Akibat pandemi COVID-19, banyak sekali acara hiburan dan festival berskala besar yang harus ditunda, atau bahkan ditiadakan di tahun 2020. Salah satunya ialah perhelatan akbar tahunan Dieng Culture Festival 2020 yang seharusnya dilaksanakan pada bulan Agustus tahun ini.
“Berdasarkan hasil kesepakatan warga dan beberapa pihak, tahun ini tidak ada DCF (Dieng Culture Festival), karena kondisinya masih seperti ini (pandemi COVID-19),” terang Kepala Desa Dieng Kulon, Slamet Budiyono, yang ditemui di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur pada Rabu, 17 Juni 2020 lalu.
Meskipun tahun ini Dieng Culture Festival batal digelar, namun Bob akan mengulas sedikit kemeriahan dan fakta menarik festival budaya ini. Untuk kamu yang belum sempat ke DCF, ulasan ini bisa jadi referensi menarik sehingga kamu tak perlu bingung lagi jika ingin hadir di DCF tahun depan. Simak ulasannya berikut ini, ya!
Latar belakang Dieng Culture Festival
Dieng Culture Festival merupakan festival yang biasanya diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut di bulan Agustus setiap tahunnya. DCF bermula atas inisitif masyarakat Dieng yang tergabung ke dalam Kelompok Sadar Wisata Dieng Pandawa.
Dieng Pandawa menyadari bahwa kawasan Dieng memiliki banyak destinasi wisata alam yang sangat menarik. Tak hanya itu, masyarakat Dieng juga memiliki kebudayaan serta makanan yang sangat khas dan tak dapat dijumpai di mana pun.
Penggabungan konsep destinasi wisata alam serta budaya tersebut dikemas dengan sangat apik menjadi salah satu festival kebudayaan terbesar se-Pulau Jawa. Adanya Dieng Culture Festival juga diharapkan bisa menjadi pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat Dieng setiap tahunnya.
Rangkaian acara Dieng Culture Festival yang unik dan menarik
Selama 10 tahun, Dieng Culture Festival telah menghadirkan berbagai acara menarik yang semakin berkembang di setiap tahunnya. Rangkaian acara inti dalam Dieng Culture Festival antara lain sebagai berikut:
-
Ruwatan Adat Pencukuran Rambut Gimbal
Acara Ruwatan Pencukuran Rambut Gimbal ini selalu menjadi acara puncak yang sangat ditunggu-tunggu di Dieng Culture Festival. Ruwatan atau upacara adat ini bertujuan untuk membuang sial atau menghindari marabahaya bagi masyarakat Dieng.
Ruwatan ini dilaksanakan dengan memotong rambut gimbal yang tumbuh secara alami pada beberapa anak asli Dieng. Fenomena tumbuhnya rambut gimbal yang unik ini biasanya terjadi pada anak berusia 40 hari hingga 6 tahun, yang disertai dengan panas tubuh yang tinggi selama beberapa hari.
Konon, rambut gimbal anak-anak Dieng merupakan titipan dari penguasa gaib. Rambut gimbal itu baru bisa dipotong setelah ada permintaan dari anak yang bersangkutan. Permintaan tersebut haruslah dipenuhi, tak kurang dan tak lebih. Ruwatan Pencukuran Rambut Gimbal ini tentu menjadi salah satu daya tarik di Dieng Culture Festival.
-
Jazz Atas Awan
Selain acara budaya, Jazz Atas Awan menjadi acara kontemporer yang sangat disukai oleh pengunjung. Sesuai namanya, Jazz Atas Awan menyuguhkan penampilan musik jazz dari musisi ternama dari dalam dan luar negeri.
Misalnya pada tahun 2019, DCF berhasil menghadirkan band indie asal Jakarta, Gugun Blues Shelter serta penyanyi cantik Isyana Sarasvati. Tak hanya itu, Pusakata, band yang digawangi oleh mantan vokalis Payung Teduh, juga turut memeriahkan Jazz Atas Awan.
Uniknya, pengisi acara Jazz Atas Awan tak diumumkan saat tiket dijual untuk umum. Meski begitu, hal tersebut tak menyurutkan animo ribuan pengunjung untuk tetap membeli tiket dan menontonnya.
-
Sky Lantern Festival
Dieng Culture Festival juga digadang-gadang menjadi salah satu festival yang paling romantis. Alasannya terletak pada acara Sky Lantern Festival ini. Acara ini diisi oleh penerbangan lampion bersama-sama oleh seluruh pengunjung DCF ini.
Pemandangan ribuan lampion di atas langit malam tentu menjadi pemandangan yang indah. Apalagi jika diterbangkan dan dinikmati dengan orang tersayang, pasti akan terasa romantis. Itu sebabnya momen Sky Lantern Festival ini menjadi salah satu acara yang paling berkesan.
Meskipun sempat bermasalah karena dianggap mengganggu penerbangan, nampaknya Sky Lantern Festival tetap akan diadakan di DCF selanjutnya dengan berkoordinasi dengan AirNav dan Dinas Perhubungan. Pasalnya, Sky Lantern Festival sudah menjadi salah satu ikon dari acara Dieng Culture Festival.
-
Minum Purwaceng Bersama
Purwaceng merupakan tanaman langka yang disebut-sebut hanya tumbuh di Dataran Tinggi Dieng. Tanaman ini memiliki beragam manfaat dan bisa dikonsumsi dengan cara diekstrak ke dalam bentuk serbuk, lalu dijadikan minuman.
Oleh karenanya, Purwaceng dimanfaatkan sebagai daya tarik dalam Dieng Culture Festival. Acara ini bertujuan untuk menikmati kesegaran tanaman khas ini bersama pengunjung lainnya.
-
Aksi Dieng Bersih
Aksi Dieng Bersih ini melibatkan semua pengunjung di acara DCF. Acara ini bertujuan untuk mengajak seluruh pengunjung untuk dapat turut serta memelihara kebersihan dan keindahan kawasan wisata Dieng.
Pihak penyelenggara berpendapat bahwa jika saat pengunjung datang dan Dieng masih dalam keadaan bersih, maka saat ditinggalkan pun harus kembali bersih seperti sedia kala.
Kelima acara di atas belum mencakup keseluruhan acaranya, lo. Masih ada acara-acara lain yang tak kalah menarik seperti Pagelaran Kesenian Tradisional Dataran Tinggi Dieng, Sarasehan Budaya, serta acara baru seperti Java Coffee Festival dan Festival Artistik.
Selain itu, Dataran Tinggi Dieng juga memiliki destinasi wisata alam yang sangat indah. Salah satunya Bukit Sikunir, yaitu tempat di mana kamu bisa menikmati pemandangan matahari terbit dengan warna keemasan yang sangat indah.
Meriah sekali ya perhelatan akbar Dieng Culture Festival. Bob berharap semoga pandemi ini segera berakhir, sehingga Bob bisa menikmati keseruan Dieng Culture Festival 2021. Kamu juga tertarik, ‘kan?
Istirahat dengan nyaman di Bobobox!
Setelah mengunjungi Dataran Tinggi Dieng, tak ada salahnya untuk menikmati Kota Semarang yang bisa ditempuh selama 3 jam saja dengan mobil. Jangan khawatir jika kamu butuh tempat menginap selama traveling ke Semarang karena kamu bisa menginap di Bobobox.
Bobobox merupakan hotel kapsul yang nyaman dengan desain bergaya futuristik yang asyik. Tak hanya sekadar kamar tidur saja, setiap kapsul di Bobobox dilengkapi dengan berbagai fasilitas hi-tech yang keren. Fasilitas ini didukung oleh sistem IoT, yang bisa kamu hubungan dengan smartphone-mu, lo.
Ada lampu LED yang warnanya bisa kamu atur sendiri sesuai dengan mood-mu, serta kamu bisa menghubungkan smartphone dengan audio musik agar kamu bisa mendengar lagu favoritmu.
Pesan kamar melalui aplikasi atau website Bobobox, kemudian langsung lakukan pembayaran. Kamu akan otomatis mendapatkan QR code pada aplikasi tersebut. QR code itu bisa digunakan sebagai akses untuk masuk ke dalam pod tanpa harus menggunakan kunci biasa.
Podnya juga super nyaman, dengan kasur berukuran single atau king size serta kondisi kamar yang bersih dan rapi. Tim Bobobox selalu menjaga kebersihan dan keamanan para tamu dengan rutin melakukan pembersihan dan menyemprotkan disinfektan.
Dengan begini, kamu enggak perlu khawatir untuk menginap di Bobobox saat kondisi adaptasi kebiasaan baru seperti ini. Yuk, pesan kamar di Bobobox sekarang!