Sama halnya seperti makanan dan minuman, tidur menjadi salah satu aktivitas yang dibutuhkan agar tubuh tetap sehat dan mampu bertahan hidup. Meski menjadi waktu untuk beristirahat, otak dan tubuh saat tidur tetap aktif dan menjalankan banyak aktivitas yang menjadi kunci kesehatan kamu.
Beberapa hal terkait tidur sebenarnya masih menjadi misteri. Namun, bukan berarti tidak ada yang diketahui terkait apa yang terjadi pada tubuh saat tidur. Yuk, simak lebih lanjut, yuk!
Tahapan Tidur
Tubuh saat tidur akan mengalami siklus yang terdiri dari rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM). Tahapan pertama diawali dengan NREM yang menyita sebagian besar waktu tidur kamu.
NREM ini terdiri dari tiga tahapan. Tahapan pertama NREM dikenal dengan tidur ayam, yaitu saat kamu berada dalam keadaan setengah sadar dan terlelap. Di tahapan ini, aktivitas otot dan pergerakan mata mulai melambat. Meski terlelap, kamu masih bisa terbangun atau dibangunkan dengan mudah.
Di tahapan selanjutnya, denyut jantung dan pernapasan semakin teratur sementara suhu tubuh mulai menurun. Kesadaran pun semakin menurun sehingga kamu tidak terlalu memahami apa yang sedang terjadi meski masih bisa mendengar suara-suara. Selain itu, gerak mata juga akan berhenti dan tubuh sudah siap untuk tidur nyenyak.
Di tahapan ketiga, kamu tidur lebih nyenyak dan tidak ada indikasi gerakan otot ataupun mata. Kamu pun akan lebih sulit untuk dibangunkan. Namun, jika terbangun, kamu akan merasa linglung.
Setelah itu, tubuh memasuki fase REM atau juga disebut tidur bermimpi. Berbeda dengan tahapan dalam NREM, tubuh mengalami peningkatan aktivitas akibat kemunculan mimpi.
Detak jantung, suhu tubuh, pernapasan dan tekanan darah juga meningkat seperti saat kamu dalam keadaan bangun. Meski begitu, otot akan mengalami kelumpuhan total.
Siklus ini akan berulang sepanjang kamu tidur hingga 3-5 kali. Setiap siklus berlangsung antara 70-120 menit. REM pertama biasanya berlangsung beberapa menit saja, namun akan semakin lama di setiap siklus baru dengan durasi hingga setengah jam.
Melansir WebMD, jika kehilangan momen REM karena alasan apapun, tubuh kamu akan menggantinya di malam berikutnya.Sementara itu, tahapan ketiga dalam NREM cenderung semakin pendek di setiap siklusnya.
Pernapasan
Pernapasan merupakan salah satu perubahan penting pada tubuh saat tidur. Pernapasan umumnya melambat dengan pola tarikan napas yang teratur ketika memasuki tahap kedua NREM.
Di tahap NREM juga, pernapasan berada di titik terendahnya. Sementara itu, memasuki fase REM, pernapasan menjadi lebih cepat dan tidak teratur.
Denyut Jantung
Sama halnya dengan pernapasan, denyut jantung termasuk salah satu perubahan pada tubuh saat tidur. Denyut jantung ini mulai melambat sejak kamu memasuki tahapan 1 dan mencapai kecepatan terendah di tahapan 3.
Melambatnya denyut jantung dan tekanan darah memungkinkan jantung dan pembuluh darah untuk beristirahat dan memulihkan diri. Namun, situasi berbalik saat memasuki fase REM. Di fase ini, denyut meningkat hingga hampir sama dengan saat kamu dalam kondisi bangun.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Peyakit Bradikardia, Gejala, Penyebab, Dan Cara Menanganinya
Penurunan Suhu Tubuh
Suhu tubuh saat tidur akan menurun di tahapan kedua dan berada di suhu terendah dua jam sebelum kamu terbangun. Selanjutnya, saat memasuki siklus REM, otak akan mematikan sementara termometer alami tubuh. Di saat seperti ini, suhu ruangan sangat berpengaruh pada tubuh. Maka dari itu, kamu dianjurkan untuk tidur di ruangan bersuhu sejuk.
Aktivitas Otak
Hal lainnya yang terjadi pada tubuh saat tidur adalah perubahan aktivitas otak. Di tahap awal fase NREM, gelombang otak melambat cukup banyak. Namun, memasuki tahapan kedua dan ketiga, ada banyak lonjakan singkat pada aktivitas otak. Menurut para ilmuwan, di fase kedua ini otak tengah menyimpan ingatan jangka panjang.
Memasuki siklus REM, aktivitas otak semakin cepat dan sel-sel otak menyala secara aktif dan acak. Faktanya, aktivitas otak di fase REM ini tampak sama dengan saat kamu dalam keadaan bangun. Karena itu, fase REM ini kerap kali dikaitkan dengan mimpi yang intens.
Otot Melemah
Perubahan aktivitas otot juga menjadi salah satu yang terjadi pada tubuh saat tidur. Di setiap tahapan NREM, otot perlahan melemah disertai dengan menurunnya pemakaian energi.
Memasuki fase REM, sebagian besar otot akan mengalami kelumpuhan untuk sementara dan bisa bertahan hingga 20 menit. Kondisi ini dikenal dengan nama atonia dan diakibatkan oleh batang otak yang mengirimkan sinyal untuk melumpuhkan otot yang menggerakkan tubuh, tangan dan kaki sementara waktu.
Lumpuhnya otot itu menjaga agar tubuh tidak bertindak seperti di dalam mimpi sebab beberapa gerakan bisa saja melukai diri sendiri atau teman tidur kamu. Contohnya, kaki dan tangan tidak akan bergerak ke sana ke mari sebagai tanggapan atas gerakan-gerakan dalam mimpi.
Sementara itu, otot pernapasan dan mata tetap aktif di fase ini. Hal ini ditandai dengan gerak mata cepat di balik mata tertutup yang juga menjadi inspirasi penamaan REM (rapid eye movement atau gerak mata cepat).
Bermimpi
Mimpi paling umum dan banyak terjadi di fase REM. Namun kamu juga bisa mengalaminya di tahapan tidur lain. Hanya saja, mimpi yang terjadi di fase NREM dan REM memiliki pola yang berbeda. Di fase REM, mimpi biasanya cenderung aneh, berbau khayalan dan membuat orang yang tertidur aktif terlibat.
Baca Juga: Tidak Bermimpi? Hati-Hati, Mungkin Kamu Kurang Tidur Atau Depresi!
Sensasi Terjatuh
Kamu tentu pernah mengalami sensasi terjatuh dari ketinggian yang kemudian membuat kamu kaget dan terbangun. Sensasi aneh pada tubuh saat tidur ini dinamakan sentakan hipnagogik atau kejang otot bawah sadar saat tertidur.
Hal ini biasanya terjadi saat sudah mulai bermimpi sebelum tubuh benar-benar lumpuh. Sensasi terjatuh itu kemudian kamu rasakan karena tubuh kebingungan sebab masih berada di masa transisi antara terjaga dan tidur lelap.
Penyebab pasti sentakan hinagogik masih belum diketahui. Namun, para peneliti meyakini hal ini berkaitan dengan rasa lelah, stres atau kurang istirahat. Hal tersebut membuat otak ingin cepat tidur, namun tubuh tertinggal jauh untuk menyamai kecepatan otak.
Menghapus Informasi
Para peneliti meyakini fase REM membantu sel otak membersihkan informasi yang tidak perlu dan mengingat informasi penting yang benar-benar kamu butuhkan. Karena itu, orang-orang biasanya akan lebih mudah memecahkan teka-teki atau puzzle serta mengingat fakta dan tugas lebih baik setelah tidur. Dibandingkan dengan tahapan tidur lain, mereka yang melewatkan fase REM biasanya akan kehilangan manfaat tersebut.
Produksi Hormon
Tubuh saat tidur akan tetap mengontrol produksi hormon. Salah satunya adalah pelepasan hormon melatonin yang memengaruhi ritme sirkadian atau jam biologis tubuh. Ritme sirkadian ini bertugas memberi tahu tubuh kapan waktunya tidur dan bangun. Saat tubuh melepaskan hormon tersebut, otak mengirimkan sinyal pada tubuh untuk tidur.
Saat tidur, tubuh juga mengeluarkan hormon pertumbuhan yang membantu perkembangan tulang dan otot serta metabolisme. Di sisi lain, tubuh justru mengurangi hormon kortisol yang biasanya dihasilkan saat stres.
Selain itu, ada juga hormon leptin (meningkatkan rasa kenyang setelah makan) dan ghrelin (meningkatkan nafsu makan). Saat tidur, hormon ghrelin akan berkurang sebab kamu menggunakan sedikit energi dibandingkan saat bangun.
Namun, insomnia atau kurang tidur bisa mengacaukan sistem ini. Kurang tidur justru meningkatkan produksi ghrelin dan membatasi produksi leptin. Akibatnya, pola makan berubah sebab kamu terpicu untuk makan di tengah malam atau merasa rakus saat bangun dan membuat berat badan bertambah.
Baca Juga: Mengenal Hypersomnia: Gejala, Penyebab, Dan Cara Menanganinya
Hal Lainnya yang Terjadi pada Tubuh Saat Tidur
Tubuh saat tidur akan tetap membakar kalori serta kehilangan banyak cairan lewat keringat dan embusan napas. Dengan begitu, akan terjadi sedikit penurunan berat badan sebab tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman saat tidur.
Selain itu, tubuh juga akan sering mengeluarkan gas akibat melambatnya sistem tubuh (denyut jantung, pernapasan dan pembuluh darah). Saat sistem tubuh melambat, otot cincin anus (sfingter) pun melemas dan menjadi longgar. Karenanya, kamu lebih mudah kentut terutama jika mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gas.
Lebih lanjut, tidur juga sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit. Saat kamu sibuk bermimpi, kulit akan memproduksi banyak sel baru serta mendorong regenerasi yang lebih besar dengan memperlambat proses pemecahan protein.
Recharge Energi? Bobobox Saja!
Jangan biarkan stres memengaruhi kesehatan tubuh kamu. Maka dari itu, yuk, recharge energi kamu dengan staycation di Bobobox! Hotel kapsul satu ini memang hadir untuk kenyemanan pengunjung dengan berbagai fasilitas yang bikin kamu betah. Kamu bisa menikmati fasilitas moodlamp yang tersedia untuk memastikan kualias tidur tetap terjaga.
Moodlamp ini menyediakan banyak pilihan warna lampu yang bisa kamu ubah sesuai dengan suasana hati, dari remang hingga terang. Yuk, unduh dulu aplikasi Bobobox untuk informasi lebih lanjut!