World Car Free Day atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor adalah sebuah peringatan yang diberlakukan atas kegelisahan isu lingkungan terutama produksi polusi kendaraan. Lebih dikenal dengan sebutan Car Free Day (CFD), kegiatan seperti ini hampir dapat ditemukan di setiap kota atau kabupaten di Indonesia.
Dalam merayakan kegiatan ini, masyarakat pada umumnya akan memanfaatkan kegiatan yang berlangsung setiap akhir pekan ini untuk berolahraga sekaligus rekreasi. Kegiatan ini sempat beberapa kali mengundang sejumlah kritik.
Hal ini dikarenakan seiring waktu dan bertambahnya jumlah masyarakat yang beraktivitas dalam kegiatan ini, banyak pihak yang memanfaatkannya untuk hal yang tidak sesuai dengan esensi awal Car Free Day.
Beberapa contoh diantaranya adalah mulai dari kampanye sosial hingga politik. Lalu seperti apakah sejarah awal dibalik kegiatan car free day? Berikut adalah informasinya!
Sejarah Hari Bebas Kendaraan Bermotor
Berdasarkan informasi dari National Day Calendar dan National Today, Hari Bebas Kendaraan Bermotor diperingati setiap tahunnya pada tanggal 22 September. Peringatan ini bermula ketika banyak orang yang mulai menyadari bahwa kendaraan bermotor memberikan dampak buruk pada lingkungan yang pada akhirnya menuai banyak protes.
Protes mengenai isu lingkungan akibat kendaraan bermotor ini sudah ada sejak tahun 1950-an. Tak hanya satu negara, faktanya beberapa negara pun merespons cepat akan protes tersebut, seperti Belanda dan Belgia misalnya. Menyikapi masalah ini, kedua negara tersebut pada akhirnya mencoba mengeluarkan aturan hari Minggu bebas kendaraan bermotor atau Car Free Day di hari Minggu pada tahun 1956 dan 1957.
Pada Oktober 1994, kampanye terstruktur mengenai kegiatan Car Free Day pun tercetus melalui pidato utama yang disampaikan oleh Eric Britton pada International Ciudades Konferensi Accessibles (Accessible Cities).
Tak hanya itu ada juga sebuah makalah tentang mengurangi ketergantungan pada kendaraan yang juga turut tersampaikan dalam konferensi yang diadakan di Toledo, Spanyol tersebut. Setelah itu tepatnya pada akhir 1990-an, beberapa negara di Eropa kemudian menyelenggarakan acara yang mendukung Car Free Day di seluruh dunia.
Kontribusi Inggris dan Perancis
Berbagai acara mengangkat isu lingkungan dan polusi kendaraan bermotor seperti salah satunya Konsorsium Hari Bebas Mobil Dunia yang terselenggara pada beberapa negara seperti Islandia, Inggris Raya, dan Prancis pada tahun 1995.
Pada tahun 1997, Inggris kemudian turut berkontribusi dalam melakukan kampanye nasional oleh Asosiasi Transportasi Lingkungan. Prancis kemudian mengadaptasi kampanye ini pada tahun 1998 dan mengangkat tema “In Town, without my car!“. Setelah memasuki tahun 2000, Komisi Eropa pada akhirnya melakukan kampanye program ini lebih luas untuk menjangkau seluruh Eropa.
Car Free Day di Indonesia
Bagaimana dengan Indonesia? Bagaimana pada akhirnya Indonesia turut mengadopsi perayaan kegiatan CFD yang sudah menjamur di berbagi kota dan kabupaten di tanah air? Karena faktanya, Indonesia turut merayakan 22 September sebagai Hari Bebas Kendaraan Bermotor Sedunia.
Jika beberapa negara Eropa yang sebelumnya sudah memulai lebih dulu pada tahun 1990-an, Indonesia faktanya baru ikut mengadakan kegiatan Car Free Day pada tahun 2007. Tepatnya pada September 2007, kegiatan Car Free Day untuk pertama kali dilaksanakan di Jakarta.
Kegiatan ini mulai dengan menutup jalan utama kota dari mobil dan mengundang pejalan kaki setempat untuk berolahraga dan beraktivitas di jalan-jalan yang biasanya penuh dengan mobil dan lalu lintas. Hingga saat ini, tanggal 22 September setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Indonesia.
Baca juga: Awas Tersesat, Ini Dia Labirin Coban Rondo, Wisata Baru Di Malang Yang Instagramable Banget
Berawal dari Gerakan Menyadarkan Pengguna Kendaraan Bermotor
Bagaimana awal mula peringatan Hari Bebas Berkendara di Indonesia? Hal ini tak luput dari munculnya sebuah keinginan untuk menyadarkan pengguna kendaraan bermotor agar lebih bijak lagi dalam menggunakan kendaraannya. Pada 22 September 2002 silam, Alfred Sitorus bersama beberapa temannya menginisiasi Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB).
Car Free Day memiliki sebuah tujuan dalam mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Tak hanya itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat mengurangi tingkat pencemaran udara di kota-kota besar.
Namun sayangnya, setelah lebih dari 15 tahun kegiatan ini berlangsung, banyak terjadi perubahan dalam kegiatan Car Free Day ini. Satu di antara perubahan yang terjadi adalah bagaimana seringnya kegiatan Car Free Day ternodai oleh berbagai kegiatan yang berbau politik.
Tentunya kegiatan berunsur politik ini membuat Alfred merasa prihatin dan berharap masyarakat memahami tujuan dari Car Free Day. Tak jarang juga masyarakat yang mengeluhkan ketidaknyamanan atas kejadian ini.
Peraturan Gubernur DKI Melarang Kegiatan Berunsur Politik di CFD
Menyikapi berbagai keluhan atas menyampingnya kegiatan Car Free Day akibat berbagai kegiatan berbau politik yang ‘menyelip’ dan mengganggu kegiatan ini, pemerintah pun hadir mengeluarkan sebuah regulasi.
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 12 Tahun 2016 kemudian tercipta untuk membahas pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor sudah jelas melarang kegiatan berunsur politik pada setiap acara Car Free Day .
Tak hanya berbagai kegiatan yang berunsur politik, kegiatan lain yang mengandung suku, agama, dan ras (SARA) serta kegiatan yang bertujuan menghasut juga dilarang dalam Car Free Day. Kesimpulannya, berbagai aktivitas yang hanya boleh dilakukan saat Car Free Day berlangsung adalah kegiatan yang berhubungan dengan olahraga dan lingkungan hidup.
Cobain Pengalaman Seru Menginap di Bobobox!
Di saat yang penuh kesulitan dan tekanan ini, kamu perlu beristirahat dari segala kejenuhan. Tentunya ada berbagai cara sederhana yang bisa kamu lakukan seperti berjalan santai, memanjakan diri dengan perawatan tubuh, atau sekadar staycation. Di masa pandemi ini, mungkin agak sulit bagi kamu untuk berlibur. Karena itu, sekadar berstaycation sambil menenangkan diri namun tetap menghindari kerumunan bisa jadi altenatif buat kamu.
Dalam hal ini, sebaiknya kamu memilih hotel yang sudah terpercaya dan memiliki reputasi yang baik. Salah satu hotel aman yang bisa kamu pilih adalah Bobobox. Hotel kapsul yang satu ini telah menerapkan beberapa aturan yang wajib diikuti oleh semua orang yang berada di area Bobobox.
Aturan tersebut meliputi pengecekan suhu tubuh oleh host serta kewajiban menggunakan masker untuk semua pihak, rajin mencuci tangan, menjaga jarak dengan tim Bob dan tamu lain, serta menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki area pod. Kamu juga diharuskan untuk menggunakan siku kamu jika ingin menekan tombol lift atau membuka pintu. Selain itu, bawalah alat makan dan alat salat pribadi.
Untuk keperluan kesehatan, Bobobox juga menyediakan obat-obatan standar yang bisa kamu gunakan agar tubuh kamu tetap sehat dan fit. Mau coba pengalaman yang lebih seru lagi? Cobain layanan Bobobox bernama Bobocabin! Bobocabin adalah sebuah jalan keluar yang tepat dari hiruk pikuk dan keramaian kota.Yuk segera unduh aplikasi Bobobox di Play Store dan App Store, dijamin aman dan nyaman!
Foto utama oleh: adhia huza via Unsplash