Ingin olahraga, tetapi malas ke gym karena pemandangan yang itu-itu saja, atau mungkin nggak mau dikerumunin banyak orang? Ganti rutinitas berkeringan ke hiking saja, yuk! Aktivitas ini bukan sekadar naik turun bukit, tetapi juga mengajak kamu buat menikmati suasana alam yang nggak bakal kamu temuin di kota.
Saat hiking, kamu tidak cuma menggerakan kaki, tetapi juga melibatkan mata, telinga, dan hati buat nyerap suasana. Udara yang segar, aroma dedaunan, sampai cahaya matahari yang nyelip di antara pepohonan bikin badan terasa lebih enteng.
Selain manfaat buat fisik, hiking juga diam-diam ngasih ruang buat pikiran istirahat sejenak. Mungkin karena suasana yang tenang dan jauh dari keramaian bikin otak lebih jernih. Bahkan tanpa disadari, suasana alam bisa bantu redain stres dan bikin mood jadi lebih stabil.
Ingin tahu lebih jauh soal hiking dan apa saja yang harus diperhatikan? Simak panduan hiking buat pemula selengkapnya di bawah ini!
Hiking vs Trekking, Apa Bedanya?

Photo: Holly Mandarich via Unsplash
Meskipun sekilas mirip, alias sama-sama jalan kaki di alam bebas, hiking dan trekking ternyata punya perbedaan yang lumayan jelas, lo. Perbedaan hiking dan trekking terletak dari level kesulitan.
Hiking adalah olahraga ringan yang melibatkan jalan-jalan di alam bebas, biasanya lebih ringan, durasinya singkat, dan medannya nggak terlalu ekstrem, dan bisa dilakukan tanpa harus ribet bawa perlengkapan banyak.
Sementara itu, trekking cenderung lebih serius dan menantang. Perjalanannya bisa sampai berhari-hari, melewati jalur yang lebih liar dan kadang belum ditandai jelas. Jadi selain stamina, butuh juga persiapan matang, mulai dari logistik sampai mental.
Bisa dibilang, hiking itu kayak short escape yang bisa kamu selipkan di akhir pekan, sedangkan trekking lebih mirip ekspedisi mini yang penuh tantangan dan pengalaman baru.
Keduanya sama-sama asyik, tinggal disesuaikan saja sama waktu dan tenaga yang kamu punya. Kalau cuma ingin refreshing tanpa upaya keras, hiking udah cukup bikin puas. Namun, kalau lagi ingin tantangan yang lebih greget, trekking jelas jawabannya.
Baca juga: Pertama Kali Naik Gunung? Ini 7 Tips Hiking untuk Pemula
7 Panduan Hiking Buat Pemula
1. Kenali Medan dan Rute

Photo: Kalen Emsley via Unsplash
Tidak ada yang lebih menjengkelkan dari nyasar di tengah hutan gara-gara nekat jalan tanpa tahu rute. Sebelum berangkat, penting banget buat ngulik jalur yang bakal akan kamu lewati, bisa dari blog orang yang udah pernah ke sana, info dari pendaki lokal, atau aplikasi yang menyediakan peta jalur hiking.
Rute hiking itu beda-beda karakter. Ada yang landai santai kayak taman kota, ada juga yang nanjak terus. Jadi, penting banget tahu medannya agar setelah sampai lokasi, kamu nggak bakalan kewalahan.
2. Persiapan Fisik dan Mental

Photo: Toomas Tartes via Unsplash
Kalau Sahabat Bob sudah lama nggak olahraga lalu langsung ngegas naik gunung, siap-siap saja dengkul ngambek di tengah jalan, deh. Hiking memang terlihat simpel, tetapi kalau jalurnya panjang dan banyak tanjakan, tenaga yang dibutuhin bisa lebih dari yang kamu kira. Mulai dulu dari jalan kaki rutin atau lari-lari kecil beberapa minggu sebelum berangkat biar badan nggak kaget.
3. Perlengkapan Cukup
Panduan hiking buat pemula yang gak boleh dilupakan adalah memastikan perbekalan cukup. Tidak perlu bawa seluruh isi lemari, bawaan hiking harus pas, cukup buat jaga diri di alam, tetapi tetap ringan biar nggak menyiksa pundak. Sepatu yang nyaman dan kuat, tas yang enak dipakai, baju yang menyerap keringat, jas hujan, senter, sampai kotak P3K itu wajib hukumnya.
Kunci utamanya itu fungsional. Barang-barang yang dibawa sebaiknya punya banyak manfaat. Misalnya buff yang bisa jadi pelindung leher, masker debu, atau handuk kecil.
Makanan juga penting. Bekal makanan yang ringan tetapi mengandung energi seperti cokelat, kacang, atau roti isi. Jangan lupa juga untuk bawa air minum. Hal satu ini wajib cukup sepanjang perjalanan.
Baca juga: First Timer? Ini 10 Gunung yang Cocok untuk Pendaki Pemula!
4. Ajak Teman

Photo: Eric Sanman via Pexels
Solo hiking itu sah-sah saja, tetapi jalan bareng teman jelas punya banyak keuntungan.
Selain bikin perjalanan lebih seru karena bisa mengobrol dan ketawa bareng, soal keamanan juga lebih terjamin. Kalau ada apa-apa di tengah jalan, setidaknya ada yang bisa bantu atau cari pertolongan.
Teman hiking juga bisa jadi penyemangat waktu tenaga mulai tiris. Kadang obrolan random sambil jalan bisa bikin rasa lelah jadi nggak begitu terasa. Pastikan juga teman yang diajak siap dan satu ritme. Nggak enak ‘kan, kalau kamu ingin santai tapi temenmu ngebut kayak lagi lomba marathon.
5. Manajemen Waktu
Berangkat kesiangan cuma bikin perjalanan jadi kejar-kejaran sama matahari. Padahal, hiking paling enak dimulai pagi-pagi, saat udara masih seger dan matahari belum terlalu terik. Waktu juga berpengaruh ke keselamatan, soalnya semakin sore, visibilitas semakin berkurang dan risiko tersesat pun jadi semakin besar.
Sebelum jalan, coba hitung estimasi waktu tempuh dari titik awal sampai tujuan, plus waktu istirahat. Jangan dikira-kira, lebih baik tambahin waktu cadangan buat antisipasi hal-hal di luar rencana.
Kalau perjalanannya panjang, pastikan kamu sudah tahu batas waktu buat turun supaya tidak terlalu malam saat pulang.
6. Navigasi dan Map/GPS

Photo: Anastasia Petrova via Unsplash
Panduan hiking buat pemula ini terlihat sepele, tapi ternyata masih sering dilupakan. Jangan cuma mengandalkan insting buat cari jalan di tengah hutan. Membawa peta jalur atau GPS itu penting banget, bahkan kalau jalurnya udah pernah kamu lewatin sebelumnya. Medan bisa berubah, jalur bisa ketutup ranting, dan cuaca bisa bikin kamu salah arah.
Memang banyak aplikasi hiking yang bisa bantu tunjukin posisi dan jalur. Namun, sinyal kadang nggak stabil dan baterai bisa cepat habis.
Makanya, peta cetak dan kompas juga sebaiknya masuk ke dalam tas.
Baca juga: Healing sambil Mendaki? Gunung Papandayan Cocok buat Pemula!
7. Cek Cuaca

Photo: Micah Hallahan via Unsplash
Panduan hiking buat pemula yang terakhir adalah selalu cek cuaca. Hiking di bawah langit biru memang nikmat. Sayangnya, cuaca bisa berubah cepat, apalagi di daerah pegunungan.
Sebelum berangkat, pastikan kamu cek prakiraan cuaca dari sumber yang terpercaya. Kadang langit kelihatan cerah di awal, tetapi beberapa jam kemudian bisa berubah jadi mendung berat.
Cuaca ekstrim juga bisa ganggu visibilitas dan bikin suhu turun drastis. Itulah kenapa perlengkapan seperti jas hujan dan jaket hangat wajib dibawa, walaupun kelihatannya nggak akan terpakai.
Serunya Hiking di Alam dan Menginap di Bobocabin

Photo: Bobobox Internal Asset
Habis seharian hiking, badan pasti mulai terasa pegal. Nah, kalau sudah begini, memang paling enak langsung beristirahat di akomodasi nyaman seperti Bobocabin.
Kabin-kabinnya berdiri manis di tengah alam, lengkap dengan jendela besar yang langsung berhadapan dengan panorama alam hijau, kabut pagi, atau langit malam penuh bintang.
Di dalamnya udah ada smart bed yang bisa diatur pencahayaannya, kamar mandi bersih dengan air panas, dan sistem smart lock yang bikin aman sekaligus praktis. Rasanya seperti tidur di hotel modern, tetapi di tengah suasana hutan, deh!

Photo: Bobobox Internal Asset
Beberapa lokasi Bobocabin memang pas banget buat yang suka hiking. Di Ranca Upas, misalnya, kamu bisa jalan pagi sambil liat rusa-rusa jinak dan udara segar khas pegunungan. Kalau mau yang lebih sejuk dan hutan pinusnya lebat, Bobocabin Cikole jadi pilihan kece, apalagi deket juga sama jalur pendakian Tangkuban Perahu dan banyak jalur tracking hutan.
Sementara itu, buat kamu yang mendambakan view danau dari atas, Bobocabin Kaldera Toba juga tidak kalah keren, cocok banget buat hiking ringan sambil menikmati udara Danau Toba dari ketinggian.
Kalau kamu penasaran soal informasi dan cara reservasi, langsung saja download aplikasi Bobobox dan cari tahu lebih lanjut dari sana. Atau, butuh rekomendasi tempat wisata yang seru? Cek di Travel Tales saja!
Penulis: Samala Mahadi
Featured photo: Toomas Tartes via Unsplash