Bicara soal pusat kebudayaan tradisional di Indonesia, Jogja bukan satu-satunya jawaban! Justru, ada juga Kota Solo yang terkenal dengan kekayaan warisannya. Salah satunya, melalui keberadaan Museum Keraton Surakarta.
Karena masih satu area dengan kawasan istana keraton tempat tinggal keluarga kesultanan Solo, tentunya kamu akan menemukan banyak hal menarik di sini. Ada apa saja, memangnya? Yuk, keep scrolling!
Sekilas tentang Museum Keraton Surakarta

Photo: Instagram @karatonsurakartahadiningrat
Lokasi Museum Keraton Surakarta sangat mudah dijangkau, tepatnya di Jl. Sidikoro No.1, RW.2, Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57144. Kamu bisa menemukannya di dalam kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang megah.
Sedikit cerita sejarahnya, Museum Keraton Solo dibangun pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono XII pada tahun 1963 di atas bangunan bekas kantor kadipaten. Tujuannya adalah untuk melestarikan peninggalan leluhur dan perjalanan panjang Keraton Surakarta sejak abad ke-18.
Museum ini awalnya bernama Museum Suaka Budaya Keraton Kasunanan Surakarta dan sempat diresmikan oleh Presiden Soekarno. Kemudian, pada tahun 2003, area kantor dipugar total jadi museum dan kini menampung banyak koleksi bersejarah yang bakal kita kenali di bawah ini.
Daya Tarik Museum Keraton Solo
1. Mengenal Kehidupan Keraton di Surakarta

Photo: Instagram @karatonsurakartahadiningrat
Mengagumi beragam budaya Jawa yang kental di Kota Solo akan kurang rasanya bila belum mengunjungi Museum Keraton Surakarta. Museum yang terletak di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta ini memang menjadi daya tarik utama wisatawan penikmat wisata budaya.
Karena letaknya di dalam kawasan Keraton, bangunan museum ini pun masih bangunan tempo dulu dimana tiang dan pintunya masih didominasi kayu. Namun jangan salah, kayu yang dipakai bukan kayu sembarangan yang sudah teruji kekuatannya bahkan hingga ratusan tahun bangunan museum ini berdiri.
Sebetulnya, apa sih yang bisa kamu nikmati di Museum Keraton Surakarta ini? Kamu bisa melihat berbagai alat yang lazim digunakan di dalam Keraton seperti peralatan memasak. Di sini kamu pun bisa melihat maket rumah tradisional Jawa, patung-patung prajurit kecil dengan pakaiannya yang berwarna-warni, dan manuskrip kuno yang menceritakan kisah kehidupan.
2. Ruang Sang Raja
Memasuki area Museum Keraton Surakarta, kamu akan disambut dengan Maklumat Sunan Paku Buwana XII yang isinya menyatakan bahwa Keraton Surakarta menyatakan diri bergabung dengan Republik Indonesia.
Maklumat itu tertanda 1 September 1945, dua minggu setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Maklumat tersebut menunjukkan nasionalisme dan keseriusan Keraton Surakarta menjadi bagian dari Bangsa Indonesia dan siap mendukung segenap perjuangan rakyat Indonesia. Wih merinding ya.
Di ruangan pertama museum ini, kamu akan disambut oleh deretan foto-foto sultan di Keraton Surakarta mulai dari Paku Buwana VII hingga Pakubuwana X. Di dalam ruangan ini pula terdapat beberapa kursi ukiran yang sudah tua namun masih asli sejak tahun 1700-an atau sejak zaman Paku Buwana IV.
3. Pengantin Jawa di Museum Keraton Surakarta
Setelah mengenal para pemimpin Solo di zamannya, kamu bisa langsung menuju ruang pameran kedua dimana kamu akan melihat koleksi arca dan beberapa batik khas Solo.
Salah satu arca yang terkenal di ruang pameran ini adalah Arca Buddha Avalokitesvara. Selain itu terdapat pula beberapa arca yang berasal dari Pulau Bali seperti Arca Durga dan Dewa Siwa Mahaguru.
Akan ada yang kurang rasanya melihat kebudayaan Solo di Museum Keraton Surakarta tanpa melihat koleksi batiknya. Di Ruang Pameran kedua ini, kamu bisa melihat beberapa warisan kain batik khas Solo.
Memasuki area ketiga di Museum Keraton Surakarta, kamu akan menyaksikan budaya pernikahan khas Kerajaan Surakarta. Yang paling menarik perhatian dari koleksi di ruang pameran ketiga ini adalah patung kuda kayu lengkap dengan pakaiannya sebagai kendaraan khusus pengantin pria.
Kamu pun akan menikmati relief yang menggambarkan prosesi pernikahan adat di Keraton Surakarta mulai dari keberangkatan calon pengantin pria maupun wanita dari Keraton Kepatihan, hingga berbagai tatacara pernikahan yang harus dilewati kedua mempelai.
4. Pameran Seni di Museum Keraton Surakarta

Photo: Instagram @karatonsurakartahadiningrat
Memasuki ruangan pameran keempat dan kelima di museum ini, kamu akan disajikan oleh pameran-pameran benda kesenian yang sangat lengkap. Menikmati pameran benda seni di museum ini membuatmu semakin mengerti kenapa Solo dinobatkan sebagai Kota Kebudayaan.
Pajangan serta adegan-adegan pertunjukan wayang kulit menghiasi setiap sudut ruang pameran keempat. Tidak lupa perlengkapan untuk pertunjukan wayang seperti dalang, niyaga, dan gamelan pun tak luput dari pameran di museum ini.
Di sebelah barat ruangan pameran ini pun terdapat lemari kaca yang berisi adegan dan pajangan pementasan berbagai wayang mulai dari wayang-wayang kulit, golek, hingga wayang klithik atau wayang kulit yang terbuat dari kayu.
5. Koleksi Topeng Museum Keraton Surakarta
Belum puas melihat pameran kesenian di area keempat, kamu bisa mulai merambah ke ruang pameran kelima dimana kamu bisa menikmati koleksi topeng dan beberapa relief tari-tarian. Koleksi topeng Museum Keraton Surakarta cukup lengkap karena topeng-topeng ini biasanya digunakan untuk pertunjukan tari topeng.
Tari topeng di Surakarta biasanya menampilkan cerita rakyat dan yang paling popular adalah cerita Raden Panji Inukertapati dan Dewi Candra Kirana. Biasanya masyarakat awam sering mengaitkan cerita tersebut ke legenda Keong Emas.
Oh ya, kamu jangan sampai melewatkan berbagai jenis tarian dan pertunjukan tradisional lain yang diabadikan di relief-relief yang terdapat di ruang pameran kelima. Kamu juga bisa belajar mengenai pertunjukan kuda lumping, Lawung dan tarian Teledek di relief-relief ini.
Masih belum cukup menikmati koleksi Keraton? Tenang, koleksi Museum Keraton Surakarta masih banyak. Bahkan museum ini memiliki sembilan ruangan pameran! Penasaran ada apalagi yang bisa dinikmati di museum ini? Terus simak review dari Bob yuk.
6. Cerita dari Dalam Keraton
Memasuki ruangan pameran keenam, kamu akan melihat seperangkat alat-alat upacara adat koleksi museum seperti bokor, kendi, dan payung-payung susun untuk pelengkap upacara khitanan pangeran Keraton.
Di ruang pameran selanjutnya, kamu akan dibuat kagum dengan koleksi Kereta Kerajaan. Dari mulai Kereta Kyai Garuda di zaman Paku Buwana II yang merupakan persembahan dari VOC hingga kereta terbuka yang digunakan Paku Buwana X untuk berkeliling kota. Eits, tapi kereta-kereta ini tidak boleh dinaiki ya.
Ruang pameran kedelapan adalah ruangan khusus untuk Pangeran Diponegoro. Relief-relief cerita tentang Pangeran Diponegoro dengan Paku Buwana serta prosesi pengadilan pada tahun 1800-an. Di sini, kamu akan melihat koleksi senjata di lemari kaca serta diorama Perang Diponegoro.
Tips Berkunjung ke Museum Keraton Solo
1. Kenakan Pakaian yang Sopan
Karena Museum Keraton Surakarta berada di area keraton yang masih aktif digunakan untuk kegiatan adat, para pengunjung diharapkan berpakaian sopan dan rapi. Hindari pakaian yang terlalu terbuka, seperti celana pendek atau tank top.
Sebagai gantinya, kamu bisa mengenakan batik, kemeja, atau blus yang nyaman. Selain menghormati tempat bersejarah ini, berpakaian sopan juga bikin kamu lebih percaya diri saat berinteraksi dengan abdi dalem yang bertugas di sana.
2. Usahakan Datang di Pagi Hari
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Museum Keraton Solo adalah pagi hari, sekitar pukul 09.00 hingga 11.00. Selain udaranya masih sejuk, suasana di area keraton juga belum terlalu ramai, jadi kamu bisa lebih leluasa menjelajah dan berfoto.
Biasanya, di jam-jam pagi, para abdi dalem juga tampak sibuk dengan aktivitas rutin seperti membersihkan halaman atau mempersiapkan kegiatan adat. Nah, kesempatan melihat langsung rutinitas mereka tentu nggak akan kamu temukan di tempat wisata lain!
3. Minta Izin Sebelum Foto
Perlu diingat bahwa nggak semua area di Museum Keraton boleh difoto. Ada beberapa ruangan yang dianggap sakral, dan pengunjung diwajibkan meminta izin dulu kepada petugas atau abdi dalem sebelum mengambil gambar.
Biasanya, di tempat-tempat tertentu akan ada papan pemberitahuan “Dilarang Memotret”. Jadi, sebelum mengeluarkan kamera atau smartphone, pastikan kamu sudah tahu mana area yang boleh dan mana yang dilarang untuk difoto.
4. Perhatikan Motif Batik yang Kamu Kenakan
Batik memang identik dengan budaya Jawa dan cocok dipakai saat berkunjung ke Museum Keraton Surakarta. Namun, tahukah kamu kalau nggak semua motif batik boleh dikenakan sembarangan?
Ada beberapa motif yang dulu hanya boleh dipakai oleh keluarga kerajaan, seperti Parang Rusak, Parang Barong, atau Parang Curigo. Motif-motif ini dianggap sakral karena melambangkan kekuasaan dan kebijaksanaan raja.
Meskipun di zaman sekarang aturan itu tidak seketat dulu, sebaiknya kamu tetap menghindari baju batik dengan motif-motif tersebut saat berkunjung ke kawasan keraton sebagai bentuk penghormatan terhadap adat dan tradisi setempat.
5. Jaga Ketertiban di Museum
Saat berada di dalam Museum Keraton Solo, usahakan untuk berbicara dengan suara pelan, nggak berlarian, dan nggak menyentuh benda pameran tanpa izin. Sebagian koleksi di museum ini sudah berusia ratusan tahun dan sangat rapuh, jadi perlu diperlakukan dengan hati-hati.
Kalau kamu membawa anak kecil, pastikan mereka tetap dalam pengawasan agar nggak bermain terlalu dekat dengan benda-benda bersejarah.
6. Jangan Lewatkan Event Budaya
Sebagai pusat sejarah dan budaya tradisional di Kota Solo, wajar kalau Museum Keraton Solo sering jadi tempat diadakannya berbagai acara budaya. Contohnya, mulai dari upacara adat seperti Sekaten, Grebeg Maulud, Adang Tahun Dal, hingga pertunjukan tari dan gamelan.
Kalau beruntung, kamu bisa menyaksikan langsung prosesi sakral atau pertunjukan yang jarang ditampilkan di luar keraton. Sebelum datang, ada baiknya kamu mengecek jadwal acara terlebih dahulu. Dengan begitu, kamu bisa menyesuaikan waktu kunjungan agar pengalaman wisata budaya makin memorable.
Harga Tiket dan Jam Buka Museum Keraton
Bagi kamu yang sudah memutuskan untuk berkunjung ke Museum Keraton Surakarta, kamu akan diminta biaya tiket masuk sebesar Rp10.000 untuk dewasa dan Rp15.000 untuk wisatawan mancanegara. Dengan harga segitu, nggak heran museum ini jadi salah satu tempat wisata termurah di Solo.
Kamu pun bisa mengunjungi museum ini setiap hari Senin-Kamis mulai dari pukul 09.00 pagi hingga pukul 15.00 WIB. Jam operasional ini juga berlaku pada akhir pekan alias hari Sabtu dan Minggu. Namun, perlu diingat bahwa museumnya tutup tiap hari Jumat.
Bobopod Slamet Riyadi: Penginapan Terbaik Dekat Museum Keraton Solo

Photo: Bobobox Internal Asset
Setelah seharian keliling berbagai area di Museum Keraton Surakarta, kamu pasti merasa lelah, kan? Jangan khawatir, ada penginapan yang lokasinya gampang dijangkau dari sana, yaitu Bobopod Slamet Riyadi. Jaraknya cuma 1,5 km!
Setibanya di Bobopod, kamu akan disambut dengan Pod futuristik yang space-nya luas. Setelah scan QR code dari smartphone, kamu bisa rebahan di atas kasur empuk sambil menikmati cahaya remang-remang dari Mood Lamp. Psst, warna dan tingkat kecerahannya bisa kamu sesuaikan mengikuti selera lewat B-Pad, lho!

Photo: Bobobox Internal Asset
Kalau kamu mau putar musik favorit buat menemani waktu istirahat, bisa juga, kok. Cukup hubungkan smartphone ke Bluetooth Speaker di dalam Pod, dan atur volume suaranya melalui B-Pad. Jadi, kamu nggak perlu takut mengganggu kenyamanan tamu di Pod lain.
Pengen istirahat sambil makan? Tenang, kamu bisa ke Communal Area Bobopod yang punya banyak tempat duduk, colokan, microwave, dan dispenser air minum gratis. Kamu tinggal panaskan makanan yang kamu bawa jika ingin, ambil posisi duduk nyaman, dan selamat bersantap sambil menikmati free WiFi kencang!
Tertarik liburan ke Museum Keraton Solo? Yuk, lengkapi rencanamu dengan booking Pod melalui aplikasi Bobobox di smartphone! Selain dapat jaminan harga terbaik, kamu juga bisa menggunakan berbagai promo hemat khusus pengguna terdaftar, lho.
Featured Photo: Instagram @karatonsurakartahadiningrat
