Keitka bertandang ke Yogyakarta, kebanyakan orang mungkin akan berkunjung ke tempat-tempat seperti Malioboro, pantai, candi, Kraton Yogyakarta, Alun-Alun Selatan, Taman Sari, Tugu Yogyakarta, dan sebagainya. Kalau kamu sudah bosan dengan wisata-wisata tersebut, kamu bisa menambahkan wisata Bendhung Lepen Yogyakarta ke dalam agenda kamu.
Tempat yang satu ini bisa menjadi alternatif bagi kamu yang merasa sudah muak melihat pemandangan sampah, sungai dan got yang hitam legam, serta udara yang berpolusi. Tentunya cocok banget buat kamu melepas penat.
Penasaran dengan wisata Bendhung Lepen Yogyakarta ini? Yuk simak ulasannya!
Apa itu Wisata Bendhung Lepen Yogyakarta?
Bagi sebagian orang, wisata Bendhung Lepen Yogyakarta mungkin masih terdengar asing. Wisata Bendhung Lepen Yogyakarta sendiri merupakan saluran irigasi yang diubah menjadi kolam budi daya ikan hias dan konsumsi.
Saluran irigasi tersebut tepatnya berlokasi di Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bendhung Lepen ini juga terletak di hulu Sungai Gajah Wong dan memiliki saluran sepanjang sekitar 100 meter yang berisi macam-macam ikan. Saat memasuki kawasan wisata ini, kamu mungkin akan teringat dengan suasana selokan bersih penuh ikan koi seperti di Tsuwano, Jepang.
Wisata Bendhung Lepen Yogyakarta ini sebenarnya masih terbilang baru, yakni mulai rampung sejak Mei 2019 lalu. Tempat ini sebelumnya merupakan saluran yang kumuh, tidak terurus dan berbau menyengat padahal air dari saluran tersebut juga digunakan untuk mengairi persawahan.
Saluran irigasi dari Sungai Gajah Wong itu dipenuhi endapan lumpur dan beragam sampah mulai dari sampah rumah tangga hingga sampah medis sehingga membuatnya tidak enak dipandang. Di sekitar tempat tersebut memang terdapat tempat pembuangan sampah serta peternakan babi.
Maka tidak mengherankan saluran tersebut jauh dari kata asri dan menyegarkan. Karena kondisi yang mengenaskan tersebut, para pemuda Karang Taruna setempat pun berinisiatif untuk membenahi kekacauan itu.
Proses Perubahan
Proyek pembersihan saluran Bendhung Lepen mulai direncanakan sejak tahun 2016 namun baru dilakukan pada tahun 2019. Langkah pertama mereka adalah dengan mengedukasi masyarakat untuk lebih peduli pada lingkungan dan tidak membuang sampah ke sungai.
Meskipun sempat mencibir kurang kerjaan karena mau membersihkan saluran kotor tersebut, warga pun mulai tergerak untuk bergabung dengan para pemuda dan secara gotong royong mulai membersihkan saluran tersebut. Lokasi peternakan babi perlahan dipindahkan, tempat pembuangan sampah ditutup secara ‘ilegal’, dan saluran irigasi juga dikeruk. Sebelum dikeruk, kedalaman saluran tersebut hanya sekitar 60 cm saja. Setelah pengerukan, kedalamannya menjadi sedada orang dewasa, sekitar satu meteran.
Karena masih ada sampah kiriman, mereka juga membangun sekat-sekat untuk sampah sehingga sampah bisa terjaring dan air yang mengalir menjadi lebih bersih. Setelah itu, muncullah ide warga untuk menanam benih ikan di saluran tersebut. Selanjutnya, warga pun menebar benih ikan nila dan tombro sejumlah 1,5 kuintal.
Setelah saluran tersebut berangsur normal, mereka juga menyasar taman buatan PUPR 2015 yang satu area dengannya. Mereka merenovasi taman tersebut sehingga tampak terawat dan serasi dengan kebersihan Bendhung Lepen.
Sebagai informasi, limbah rumah tangga seperti air cucian sabun atau kamar mandi dialirkan ke bak tampungan limbah rumah tangga. Dengan begitu, limbah tersebut tidak akan mengotori sungai.
Seiring berjalannya waktu, wisata Bendhung Lepen Yogyakarta pun mulai menarik perhatian viral di media sosial, padahal saat itu Bendhung Lepen belum menjadi tempat wisata. Karena itu, di awal kemunculannya, wisata Bendhung Lepen Yogyakarta pun memperoleh hingga 50 orang pengujung per hari.
Untuk semakin menarik perhatian pengunjung, jenis ikan pun ditambah hingga saluran irigasi tersebut kini dihuni oleh ikan nila, tombro, patin, gurame, lele, bawal dan koi yang umumnya disukai anak-anak.
Dengan ramainya pengunjung, ekonomi warga pun otomatis ikut tergerak. Wisata ini menjadi pemasukan baru bagi para warganya melalui penjualan hasil panen ikan, retribusi parkir, penjualan pelet, hingga penjualan aneka jajanan.
Antusiasme pengunjung juga ikut mendorong Pemerintah Kota Yogyakarta untuk memberikan bantuan dana untuk pembangunan musala, tempat makan dan kamar mandi.
Tempat Wisata Baru
Seperti yang Bob sebutkan sebelumnya, wisata Bendhung Lepen Yogyakarta ini menarik antusiasme masyarakat hingga tempat tersebut pun viral dan kebanjiran pengunjung. Umumnya, setiap hari biasa bisa ada sekitar 300 orang pengunjung. Sementara itu di akhir pekan, pengunjung akan semakin membludak.
Jika tertarik berkunjung, kamu sudah bisa datang sejak pagi sekitar pukul 07.00. Tempat ini biasanya buka sampai malam sekitar pukul 20.00. Namun, saat paling ramai adalah di sore hari.
Saat berada berwisata Bendhung Lepen Yogyakarta, kamu bisa duduk di tepi kolam sambil bermain air dengan mencelupkan kaki kamu ke dalam kolam tersebut. Kamu tentunya akan merasakan sensasi geli saat kaki kamu dikerubungi gerombolan ikan.
Selain itu, tersedia juga penjual pelet atau pakan ikan (sekitar Rp 2.000,00 per gelas kecil) sehingga kamu bisa ikut memberi makan ikan-ikan tersebut. Bagi pecinta kegiatan memancing, pengelola juga sudah menyediakan fasilitas yang bisa kamu sewa.
Sekadar beristirahat dan bersantai pun bisa kamu lakukan mengingat lingkungannya cukup asri dan bersih sehingga membuat pengunjung betah berlama-lama di sana. Jika kamu datang di waktu panen, kamu bisa sekalian menyaksikan proses panen hingga sortir ikan yang layak dikonsumsi serta penanaman bibit baru.
Momen tersebut juga bisa menjadi sarana edukasi bagi para pengunjung. Panen tersebut bisa menghasilkan sekitar 8,5 kuintal. Yang terbesar adalah sekitar 23 kuintal dengan keuntungan mencapai Rp 70 jutaan.
Selain bermain ikan dan melihat proses memanen, kamu juga bisa menaiki perahu yang disewwakan warga dan berfoto-foto. Di sisi barat saluran ini, kamu akan menjumpai dinding yang telah dilukis dengan mural warna-warni. Selain itu, ada juga tangga warna-warni yang di malam hari akan dihiasi dengan gemerlap lampu yang siap menjadi latar foto kamu.
Untuk urusan makanan, kamu tidak perlu khawatir. Wisata Bendhung Lepen Yogyakarta ini memiliki tempat makan menyerupai pendopo yang bisa kamu singgahi untuk menuntaskan rasa lapar kamu.
Untuk urusan tiket masuk dan parkir, saat ini wisata Bendhung Lepen Yogyakarta bisa diakses secara gratis. Tapi, kamu bisa berinisiatif untuk memberikan sumbangan seikhlasnya yang bisa digunakan untuk kebersihan dan perawatan tempat tersebut.
Bobobox Malioboro
Jika setelah puas berwisata Bendhung Lepen Yogyakarta kamu juga bertandang ke kawasan Malioboro, kamu bisa sekalian menginap di Bobobox Pods Malioboro. Bobobox ini tepatnya berlokasi di Jalan Malioboro No. 39, Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lokasinya yang strategis memudahkan kamu untuk mengakses tempat-tempat wisata dan kuliner di sekitar Malioboro. Kamu bisa menghemat biaya deh!
Selain itu, Bobobox juga menawarkan kemudahan lainnya yang membuat petualangan kamu di Yogyakarta terasa tidak ribet. Booking, check-in, hingga check-out semuanya mudah dan cepat.
Akses kamar juga tidak repot sama sekali. Sebagai pengganti kunci konvensional, kamu akan diberikan QR code lewat aplikasi Bobobox di ponsel kamu untuk digunakan sebagai akses kamar. Tinggal pindai dan kamar pun langsung terbuka. Maka dari itu, jangan lupa unduh aplikasi Bobobox ya dan dapatkan notofikasi tentang promo-promo menariknya.
Header photo: @susantiekie via Instagram