Menyambut masa adaptasi kebiasaan baru akibat dari pandemi COVID-19, sejumlah taman nasional dan taman wisata alam di Indonesia sudah kembali dibuka secara bertahap. Itu tandanya kegiatan untuk mengunjungi destinasi wisata alam boleh dilakukan kembali, termasuk mendaki gunung.
Mendaki gunung menjadi salah satu kegiatan atau olahraga yang digemari beberapa tahun belakangan ini. Di masa new normal, mendaki gunung dirasa sebagai kegiatan yang tepat untuk melepas penat akibat di rumah saja selama pandemi.
Meski begitu, banyak hal yang harus diperhatikan jika kamu memutuskan untuk kembali mendaki gunung di masa adaptasi kebiasaan baru ini. Tenang, Bob sudah merangkum tips mendaki gunung dengan tetap aman khusus untukmu, lho. Simak tips-nya berikut ini, ya!
Cari tahu info lengkap seputar gunung yang akan didaki
Meskipun sudah memasuki masa adapasi kebiasaan baru, namun belum semua gunung sudah dibuka untuk pendakian, lho. Gunung yang sudah dibuka adalah gunung yang terletak di beberapa taman nasional, serta beberapa gunung yang pihak pengelolanya bersedia mematuhi protokol kesehatan yang ketat.
Untuk itu, kamu perlu mencari info tentang gunung mana saja yang sudah dibuka untuk pendakian, jam operasional, serta seperti apa protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Kamu bisa mencari tahu infonya melalui website resmi taman nasional atau kontak yang tertera di berbagai media sosial.
Mendaki di gunung terdekat terlebih dahulu
Untuk melepas rindumu dengan suasana pegunungan, kamu bisa mencoba untuk mendaki gunung yang paling dekat dari wilayah tempat tinggalmu. Hal ini bertujuan untuk memahami terlebih dahulu situasi mendaki gunung di masa adaptasi kebiasaan baru.
Di samping itu, mendaki gunung terdekat bisa meminimalisir bertemu banyak orang dari berbagai wilayah atau kota berbeda. Dengan begitu, kamu juga bisa meminimalisir penyebaran virus.
Pastikan kondisi badan sehat saat hendak mendaki gunung
Kondisi badan adalah hal yang sangat penting dalam pendakian. Mendaki gunung merupakan olahraga yang cukup menguras stamina, bahkan bisa dikategorikan sebagai olahraga ekstrem. Oleh karenanya, stamina dan keadaan tubuh yang fit menjadi hal yang wajib sebelum mulai mendaki gunung.
Apalagi di masa adaptasi kebiasaan baru seperti ini, adanya virus corona menjadi ancaman yang bisa berakibat fatal. Jangan abaikan kesehatan badanmu, karena jika kamu sedang tidak sehat, kamu tak hanya merugikan dirimu sendiri tapi juga bisa merugikan banyak orang.
Bawalah peralatan kesehatan dan kebersihan sendiri
Membawa peralatan kesehatan dan kebersihan sendiri sangat dianjurkan saat melakukan pendakian. Meskipun gunung yang hendak kamu daki telah menyediakan berbagai fasilitas kesehatan di basecamp maupun jalur pendakian, namun kamu tetap harus selalu waspada di segala kondisi.
Jangan lupa untuk rajin menggunakan hand sanitizer dan menjaga kebersihan selama pendakian. Lebih baik gunakan sarung tangan agar tidak sembarang menyentuk benda secara langsung. Sekilas memang terdengar merepotkan, namun inilah resiko jika kamu ingin mendaki gunung saat ini.
Terapkan protokol kesehatan dengan tertib
Protokol kesehatan yang diberlakukan oleh pengelola taman nasional di antaranya adalah menjaga jarak aman saat melakukan pendakian. Jika biasanya kamu melakukan pendakian beramai-ramai, kali ini kamu harus menjaga jarak minimal dua meter dengan pendaki lainnya.
Usahakan untuk tidak mendaki beramai-ramai, karena jumlah pendaki pun dibatasi hingga 50% dari kapasitas normal. Selain itu, kapasitas tenda juga dikurangi setengahnya. Jika tenda yang kamu bawa berkapasitas empat orang, maka tenda tersebut hanya boleh diisi oleh dua orang saja.
Siapkan masker saat pendakian
Sebenarnya, tidak disarankan mendaki dengan menggunakan masker karena akan mengganggu jalannya pernapasan. Namun tak ada salahnya untuk menyiapkan masker di tempat yang mudah dijangkau untuk situasi tertentu. Misalnya saat sedang istirahat di pos pendakian, masker tersebut bisa kamu pakai terlebih dahulu. Kamu bisa melepasnya kembali saat melanjutkan pendakian.
Bawalah segala perlengkapan pendakian sendiri
Biasanya perlengkapan pendakian dibagi menjadi perlengkapan individu dan perlengkapan kelompok. Jika kamu terbiasa meminjam atau mengandalkan orang lain untuk menyediakan perlengkapan pendakian individu, saat ini hal tersebut tidak bisa dilakukan.
Sebaiknya siapkan sendiri segala peralatan individu yang kamu butuhkan. Hindari untuk saling meminjam barang karena virus akan mudah menyebar lewat benda tersebut. Jangan lupa untuk rajin menyemprotkan cairan disinfektan pada peralatan kelompok yang tak mudah terbakar, ya.
Jangan membuang sampah sembarangan
Sampah merupakan benda kotor yang berpotensi menjadi sarang virus dan bakteri. Oleh karenanya, kamu dilarang keras untuk membuang sampah sembarangan, terlebih jika itu sampah tisu bekas bersin atau batuk. Sediakan satu kantong sampah yang bisa ditutup rapat saat pendakian untuk membawa sampahmu selama pendakian.
Tak hanya untuk memutus mata rantai penyebaran virus, tidak membuang sampah sembarangan juga akan berdampak baik pada alam. Jadi jangan lupa untuk selalu menjaga kelestarian alam, ya.
Jangan mendaki terburu-buru
Mendakilah dengan santai dan tak terburu-buru. Mendaki dengan santai akan membuat stamina dan daya tahan tubuhmu terjaga dengan baik. Selain itu, mendaki dengan santai juga akan membuatmu menikmati udara segar pegunungan lebih baik karena tidak ada yang dikejar.
Jika kamu mengincar pemandangan matahari terbit atau tenggalam dari puncak gunung, kamu bisa menyesuaikan waktunya dengan tempo pendakian yang lambat dan santai. Sesuaikan juga waktunya dengan jumlah waktu istirahat saat mendaki ke puncak.
Itulah 9 tips agar kamu bisa mendaki gunung dengan tetap aman selama masa adaptasi kebiasaan baru ini. Yuk, siapkan dirimu dengan baik agar kamu bisa berlibur dengan aman dan tenang!
Istirahat dengan aman dan nyaman di Bobobox!
Butuh tempat menginap yang aman dan nyaman sehabis merasakan lelahnya mendaki gunung? Jangan khawatir, Bob punya solusinya. Ya, menginap saja di Bobobox!
Bobobox merupakan hotel kapsul yang nyaman dengan desain bergaya futuristik yang asyik. Tak hanya sekadar kamar tidur saja, setiap kapsul di Bobobox dilengkapi dengan berbagai fasilitas hi-tech yang keren. Fasilitas ini didukung oleh sistem IoT, yang bisa kamu hubungan dengan smartphone-mu, lo.
Ada lampu LED yang warnanya bisa kamu atur sendiri sesuai dengan mood-mu, serta kamu bisa menghubungkan smartphone dengan audio musik agar kamu bisa mendengar lagu favoritmu.
Pesan kamar melalui aplikasi atau website Bobobox, kemudian langsung lakukan pembayaran. Kamu akan otomatis mendapatkan QR code pada aplikasi tersebut. QR code itu bisa digunakan sebagai akses untuk masuk ke dalam pod tanpa harus menggunakan kunci biasa.
Podnya juga super nyaman, dengan kasur berukuran single atau king size serta kondisi kamar yang bersih dan rapi. Tim Bobobox selalu menjaga kebersihan dan keamanan para tamu dengan rutin melakukan pembersihan dan menyemprotkan disinfektan.
Dengan begini, kamu enggak perlu khawatir untuk menginap di Bobobox saat kondisi adaptasi kebiasaan baru seperti ini. Yuk, pesan kamar di Bobobox sekarang!