Memiliki work life balance adalah impian semua orang. Kamu bisa bekerja dengan baik sambil mempertahankan kehidupan yang sehat. Itu idealnya. Akan tetapi tidak semua orang bisa menerapkan prinsip work life balance dalam kehidupan. Ada beberapa kendala yang memengaruhi. Nah, dalam artikel kali ini, Bob akan mencoba membahas hal-hal yang berkaitan dengan work life balance. Yuk sama-sama kita simak.
Apa itu work life balance?
Foto: Dalton Touchberry on Unsplash
Sebelum istilah work life balance populer, nilai dari work life balance sudah pernah diterapkan dan diperjuangkan. Pada saat revolusi industri di Inggris sedang berada di tahap akhir, orang-orang di sana pada umumnya bekerja selama 14—16 jam per hari selama satu minggu. Di saat yang sama ditemukan bahwa para pekerja di Amerika bekerja rata-rata 100 jam per minggu, atau 14.5 jam per hari.
Alih-alih menciptakan lingkungan kerja yang efektif, jam kerja yang lama membuat para pekerja harus mengorbankan kesehatan dan kehidupan sosial mereka. Kondisi tersebut menimpa tidak hanya pada orang dewasa namun juga anak-anak karena pada masa itu anak-anak juga termasuk buruh.
Dari sanalah kemudian baik para pekerja di Inggris maupun Amerika menuntut jam kerja yang lebih sedikit. Di Amerika sendiri, hal ini berhasil direalisasikan melalui worker movements yang pada akhirnya, Amerika meresmikan standar jam kerja menjadi hanya 40 jam per minggu.
Meskipun gerakan untuk menuntut jam kerja yang lebih sedikit sudah ada sejak lama, istilah work life balance pertama kali disuarakan di Inggris oleh Women Liberation Movement (Gerakan Pembebasan Wanita).
Gerakan itu menuntut jam kerja yang lebih fleksibel dan cuti hamil bagi wanita. Ide ini muncul karena di samping harus bekerja, wanita juga harus mengurus rumah tangga. Berbeda dengan pria yang tugas utamanya memang menafkahi.
Sekarang, work life balance bukan hanya isu sosial di mana gerakan-gerakan besar diperlukan untuk mengubah sebuah sistem. Makna work life balance sudah menyentuh tiap individu tentang bagaimana cara mereka mengatur waktu agar memiliki waktu yang cukup saat bekerja, bersama keluarga, bersama teman, atau melakukan hobi. Tujuan akhirnya yaitu untuk menciptakan individu yang produktif dalam bekerja dan sehat secara mental, sosial, dan fisik.
5 Tempat Wisata Jakarta Ini Akan Memanjakan Kalian Para Book Lover!
Mengapa work life balance perlu diterapkan?
Foto: Helena Lopes on Unsplash
Ada beberapa alasan mengapa work life balance harus kamu aplikasikan dalam kehidupan profesional kamu. Di antaranya untuk mengistirahatkan badan dan pikiran.
Terkadang pekerjaan bisa sangat membebani dan memakan banyak waktu. Di saat-saat seperti itulah badan kamu menerima perintah untuk bekerja ekstra. Kalau sudah seperti itu sebaiknya kamu mulai istirahat sejenak.
Selain itu, menerapkan work life balance juga bagus sebagai sarana belajar mengatur waktu. Kamu perlu membuat prioritas apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu sehingga membuat kamu menjadi manusia yang tidak hanya sibuk namun juga produktif.
Bagaimana cara mencapai work life balance?
Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk mencapai kehidupan yang seimbang antara pekerjaan dan kehidupan di luar pekerjaan. Berikut di antaranya.
1. Buat batasan
Pekerjaanmu sebaiknya tetap di tinggal di tempat kerja. Membawa pulang beban pikiran pekerjaan ke rumah bisa membuat kamu tidak sehat. Maka dari itu, kamu perlu membuat batasan antara diri kamu dan pekerjaan.
Pertama, buat batasan waktu. Jika kamu bekerja di kantor dari pukul sembilan pagi hingga lima sore, gunakan waktu itu sebaik-baiknya. Datang ke tempat kerjamu lalu mulailah bekerja. Jangan menanti-nanti pekerjaan. Dan ketika sudah pukul lima, tinggalkan pekerjaanmu.
Nah, jika kamu seorang pekerja lepas, tentunya kamu punya waktu yang lebih fleksibel. Tapi waktu yang fleksibel ini bisa jadi bumerang kalau kamu tidak pandai dalam mengatur waktu.
Perhatikan baik-baik tenggat pekerjaanmu. Setelah itu buatlah jadwal mingguan yang sesuai dengan tenggat itu. Jika jam yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut telah selesai, lakukan hal lain yang bisa membuat pikiranmu lebih tenang seperti olahraga atau bermain musik.
Yang kedua adalah batasan komunikasi. Kamu sudah membuat kesepakatan mengenai kapan dan di mana kamu harus bekerja.
Kemajuan teknologi membuat komunikasi semakin mudah. Bahkan saking mudahnya, terkadang kita sampai lupa waktu.
Jika atasanmu menghubungimu di luar waktu yang telah disepakati mengenai pekerjaan, kamu bisa menolak. Jelaskan bahwa kamu sedang berada di luar jam bekerja dan tidak bisa menerima pekerjaan. Tentunya dengan bahasa yang santun.
Hal ini berlaku bukan hanya untuk pekerja saja, tetapi juga untuk atasan. Keduanya harus bisa mengerti posisi dan kondisi masing-masing. Jangan biarkan akhir pekanmu bersama keluarga dan teman terganggu karena pekerjaan.
2. Hilangkan hal-hal yang mengganggu
Foto: Charlz Gutiérrez De Piñeres on Unsplash
Saat kamu sedang bekerja, cobalah hilangkan hal-hal yang bisa memecah konsentrasi kamu. Jika pekerjaanmu berhubungan dengan laptop dan internet, biasanya godaan ada di depan mata seperti YouTube atau Netflix.
Kurangi juga penggunaan telepon genggam di saat jam kerja. Secara tidak sadar banyak orang secara rutin mengecek telepon genggamnya hanya untuk melihat media sosial.
Hal-hal yang membuat kamu terdistraksi tadi bisa memperlambat pekerjaan kamu. Dari yang seharusnya sudah selesai pukul lima, kamu baru bisa selesai pukul enam.
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk membantu menghilangkan distraksi. Contohnya ada pengaturan di browser yang bisa mengunci situs-situs tertentu supaya tidak bisa kamu kunjungi selama beberapa waktu.
Cara semacam ini bisa membantu kamu kembali fokus kepada apa yang sedang kamu kerjakan. Tapi ingat, kamu harus disiplin.
Tempat Ngopi Di Jogja Yang Bisa Bikin Pengunjung Betah Berlama-Lama
3. Gunakan waktu luangmu dengan baik
Foto: Zach Betten on Unsplash
Kalau kamu bekerja dari Senin hingga Jumat tentunya kamu hanya punya dua hari untuk beristirahat. Kamu boleh-boleh saja tidur seharian di kamar atau menghabiskan waktu menonton film. Namun akan lebih baik jika kamu gunakan waktumu untuk hal-hal yang bisa membuat diri kamu menjadi lebih baik.
Ada banyak sekali pilihan yang bisa kamu lakukan sesuai dengan minat kamu. Kalau kamu suka olahraga, kamu bisa berlari di pagi hari supaya tubuhmu segar kembali. Jika kamu senang menulis maka menulislah hal-hal yang ada di pikirnamu.
Jika kamu senang pergi ke luar dan mencari suasana baru, kamu bisa pergi ke taman-taman atau tempat yang belum pernah kamu kunjungi. Atau, kamu bisa melakukan kegiatan yang sedang tren sekarang, staycation.
Kegiatan-kegiatan positif seperti ini mampu membantu kamu untuk mencapai work life balance. Karena otakmu sudah segar setelah melakukan kegiatan lain, kamu bisa kembali memulai pekerjaan dengan lebih semangat.
Saatnya memulai
Menerapkan work life balance memang tidak mudah. Ada banyak elemen yang saling bersinggungan. Akan tetapi, apapun pekerjaannya, work life balance tetap dimulai dari diri sendiri.
Jika kamu tidak memiliki niat yang kuat untuk mencapai work life balance yang baik, maka semuanya akan terasa lebih sulit. Pikirkan matang-matang manfaatnya supaya kamu bisa menjalani hidup yang lebih baik dan seimbang.
Menginap di mana?
10 Tempat Liburan Di Bandung Yang Murah Dan Cocok Untuk Keluarga
Masih soal staycation, nih. Kalau kamu ingin menerapkan work life balance dengan cara meluangkan waktumu di tempat menginap, Bob mau kasih kamu satu rekomendasi tempat.
Tempat menginap yang satu ini bukan tempat menginap biasa. Kamarnya unik dan penuh dengan fitur menarik. Yap, kamu benar. Di mana lagi kalau bukan Bobobox.
Hotel kapsul yang satu ini bisa banget membantu kamu untuk rehat dari pusingnya pekerjaan. Karena desainnya yang intimate, pikiran-pikiran negatif bisa pergi dan kamu bisa menikmati me-time dengan nyaman.
Untuk kemudahan pemesanan dan bertransaksi, kamu bisa mengunduh aplikasi Bobobox di sini. Aplikasi ini hadir supaya kamu enggak perlu repot jauh-jauh pesan kamar dan bawa uang cash. Tinggal datang lalu nikmati liburan kamu. Yuk, menginap di Bobobox!