Bobobox.co.id — Merebaknya virus corona sekarang ini memang membuat geger seantero dunia. Bayangkan saja banyak event internasional seperti Seria A, NBA, hingga Liga Spanyol ditunda untuk waktu yang belum ditentukan akibat coronavirus ini.
Banyaknya kasus positif virus corona di banyak negara menyebabkan hal tersebut. Bahkan, COVID-19 sudah menelan banyak korban di berbagai negara seperti Italia, Korea Selatan, Iran, Tiongkok, dan masih banyak lainnya.
Namun, tidak hanya menelan korban secara fisik, jika mengacu pada kesehatan mental, virus corona sendiri bisa mengancam kesehatan mental banyak orang di negara-negara yang banyak ditemukan yang terjangkit coronavirus.
Pasalnya, banyak orang yang akhirnya terlalu panik akibat penyebaran virus ini. Sehingga, hal di luar nalar pun terjadi seperti melambungnya harga masker dan hand sanitizer.
Sehingga, hal tersebut tentunya tidak baik bagi kesehatan mental. Menyoal kesehatan mental, hal tersebut bisa mengancam siapapun di berbagai belahan di dunia seperti Tiongkok, Italia, dan Indonesia.
Masalah Kesehatan Mental ini Terjadi di Tiongkok
Negara yang pertama menemukan adanya virus corona, Tiongkok, menjadi negara yang sekarang ini sedang dilanda kepanikan. Hal ini terbukti dengan banyaknya permintaan bantuan emosional untuk mengatasi masalah kesehatan mental ini.
Terapis, hotline konseling, hingga kelompok kesehatan sedang berusaha mengatasi masalah kesehatan mental tersebut. Tidak kurang dari 20 penelepon tiap harinya bertanya mengenai virus ini.
Kebanyakan dari telepon tersebut berasal dari pasien yang positif terinfeksi virus corona. Kekhawatiran mereka biasanya terkait lambannya perawatan medis yang mereka terima.
Saat adanya lockdown dan isolasi untuk tidak keluar rumah, hal tersebut justru menjadikan kesehatan mental lebih buruk setiap harinya. Apalagi jika tidak kepastian mengenai tindak lanjut soal COVID-19.
Di tengah banyaknya yang terkena dampak di kesehatan mental, masalah lain pun muncul. Salah satunya adalah soal kurangnya tenaga penyedia kesehatan mental.
Pemerintah Tiongkok melalui Komisi Kesehatan Nasionalnya berusaha keras untuk mengatasi hal tersebut. Lebih dari 300 hotline dibentuk oleh universitas, pemerintah daerah, dan organisasi kesehatan mental untuk menangani hal ini.
Namun, beban yang ditanggung oleh sukarelawan yang mengurusi hotline ini pun terbilang sangat tinggi. Beberapa di antaranya bahkan menangis setelah shift yang mereka miliki selesai.
Hal Tersebut Terjadi Juga di Italia
Tak hanya di Tiongkok saja, rasa cemas dan ketakutan berlebihan muncul. Beralih ke benua biru tepatnya di Italia, masalah kesehatan mental tersebut bisa ditemukan.
Italia sendiri termasuk salah satu negara yang paling terasa terkena dampak penyebaran virus corona di Eropa. Dampak buruk ini selain menimbulkan gangguan fisik juga mental dari warga Italia sendiri.
Banyak warga yang sudah berusaha untuk beradaptasi dengan situasi di mana adanya penutupan berbagai tempat dan lembaga seperti sekolah hingga tempat wisata. Salah satunya adalah dengan menonton televisi.
Namun, dengan pemberitaan tentang virus corona setiap harinya di hampir setiap stasiun televisi membuat kecemasan semakin meningkat. Apalagi belum adanya vaksin untuk virus corona ini.
Kecemasan dan kepanikan pun muncul tatkala masker di banyak apotek di Italia sudah habis diborong. Hal ini tentu saja menandakan kecemasan yang sudah berlebih akibat penyebaran virus corona.
Bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia sendiri, kepanikan secara berlebih pernah terjadi saat diumumkannya kasus salah satu warga di Jakarta Timur yang terjangkit virus corona.
Pada saat itu, orang-orang berbondong-bondong ke supermarket untuk membeli bahan makanan sehari-hari seperti beras dan mi. Jumlah pembeliannya pun tidak main-main.
Hal ini yang membuat pada saat itu, banyak supermarket yang kehabisan stok seperti beras, gula, dan mi akibat dari diborongnya barang-barang tersebut.
Padahal, jika dicermati lebih lanjut, kepanikan tersebut bisa saja dihindari jika memang adanya kesadaran diri dan informasi terperinci dari pemerintah pusat.
Namun, yang terjadi adalah simpang siur soal berita mengenai virus corona. Hal ini yang membuat banyak orang terlalu panik. Kepanikan ini yang bisa menyebabkan terganggunya kesehatan mental.
Kesimpulan yang Bisa Diambil
Dari beberapa kasus negara di atas, bisa disimpulkan bahwa penyebaran virus corona sendiri benar-benar mengancam kesehatan mental bagi banyak orang.
Rasa takut, cemas, dan panik yang berlebih menjadi beberapa gejala yang memengaruhi kesehatan mental banyak orang. Hal ini menyebabkan tindakan impulsif yang justru tidak terlalu baik untuk dilakukan.
Beberapa tindakan tersebut di antaranya adalah membeli masker dan hand sanitizer secara berlebihan. Walaupun dibutuhkan, namun seringkali ada beberapa orang yang memborong kedua barang tersebut saking paniknya.
Dengan demand yang sangat tinggi, akhirnya situasi banyak ‘ditunggangi’ oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Salah satunya adalah penimbun masker dan hand sanitizer untuk dijual dengan harga yang sangat mahal.
Menjaga dirimu agar tetap tenang dan cermat dalam mencari berita mengenai virus corona menjadi hal yang bisa dilakukan. Walaupun akan sulit untuk diterapkan, namun jika tidak dicoba, kamu tentu tidak akan mengetahui hasilnya.
Cara Mengatasi Rasa Panik
Di sini, Bob akan mencoba untuk memberikan beberapa cara atau tips yang bisa kamu lakukan di rumah. Beberapa tips di bawah ini diharapkan mampu mengurangi rasa panik atau ketakutan yang mendera akibat COVID-19 ini.
Tips pertama adalah perlunya untuk mulai membiasakan diri dalam mengakses berita secara sehat. Sekarang ini, berita virus corona tentu bisa kamu lihat di mana-mana mulai dari televisi hingga media sosial.
Sehingga, cara yang tepat untuk menanggulanginya adalah dengan tetap memperbarui informasi mengenai virus tersebut seperti cara mencegah virus corona, namun tetap memberi jeda agar informasi tidak menjadikanmu lebih cemas dibanding sebelumnya.
Kedua, cobalah untuk merawat dirimu sendiri seperti berbincang dengan teman-temanmu atau jalan-jalan untuk mencari udara segar. Hal ini diharapkan bisa menjernihkan pikiranmu dari segala hal tentang virus corona.
Ketiga, usahakanlah untuk mengatur perspektifmu. Berpikirlah secara objektif berdasarkan fakta-fakta yang disajikan. Berpikirlah bahwa jika kamu sudah melakukan cara pencegahan, kamu bisa aman dari virus corona.
Terakhir, luangkan waktumu untuk mencari asal muasal dari rasa cemas atau panik yang mendera. Jika memang dianggap genting, kamu bisa meminta bantuan dari tenang profesional seperti psikiater.
Menginap dengan Nyaman dan Aman? Ya di Bobobox
Sekarang ini, tentu kamu akan kebingungan jika sedang mencari akomodasi penginapan. Pasalnya, merebaknya virus corona membuatmu takut jika akomodasi penginapanmu tidak bersih dari virus tersebut.
Nah, salah satu akomodasi penginapan yang selalu membersihkan setiap fasilitasnya di setiap harinya adalah Bobobox. Bobobox sendiri merupakan hotel kapsul yang mengusung konsep futuristik di dalam akomodasinya.
Beberapa fasilitas menarik bisa kamu manfaatkan saat menginap di Bobobox seperti lampu led, QR Code, koneksi WiFi, pod yang luas, dan masih banyak lainnya.
Pemesanan podnya bisa kamu lakukan melalui aplikasi Bobobox yang bisa kamu unduh di sini. Jika lupa membawa uang tunai, kamu pun bisa memilih pembayaran cashless saat menginap di Bobobox.