah perjalanan, pasti akan ada banyak momen untuk mengasah kemampuan dan menemukan berbagai potensi diri.
Sementara itu, hiking adalah kegiatan yang cenderung lebih santai dan bersifat rekreasi. Kegiatan ini cocok dilakukan bersama teman-teman maupun keluarga.
Hiking adalah kegiatan tepat untuk menghabiskan quality time dan menjauhkan diri dari hiruk pikuk perkotaan.
Manfaat Trekking dan Hiking
1. Menurunkan Risiko Penyakit Jantung
Trekking maupun hiking tentunya juga identik dengan kegiatan berjalan. Dengan berjalan, kamu bisa meningkatkan fungsi jantung serta tekanan darah.
Selain itu, studi dari Centers for Disease Control and Prevention menemukan bahwa berjalan minimal satu jam sehari dan lima hari dalam seminggu dapat mengurangi risiko stroke hingga 50%!
2. Membakar Kalori
Ingin menurunkan berat badan secara optimal? Trekking and hiking adalah kegiatan yang tepat untuk membakar kalori dengan maksimal.
Hiking bisa membakar setidaknya 440-550 kalori per jam. Dalam beberapa jam saja, kamu bisa membakar kalori secara berkali-kali lipat.
Bayangkan jika kamu melakukannya secara rutin; kamu dapat menurunkan berat badan dengan cepat.
Baca juga: 10 Makanan dan Minuman yang Terbukti Efektif sebagai Pembakar Kalori
3. Meningkatkan Kebugaran Tubuh
Selain membakar kalori, trekking dan hiking juga dapat membantumu mengencangkan dan membangun kekuatan otot, termasuk di bagian paha, betis, dan pinggul.
Tak hanya itu saja, banyak melakukan trekking dan hiking juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Dengan membiasakan diri melewati medan yang menantang atau curam, kamu juga dapat meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh.
Jika tubuh lebih bugar, pastinya kamu tidak lagi mudah lelah dan mampu menjalani aktivitas sehari-hari dengan maksimal.
4. Menurunkan Stres
Meski terdapat beberapa perbedaan antara trekking dan hiking, keduanya adalah kegiatan yang umumnya orang lakukan untuk melepas stres. Jauhkan diri dari belenggu rutinitas sehari-hari dengan terjun ke alam!
Hal ini dapat membantu mengalihkan pikiranmu dari kekhawatiran sehari-hari dan menggantinya dengan perspektif baru yang positif.
5. Meningkatkan Kesehatan Tulang
Jika kamu trekking atau hiking pada pagi hari, tubuhmu akan terpapar sinar matahari yang mengaktifkan vitamin D. Vitamin tersebut berguna untuk menyerap kalsium.
Zat kalsium berperan besar dalam meningkatkan kesehatan tulang dan gigi, mendukung sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan kesehatan jantung.
Jadi, pastikan untuk memulai kegiatan trekking dan hiking pada pagi hari, ya!
Baca Juga: Open Trip vs Private Trip vs Solo Travel, Mana yang Cocok Buatmu?
Healing Singkat dengan Hiking di Sekitar Bobocabin!
Bosan dengan rutinitas sehari-hari? Ingin membangkitkan semangat dengan menghirup udara segar di tengah alam? Bobocabin adalah solusi glamping modern di tengah alam terbuka!
Nikmati pemandangan indah di kabin-kabin futuristik yang dilengkapi fasilitas Smart Window dan B-Pad. Kamu juga bisa mengatur pencahayaan dan kegelapan kaca sesuka hati demi privasi dan kenyamanan maksimal.
Tak hanya itu, kamu juga bisa hiking di sekitar kabin, lho. Tutup harimu dengan fasilitas campfire dan barbeque di bawah langit berbintang.
Untuk reservasi dan informasi lebih lanjut, unduh aplikasi Bobobox!
Header image: Ted Bryan Yu via Unsplash