Beberapa tahun kebelakangan, fotografi analog mulai hidup kembali. Harga film dan kamera analog jadul yang mulanya masih terhitung murah sekarang melonjak tinggi. Bob sudah buatkan tips-tips fotografi analog untuk pemula nih! Kali ini, kita akan fokus ke kamera analog dengan film 35mm dulu, karena jenis ini merupakan jenis fotografi analog untuk pemula yang lumayan murah dan nggak ribet.
Bingung mulai dari mana? Simak tips fotografi analog untuk pemula ini ya!
Tips Fotografi Analog untuk Pemula 1: Apa sih kamera analog 35mm itu?
Kamera 35mm merupakan salah satu kamera yang paling beginner-friendly dari semua fotografi analog untuk pemula. Format 35mm ini merupakan format terkecil film yang masih bisa kamu temukan di pasaran. Karena ukurannya yang kecil ini, 35mm menjadi film yang paling kompatibel dengan banyak kamera yang ada di pasaran saat ini. Jenis ini cocok sebagai pegangan awal fotografi analog untuk pemula.
Fotografi analog sangat bergantung pada cahaya. Inilah yang membuat fotografi analog untuk pemula menjadi sesuatu yang menantang daripada fotografi digital. Tips fotografi analog untuk pemula yang perlu diingat adalah jangan takut untuk berkesperimen! Fotografi analog merupakan ladang untuk kesalahan, tapi dengan banyaknya latihan dan mengambil resiko, kamu akan lebih bisa enjoy dalam menjalankan hobi ini. Setiap roll film menyimpan hasil uniknya masing-masing, jadi kamu pasti nggak akan bosan ngulik!
Tips Fotografi Analog untuk Pemula 2: Cara memilih kamera analog yang tepat
SLR: Pilihan kamera fotografi analog untuk pemula yang ingin memahami teknik dasarnya
Untuk kamu yang ingin mendalami fotografi analog untuk pemula dengan lengkap, termasuk mempelajari teknik dan tetekbengeknya bisa memilih SLR. SLR, sama seperti DSLR, memberi kamu kontrol yang lebih stabil karena memberikan tampilan nyata atas apa yang ada di fokusnya. Selain itu, banyak model SLR yang mempunyai mode pengaturan eksposur yang berbeda. Banyak juga SLR yang memberikan keleluasaan untuk lepas pasang lensa, membuatmu leluasa untuk bereksperimen dengan banyak jenis-jenis lensa.
Kurangnya kamera SLR ini adalah bentuknya yang besar dan berat. Selain itu, suara shutter yang dihasilkan kamera ini lumayan berisik. Perawatan untuk lensa pun lumayan ribet, apalagi jika mendapatkan lensa jadul yang berjamur. Jika jamur pada lensa ini masih terhitung kecil, ia bisa menghasilkan efek bokeh pada hasil foto. Tapi, jika jamurnya merajalela, hasil foto malah blur dan nggak jelas. Kamu bisa membersihkan lensa ini di toko-toko servis kamera sekitar Rp. 200.000,00 an per lensanya.
TLR: Pilihan kamera fotografi analog untuk pemula yang mau step up their game
TLR merupakan kamera fotografi analog yang menggunakan jenis film medium format 120mm. Kamera ini merupakan salah satu kamera yang menghasilkan kualitas gambar paling bagus dari jenis format analog lainnya. Minusnya, kamera TLR punya ukuran yang besar dan agak ribet penggunaannya dibandingkan SLR. Film untuk TLR dengan medium format pun lumayan mahal. Tapi jika kamu sudah mulai bisa beradaptasi dengan fotografi analog, TLR merupakan kamera yang wajib kamu coba!
Rangefinder: Pilihan kamera fotografi analog untuk pemula yang ingin berinvestasi
Rangefinder merupakan kamera fotografi analog yang disukai oleh banyak kolektor karena kualitasnya yang melebihi SLR. Namun, penggunaan kamera ini juga lebih sedikit rumit dibandingkan SLR. Meskipun begitu, kamera ini cocok untuk kamu yang mau berinvestasi karena harga jualnya yang tinggi. Merk-merk terkenal seperti Leica pun salah satu jagonya kamera rangefinder ini.
Rangefinder biasanya tidak dapat memotret lebih dari satu meter, dan tidak bekerja dengan lensa makro. Gambar yang kalian lihat melalui viewfindernya juga hanyalah asumsi dari hasil sebenarnya karena rangefinder tidak dilengkapi dengan preview untuk depth of field dan seringkali ada kesalahan pada parallaxnya.
Zonefinder/Viewfinder: Pilihan murah kamera fotografi analog untuk pemula yang nggak mau ribet
Kamera yang terakhir ini merupakan jenis kamera fotografi analog untuk pemula yang sebenarnya karena penggunaannya yang mudah. Biasanya, kamera ini dikenal dengan istilah kamera point and shoot karena cara penggunaannya memang tinggal membidik dan memfoto. Terdapat dua jenis kamera ini, yaitu yang manual (diharuskan mengokang untuk pindah frame) dan otomatis.
Kamera ini termasuk pilihan kamera yang paling murah dan compact, dengan tersedianya juga pilihan flash otomatis. Jenis kamera ini pun merupakan kamera yang bisa sustain untuk cukup lama, tergantung komponennya. Hanya saja, kamera point and shoot membutuhkan feeling karena tidak ada cara untuk mengatur fokusnya. Hasilnya pun tergantung dari kualitas komponen kamera. Tapi jika kamu bingung mau mulai dari mana, kamera ini cocok sebagai kamera fotografi analog untuk pemula.
Tips Fotografi Analog untuk Pemula 3: Cara memilih film yang tepat
Sebenarnya untuk pilihan ini, kembali lagi ke selera masing-masing. Terdapat banyak banget film yang bisa kamu pilih mulai dari yang harganya termurah sampai semahal paket foto studio! Karakter film-film ini juga bermacam-macam. Kodak Colorplus dan Fujicolor ISO 200, misalnya. Kedua fIlm yang ini merupakan salah satu film yang paling laris di pasaran karena harganya yang murah, sekitar 80 ribuan per-rollnya. Colorplus memiliki tone warna yang lebih hangat daripada Fujicolor. Fujicolor punya tone yang cenderung dingin dan warna hijau juga merah pada film ini lebih popped out. Kedua film ini cocok untuk digunakan pada siang hari karena pengaturan ISOnya yang standar.
Jika kamu hendak foto-foto pada saat gelap, carilah ISO 400 atau 800. Selain itu, tersedia juga jenis film cinema yang punya harga lebih murah dari film C-41 pada biasanya. Saat ini, banyak juga yang menjual repackaged film dengan keunikannya sendiri.
Tips Fotografi Analog untuk Pemula 4: Develop dan scan film
Pastikan kalian yang sedang belajar fotografi analog untuk pemula unroll film dari kamera dengan aman. Karena jika tidak, cahaya akan masuk menembus lapisan film kalian, yang menyebabkan film kalian akan kebakar dan hasilnya menjadi tidak keluar. Setiap kamera mempunyai petunjuk unrollnya masing-masing. Biasanya untuk yang manual, kalian harus mengokang kembali filmnya, sedangkan pada digital film biasanya akan unroll sendiri secara otomatis.
Setelah film tesimpan dengan aman pada canisternya, jika kamu baru belajar fotografi analog untuk pemula, nggak ada salahnya untuk langsung kirm film ke lab film terdekatmu. Karena, pencucian film lumayan ribet dan membutuhkan banyak cairan kimia juga alat-alat lainnya. Setelah film-mu di develop, lab film akan menyimpannya pada film scanner yang akan membuat hasil fotomu menjadi file digital.
Photo-hunting dan staycation di Bobobox!
Kalian tahu nggak kalo Bobobox Alun-Alun, Juanda dan Malioboro dekat dengan tempat-tempat yang instagrammable banget? Jika kamu berencana untuk staycation sembari berburu foto, menginap di Bobobox merupakan jawaban yang tepat! Yuk download aplikasinya sekarang dan dapatkan promo lainnya!