Apa kamu sering menggeretakkan gigi secara tidak sadar? Apa kamu juga kerap merasa sakit kepala setelah menggeretakkan gigi? Mungkin kamu mengalami kondisi yang disebut bruxisme. Apa itu bruxisme? Yuk simak lebih lengkap di bawah ini!
Apa Itu Bruxisme?
Istilah bruxisme mungkin masih terdengar asing di telinga kamu. Maka dari itu, di sini Bob akan menjawab pertanyaan tentang apa itu bruxisme. Bruxisme mengacu pada kebiasaan menggeretakkan gigi (grinding) dan mengatupkan atau menekan rahang atas dan bawah dengan keras (clenching) secara tidak sadar.
Saat mengalami bruxisme, kamu bisa menggeretakkan gigi saat dalam keadaan bangun yang disebut awake bruxism atau saat tidur yang dikenal dengan sleep bruxism. Sleep bruxism ini terbilang lebih sering terjadi dibandingkan dengan awake bruxism. Sleep bruxism juga dianggap sebagai gangguan gerakan terkait tidur. Karena itu, orang-orang yang menggeretakkan giginya saat tertidur lebih mungkin mengalami gangguan tidur lainnya seperti mendengkur dan henti napas sejenak (sleep apnea).
Baca Juga: Gigi Bungsu Sedang Tumbuh? Ini Dia 5 Ciri-Ciri Kamu Harus Ke Dokter Gigi Segera!
Gejala Bruxisme
Setelah mengetahui apa itu bruxisme, yuk lanjut kenalan dengan gejala-gejalanya! Kebiasaan bruxisme bisa terjadi kepada siapa saja, baik anak-anak maupun dewasa. Jika gejala terbilang ringan, bruxisme tidak memerlukan penanganan tertentu. Namun, pada sebagian orang, bruxisme terjadi secara berkala dan cukup parah sehingga menyebabkan sakit kepala hingga kerusakan pada gigi.
Sayangnya, kebanyakan orang tidak sadar tentang kondisi tersebut, apalagi saat sedang tidur. Terkadang, satu-satunya cara mengetahui keadaan tersebut adalah informasi dari anggota keluarga lain yang mendengar gemeretak gigi saat mereka tertidur atau sakit kepala atau nyeri pada rahang yang dirasakan setelah bangun tidur. Maka dari itu, mengetahui gejala-gejala bruxisme adalah hal yang penting sehingga kamu bisa memperoleh penanganan tepat.
Gejala bruxisme sendiri meliputi:
- Menggeretakkan gigi atau mengatupkan rahang (bisa cukup keras hingga membangunkan teman tidur)
- Gigi aus, retak, tidak rata (bergerigi) atau goyang
- Gigi lebih sensitif atau sakit (misal terhadap makanan dan minuman dingin atau panas)
- Enamel gigi aus sehingga memperlihatkan lapisan gigi yang lebih dalam
- Otot rahang menegang atau lelah atau rahang terkunci (tidak bisa terbuka atau menutup dengan sempurna)
- Nyeri atau sakit pada rahang, leher dan wajah
- Sakit telinga namun tidak ada masalah pada telinga
- Sakit kepala yang bermula di pelipis
- Kerusakan akibat menggigit bagian dalam pipi
- Gangguan tidur
Gejala-gejala yang timbul bergantung pada tingkat stres, seberapa keras kamu menggeretakkan gigi, kemampuan untuk menenangkan diri, kebiasaan tidur dan susunan gigi kamu (normal atau tidaknya).
Penyebab dan Faktor Risiko
Apa itu bruxisme dan gejalanya sudah sedikit banyak tergambar dalam pikiran kamu. Nah, sekarang saatnya Bob membahas tentang penyebab serta faktor risiko kondisi tersebut. Dilansir dari berbagai sumber, penyebab bruxisme belum diketahui secara pasti, namun bisa saja terjadi akibat faktor fisik, psikologis, dan genetik seperti:
- Stres, rasa cemas, marah, frustasi dan tegang
- Umur (lebih umum diderita anak-anak dan menghilang saat dewasa)
- Kepribadian yang kompetitif, agresif, dan hiperaktif
- Efek samping obat psikiatri seperti antipsikotik dan antidepresan
- Gaya hidup tidak sehat seperti merokok, minuman berkafein, alkohol, atau penggunaan narkoba
- Riwayat keluarga
- Gangguan lainnya seperti gangguan kesehatan mental dan medis (penyakit Parkinson’s, demensia, GERD, epilepsi, asam lambung, teror tidur, serta gangguan terkait tidur seperti sleep apnea dan sleep paralysis (ketindihan))
Gejala-gejala seperti rasa cemas, stres, marah, frustasi, atau tekanan biasanya menjadi penyebab awake bruxism. Kebiasaan mengatupkan gigi juga bisa saja merupakan strategi menghadapi sesuatu atau kebiasaan saat berkonsetrasi penuh.
Bruxisme Pada Anak
Pada anak-anak, burxisme biasanya terjadi saat pertama kali tumbuh gigi dan mulai memiliki gigi permanen. Bruxisme kemudian akan hilang dengan sendirinya ketika memasuki usia remaja. Selain itu, bruxisme pada anak juga bisa dipicu oleh stres, misal saat akan menghadapi ujian. Kondisi ini juga umum terjadi pada mereka yang didiagnosis dengan ADHD (gangguan hiperaktif), masalah kesehatan seperti celebral palsy, susunan gigi atas dan bawah yang tidak normal, kekurangan gizi, alergi hingga infeksi cacing kremi.
Komplikasi
Dalam banyak kasus, bruxisme tidak menyebabkan komplikasi serius. Namun, jika sudah parah, bruxisme bisa berakibat:
- Kerusakan pada gigi (retak, goyang dan copot), restorasi gigi, crown gigi atau rahang
- Sakit kepala tegang jangka panjang
- Perubahan bentuk wajah
- Insomnia
- Infeksi hingga abses gigi
- Nyeri wajah dan telinga jangka panjang
- Kelainan sendi temporomandibular joint (TMD) yang terletak tepat di depan telinga dan terdengar seperti suara klik saat kamu membuka atau menutup mulut
Kapan Harus Ke Dokter
Mengetahui apa itu burxisme serta penyebab dan gejala-gejalanya mungkin bisa memberi kamu gambaran tentang saat yang tepat untuk memeriksakan diri ke dokter. Jika kamu memang mengalami gejala-gejala di atas, tidak ada salahnya kamu segera berkonsultasi dengan dokter sebelum gejala semakin parah. Untuk pemeriksaan anak, pastikan kamu tidak lupa menyebutkan gejala-gejala yang dirasakannya saat pertemuan dengan dokter.
Diagnosis Bruxisme
Diagnosis biasanya akan dimulai dengan sesi tanya jawab tentang keluhan dan gejala yang dirasakan pasien, penggunaan obat-obatan rutin, kebiasaan tidur dan rutinitas sehari-hari. Untuk melihat sejauh mana bruxisme pada pasien, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik.
Mereka akan mengecek sejauh mana kerusakan pada gigi (misal gigi patah atau copot). Kekakuan serta nyeri pada otot rahang dan gerakan sendi rahang juga tidak luput dari pemeriksaan. Bila perlu, dokter akan melakukan pemeriksaan foto panoramik agar kerusakan gigi dan kondisi rahang terlihat lebih detail.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Invisalign Dan Kegunaanya Bagi Gigimu!
Penanganan
Penanganan biasanya diperlukan bagi mereka yang mengalami bruxisme parah. Tindakan yang mungkin di lakukan di antaranya adalah:
- Penggunaan splint atau mouth guard (pelindung gigi saat tidur untuk mengurangi tekanan antar gigi dan mencegah kerusakan lebih parah)
- Pemasangan crown gigi baru untuk memperbaiki gigi yang rusak
- Konsumsi obat pelemas otot sebelum tidur
- Suntik botox pada rahang dengan tujuan melemaskan otot yang kaku
- Penggunaan obat pereda nyeri untuk mengatasi nyeri pada rahang dan wajah
- Anjuran untuk mengompres dan memijat ringat otot-otot yang sakit
Pada pasien bruxisme yang disebabkan oleh stres atau kecemasan, kamu akan dianjurkan untuk:
- Meminum obat antidepresan atau antiansietas untuk jangka pendek
- Meditasi dan yoga
- Terapi biofeedback
- Terapi perubahan pelaku
- Menemui psikiater jika tidak kunjung membaik
Bisakah Dicegah?
Pada anak-anak, bruxisme merupakan reaksi alami terhadap pertumbuhan dan perkembangan gigi. Karenanya, pencegahan tidak diperlukan. Namun, jika bruxisme berkaitan dengan stres baik pada anak atau dewasa bisa kamu hindari. Salah satunya dengan menciptakan lingkungan tidur yang menenangkan. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kamu coba agar lingkungan tidur menjadi tenang:
- Batasi penggunaan televisi dan gadget beberapa jam sebelum tidur
- Mendengarkan musik yang menenangkan
- Mandi air hangat
- Membaca atau mendengarkan cerita (untuk anak-anak)
Pada kasus anak, sebisa mungkin luangkan waktu untuk berbicara dengan mereka. Dorong mereka untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan dan bantulah mengatasi stresnya. Sementara itu, untuk orang dewasa, berbicara dengan teman atau anggota keluarga yang dipercaya adalah salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi tekanan yang kamu hadapi.
Selain itu, kamu juga bisa melakukan hal-hal berikut ini:
- Olahraga teratur
- Menjauhi atau membatasi makanan dan minuman berkafein (cokelat, cola, minuman berenergi, dan kopi)
- Hindari rokok, alkohol dan obat-obatan terlangan
- Hindari permen karet karena dapat membuat rahang terbiasa mengatup
- Hentikan kebiasaan menggigit pensil atau pulpen
- Lakukan latihan untuk menghentikkan grinding dan clenching dengan memposisikan ujung lidah di antara gigi atas dan bawah
- Lemaskan otot rahang sebeum tidur dengan meletakkan handuk hangat pada pipi di depan cuping telinga
- Tidur yang cukup dengan jadwal tidur yang sama
- Lakukan pemeriksaan gigi berkala
Baca Juga: Mengalami Gangguan Tidur? Lakukan Gerakan-Gerakan Yoga Ini Untuk Meningkatkan Kualitas Tidurmu!
Relaksasi Diri Bersama Bob
Sebagai salah satu faktor risiko bruxisme, stres perlu banget kamu lawan. Salah satunya dengan relaksasi dan memanjakan diri agar penat tidak terus menghinggapi kamu. Staycation bisa menjadi pilihan jika kamu tidak punya banyak waktu luang untuk menghilangkan penat. Untuk masalah akomodasi, jangan ragu untuk menjadikan Bobobox sebagai andalan kamu.
Selain menawarkan harga yang terjangkau, hotel kapsul satu ini memang dirancang demi kenyemanan pengunjung. Kamu bisa menikmati fasilitas moodlamp yang tersedia untuk memastikan kualias tidur tetap terjaga. Moodlamp ini menyediakan banyak pilihan warna cahaya yang bisa kamu ubah sesuai dengan suasana hati kamu. Selain itu, fitur satu ini juga bisa menambahkan nilai estetik di dalam pod sehingga suasananya seperti studio foto dadakan. Yuk unduh dulu aplikasinya untuk informasi lebih lanjut!