Bobobox.co.id — Penyebaran virus corona di berbagai dunia seperti belum menunjukkan adanya indikasi penurunan kasus orang yang terjangkit virus tersebut. Hampir di semua negara masih berupaya keras keluar dari ancaman virus satu ini.
Tidak heran jika dengan banyaknya kasus bermunculan dari berbagai negara di dunia, membuat WHO turun tangan. Organisasi kesehatan dunia ini resmi menetapkan penyebaran virus corona ini sebagai pandemi.
Pernyataan resmi tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 11 Maret 2020 kemarin. Ia meminta pemerintah di banyak negara untuk mengambil tindakan agresif dan mendesak guna mengatasi pandemi ini.
Perlu dicatat bahwa kasus virus corona di luar Tiongkok sendiri telah meningkat hingga 13 kali lipat dalam dua pekan terakhir. Hal ini yang dicemaskan oleh WHO karena memungkinkan untuk jatuhnya banyak korban kedepannya baik fisik maupun mental.
Namun, banyak orang yang mungkin masih kebingungan dengan istilah pandemi, endemi, wabah, epidemi, dan masih banyak lainnya di dunia epidemiologi.
Maka dari itu, bersama Bob, yuk kita mengenal lebih jauh perbedaan wabah, epidemi, endemi, dan pandemi. Semoga saja informasi yang Bob akan sampaikan bisa bermanfaat bagimu.
Berkenalan Terlebih Dahulu dengan Epidemiologi
Sebelum mengenal soal perbedaan baik apa itu wabah, epidemi, endemi, dan pandemi, baiknya kita berkenalan terlebih dahulu terhadap yang memayungi istilah-istilah tersebut yakni epidemiologi.
Epidemiologi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari penyebaran segal hal yang berkaitan langsung dengan dunia kesehatan. Salah satunya adalah soal penyakit.
Pengaplikasian ilmu epidemiologi ini bertujuan untuk menentukan penyebab terjadinya suatu penyakit tertentu di tengah masyarakat. Selain mencari penyebabnya, epidemiologi ini dapat digunakan untuk mengontrol masalah kesehatan tertentu.
Pada dasarnya, epidemiologi ini bisa digolongkan ke dalam dua tipe dasar yakni studi retrospektif dan prospektif. Perbedaan mendasar terkait dua tipe epidemiologi ini ada pada timing.
Retrospektif merupakan epidemiologi yang dilakukan setelah adanya kasus tertentu seperti halnya merebaknya virus mematikan sekarang ini. Sedangkan, prospektif merupakan epidemiologi yang dilakukan untuk memprediksi kejadian terkait kesehatan di masa yang akan datang.
Walaupun biasanya berkaitan dengan kesehatan, penyakit bukanlah satu-satunya yang dipelajari dalam epidemiologi. Masalah lingkungan, bencana alam, terorisme, hingga kecelakaan pun digali lebih dalam dari studi epidemiologi.
Apa itu Wabah?
Nah, setelah mengetahui soal epidemiologi yang merupakan payung dari yang akan Bob bahas kali ini. Selanjutnya, Bob akan mengajakmu untuk mengenal soal kategori pertama terkait penyebaran sebuah penyakit yaitu wabah.
Wabah sendiri merupakan munculnya penyakit di tengah masyarakat. Wabah termasuk bagian ‘paling kecil’ dari penularan penyakit. Jadi, dibandingkan epidemi dan pandemi, wabah adalah bagian awal dari kedua penularan tersebut.
Beberapa kriteria jika penyakit dikatakan bahwa adalah jika penyakit tersebut sudah lama tidak menyangkiti masyarakat, penyakit baru yang tidak diketahui sebelumnya, dan penyakit yang baru pertama kali menjangkiti masyarakat di sebuah daerah.
Beberapa contoh yang bisa disebut sebagai wabah adalah adanya the black death yang terjadi akibat wabah pes di Eropa pada zaman pertengahan. Di Indonesia pun pernah terjadi wabah malaria dan campak.
Biasanya, setelah diketahui adanya wabah di suatu daerah, organisasi atau otoritas kesehatan daerah atau negara tersebut melakukan investigasi guna mengukur siapa saja yang terdampak dan banyaknya orang yang terkena penyakit tersebut.
Dengan adanya investigasi ini, maka dapat ditemukan data yang jelas mengenai wabah tersebut. Sehingga, otoritas kesehatan tersebut mampu melakukan langkah yang tepast untuk mencegah meningkatnya penderita baru dari wabah tersebut.
Apa itu Epidemi?
Selanjutnya, ada epidemi. Epidemi sendiri hampir mirip dengan wabah. Namun, yang membedakan keduanya adalah epidemi memiliki jangkauan yang jauh lebih luas dan penularannya terjadi dengan sangat cepat.
Jadi, misalkan saja wabah hanya ‘menyerang’ satu kota atau satu provinsi. Nah, untuk epidemi, penyebarannya sendiri bisa mencapai satu negara. Salah satu contoh penyakit di epidemi adalah chicken pox di Amerika Serikat atau SARS pada tahun 2003.
Ataupun jika mengacu pada kasus virus corona, awalnya kasus ini hanya menjangkit Wuhan yang bisa disebut wabah. Dengan penyebaran hingga ke berbagai daerah Tiongkok pada saat itu, maka pada saat itu virus corona bisa disebut epidemi.
Sehingga, dari situ bisa disimpulkan bahwa epidemi ini merupakan penyebaran dengan ‘level’ yang lebih luas dibandingkan dengan wabah.
Untuk itu, penanganannya pun biasanya sudah meliputi negara yang terjangkit penyakit di epidemi ini. Jika berhasil diatasi, maka tidak ada peningkatan status terkait penyakit tersebut. Hal yang tidak diinginkan justru jika penyakit tersebut meluas hingga menjadi endemi.
Pengertian dari Endemi
Sebelum peningkatan status paling tinggi yaitu pandemi, maka salah satu penyebaran penyakit selanjutnya adalah endemi. Sesuai status yang meningkat, maka penyebarannya sendiri bisa tidak hanya mencakup satu negara.
Jadi, penyebaran penyakitnya sudah mencapai beberapa negara hingga satu benua. Salah satu contoh penyakit endemi adalah ebola yang pernah menjangkit sub-Sahara Afrika.
Endemi adalah penyakit yang menjangkit orang dalam jumlah besar yang terjadi di suatu wilayah atau populasi tertentu. Contoh penyakitnya adalah malaria dan meningitis.
Penyakit endemi pun pernah terjadi di Indonesia. Penyakit yang termasuk kategori ini yang ada di Indonesia adalah malaria dan demam berdarah dengue (DBD).
Pastinya, penyakit endemi pun diharapkan baik oleh negara tersebut hingga WHO atau organisasi kesehatan dunia akan beres di negara tersebut dan tidak menyebar hingga akhirnya keluarlah status pandemi.
Bagaimana dengan Pandemi?
Pandemi merupakan status penyebaran penyakit yang pastinya tidak diinginkan oleh seluruh warga di dunia. Pasalnya, status penyebaran ini merupakan status paling tinggi.
Sehingga, saat dinyatakan oleh WHO bahwa penyebaran virus corona ditetapkan sebagai penyakit pandemi, maka hal ini mengindikasikan bahwa penyakit ini sudah menjangkit lebih satu benua.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa pandemi sendiri merupakan penyebaran penyakit baru yang telah menyebar di beberapa negara bahkan lebih dari satu benua. Tidak hanya itu, orang yang terjangkit pun dengan jumlah yang tidak sedikit.
Sebelum penyebaran virus corona, WHO pernah menetapkan soal pandemi pada penyakit influenza yang menyebar ke seluruh dunia. Tidak hanya influenza, HIV/AIDS pun masuk ke dalam penyakit pandemi.
Walaupun beberapa penyakit pandemi yang tadi disebutkan termasuk penyakit serius, sebenarnya tidak harus penyakit serius yang masuk digolongkan penyakit pandemi. Pada dasarnya, kriteria mengenai penyebaran penyakit disebut pandemi ada tiga kriteria atau syarat.
Ketiga kriteria tersebut di antaranya adalah penyakit tersebut merupakan penyakit baru di populasi yang terjangkit, menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit serius, serta penyebaran penyakit tersebut sangat mudah dan berkelanjutan pada manusia.
Menginap selama Social Distancing? Ya di Bobobox
Sedang ingin melakukan kerja dari rumah dengan nyaman dan jauh dari kerumunan? Datang aja ke Bobobox untuk mendapatkan ketenangan di tengah social distancing ini.
Informasi lebih lanjut, kamu bisa mendapatkannya di aplikasi Bobobox yang bisa kamu unduh di sini.