Surakarta, atau banyak orang lebih mengenalnya dengan nama Solo merupakan kota yang menjadi pusat kebudayaan Jawa di Indonesia selain Yogyakarta. Kota yang terkenal dengan seni batiknya ini memang menyimpang banyak artefak kebudayaan yang cukup lengkap.
Salah satu tempat menyimpan artefak kebudayaan di Surakarta adalah di Museum Keraton Surakarta. Setelah diperbaharui beberapa tahun silam, museum ini kian lengkap menyimpan sejarah kebudayaan Jawa terutama Solo dan siap menyambut para wisatawan yang ingin belajar budaya Jawa.
Penasaran dengan penampakan Museum Keraton Surakarta hari ini? yuk kita baca dulu artikel tentang museum bersejarah tersebut di bawah ini.
Mengenal Kehidupan Keraton di Surakarta
Mengagumi beragam budaya Jawa yang kental di Kota Solo akan kurang rasanya bila belum mengunjungi Museum Keraton Surakarta. Museum yang terletak di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta ini memang menjadi daya tarik utama wisatawan penikmat wisata budaya.
Karena letaknya di dalam kawasan Keraton, bangunan museum ini pun masih bangunan tempo dulu dimana tiang dan pintunya masih didominasi kayu. Namun jangan salah, kayu yang dipakai bukan kayu sembarangan yang sudah teruji kekuatannya bahkan hingga ratusan tahun bangunan museum ini berdiri.
Sebetulnya, apa sih yang bisa kamu nikmati di Museum Keraton Surakarta ini?
Ruang Sang Raja
Memasuki area Museum Keraton Surakarta, kamu akan disambut dengan Maklumat Sunan Paku Buwana XII yang isinya menyatakan bahwa Keraton Surakarta menyatakan diri bergabung dengan Republik Indonesia.
Maklumat itu tertanda 1 September 1945, dua minggu setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Maklumat tersebut menunjukkan nasionalisme dan keseriusan Keraton Surakarta menjadi bagian dari Bangsa Indonesia dan siap mendukung segenap perjuangan rakyat Indonesia. Wih merinding ya.
Di ruangan pertama museum ini, kamu akan disambut oleh deretan foto-foto sultan di Keraton Surakarta mulai dari Paku Buwana VII hingga Pakubuwana X. Di dalam ruangan ini pula terdapat beberapa kursi ukiran yang sudah tua namun masih asli sejak tahun 1700-an atau sejak zaman Paku Buwana IV.
Pengantin Jawa di Museum Keraton Surakarta
Setelah mengenal para pemimpin Solo di zamannya, kamu bisa langsung menuju ruang pameran kedua dimana kamu akan melihat koleksi arca dan beberapa batik khas Solo.
Salah satu arca yang terkenal di ruang pameran ini adalah Arca Buddha Avalokitesvara. Selain itu terdapat pula beberapa arca yang berasal dari Pulau Bali seperti Arca Durga dan Dewa Siwa Mahaguru.
Akan ada yang kurang rasanya melihat kebudayaan Solo di Museum Keraton Surakarta tanpa melihat koleksi batiknya. Di Ruang Pameran kedua ini, kamu bisa melihat beberapa warisan kain batik khas Solo.
Memasuki area ketiga di Museum Keraton Surakarta, kamu akan menyaksikan budaya pernikahan khas Kerajaan Surakarta. Yang paling menarik perhatian dari koleksi di ruang pameran ketiga ini adalah patung kuda kayu lengkap dengan pakaiannya sebagai kendaraan khusus pengantin pria.
Kamu pun akan menikmati relief yang menggambarkan prosesi pernikahan adat di Keraton Surakarta mulai dari keberangkatan calon pengantin pria maupun wanita dari Keraton Kepatihan, hingga berbagai tatacara pernikahan yang harus dilewati kedua mempelai.
Pameran Seni di Museum Keraton Surakarta
Memasuki ruangan pameran keempat dan kelima di museum ini, kamu akan disajikan oleh pameran-pameran benda kesenian yang sangat lengkap. Menikmati pameran benda sini di museum ini membuatmu semakin mengerti kenapa Solo dinobatkan sebagai Kota Kebudayaan.
Pajangan serta adegan-adegan pertunjukan wayang kulit menghiasi setiap sudut ruang pameran keempat. Tidak lupa perlengkapan untuk pertunjukan wayang seperti dalang, niyaga, dan gamelan pun tak luput dari pameran di museum ini.
Di sebelah barat ruangan pameran ini pun terdapat lemari kaca yang berisi adegan dan pajangan pementasan berbagai wayang mulai dari wayang-wayang kulit, golek, hingga wayang klithik atau wayang kulit yang terbuat dari kayu.
Koleksi Topeng Museum Keraton Surakarta
Belum puas melihat pameran kesenian di area keempat, kamu bisa mulai merambah ke ruang pameran kelima dimana kamu bisa menikmati koleksi topeng dan beberapa relief tari-tarian. Koleksi topeng Museum Keraton Surakarta cukup lengkap karena topeng-topeng ini biasanya digunakan untuk pertunjukan tari topeng.
Tari topeng di Surakarta biasanya menampilkan cerita rakyat dan yang paling popular adalah cerita Raden Panji Inukertapati dan Dewi Candra Kirana. Biasanya masyarakat awam sering mengaitkan cerita tersebut ke legenda Keong Emas.
Oh ya, kamu jangan sampai melewatkan berbagai jenis tarian dan pertunjukan tradisional lain yang diabadikan di relief-relief yang terdapat di ruang pameran kelima. Kamu juga bisa belajar mengenai pertunjukan kuda lumping, Lawung dan tarian Teledek di relief-relief ini.
Masih belum cukup menikmati koleksi Keraton? Tenang, koleksi Museum Keraton Surakarta masih banyak. Bahkan museum ini memiliki sembilan ruangan pameran! Penasaran ada apalagi yang bisa dinikmati di museum ini? Terus simak review dari Bob yuk.
Cerita dari Dalam Keraton
Memasuki ruangan pameran keenam, kamu akan melihat seperangkat alat-alat upacara adat koleksi museum seperti bokor, kendi, dan payung-payung susun untuk pelengkap upacara khitanan pangeran Keraton.
Di ruang pameran selanjutnya, kamu akan dibuat kagum dengan koleksi Kereta Kerajaan. Dari mulai Kereta Kyai Garuda di zaman Paku Buwana II yang merupakan persembahan dari VOC hingga kereta terbuka yang digunakan Paku Buwana X untuk berkeliling kota. Eits, tapi kereta-kereta ini tidak boleh dinaiki ya.
Ruang pameran kedelapan adalah ruangan khusus untuk Pangeran Dipanegara. Relief-relief cerita tentang Pangeran Dipanegara dengan Paku Buwana serta prosesi pengadilan pada tahun 1800an. Disini, kamu akan melihat koleksi senjata di lemari kaca serta diorama Perang Dipanegara.
Di ruang pameran terakhir, kamu akan diajak untuk melihat lebih dekat kehidupan Keraton Surakarta. Di ruangan ini terdapat berbagai peralatan yang lazim digunakan di dalam Keraton seperti peralatan memasak. Disini kamu pun bisa melihat maket rumah jawa hingga patung-patung prajurit kecil dengan pakaiannya yang berwarna-warni.
Nah, bagaimana? Sudah tahu mau kemana ketika berkunjung ke Solo? Jangan lupa mampir ke Museum Keraton Surakarta ya!
Harga Tiket dan Jam Buka
Bagi kamu yang sudah memutuskan untuk berkunjung ke Museum Keraton Surakarta, kamu akan diminta biaya tiket masuk sebesar Rp10.000 untuk dewasa dan Rp15.000 untuk wisatawan mancanegara.
Kamu pun bisa mengunjungi museum ini setiap hari mulai dari pukul 09.00 pagi hingga pukul 14.00. Untuk akhir pekan, jam buka akan ditambah satu jam hingga pukul 15.00.
Bobobox, Tempat Bersantai Setiap Waktu
Nah, kalau kamu mau tahu tempat liburan yang tidak akan ada tutupnya, coba deh staycation di Bobobox. Untuk kamu pecinta traveling dan masih sering kebingungan mencari tempat menginap dan nyaman dan aman. Bobobox adalah solusinya.
Meskipun berkonsep hotel kapsul, pods Bobobox cukup untuk dua orang loh dengan akses check-in dan check-out di dalam pods hanya bisa dilakukan dengan telepon pintarmu. Kenyamanan dan keamanan travelingmu terjamin hanya di Bobobox. Tunggu apalagi, download aplikasi Bobobox hanya di sini.
Header image: Fala Syam via Unsplash