Tes MBTI merupakan salah satu jenis tes kepribadian yang tengah populer. Saking populernya, tes MBTI ini digunakan sebagai salah satu persyarata yang harus dipenuhi oleh para pencari kerja. MBTI merupakan salah satu jenis tes yang bisa diakses secara online dengan gratis. Jenis tes ini salah satunya bisa kamu akses di www.16personalities.com.
Pihak-pihak di balik tes ini mengklaim sebagai alat ukur psikologi yang akurat dengan basis teori Myers-Briggs. Lalu apakah itu benar? Berikut adalah penjelasan yang Bob rangkum dari sebuah penelitian yang ditulis dengan judul Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) Personality and Career Indecision among Malaysian Undergraduate Students of Different Academic Majors yang ditulis oleh Kin, L., Rameli, M. R pada tahun 2020 yang lalu. Yuk simak informasinya berikut ini!
1. Tes MBTI: Hasil Tesnya Tidak Bisa Dipertanggungjawabkan
Faktanya sebuah tes psikologi yang baik harus memiliki konsistensi dalam pengukuran yang dibuktikan dengan beberapa indikator. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa konsisten tidaknya suatu tes adalah indikator validitas dan reliabilitas tes. Indikator validitas adalah sebuah ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran.
Di sisi lain indikator reliabilitas mengacu kepada keajegan atau stabilitas hasil dari pengukuran tes. Oleh karena itu penting bagi kita semua untuk memilih alat ukur sebuah tes psikologi yang akan digunakan untuk seleksi karyawan maupun asesmen biasa. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui bagus tidaknya alat ukur tersebut dilihat dari beberapa kriteria berikut ini:
2. Apakah Tes MBTI Dapat Mengukur Apa yang Diklaim untuk Diukur Secara Konsisten?
Berdasarkan data dari Universal Journal of Educational Research, beberapa pengguna tes MBTI mengklaim bahwa nilai yang mereka dapatkan dari tes tersebut berbeda dari awal mereka melakukan tes. Hal ini bisa jadi indikator bahwa tes yang digunakan tidak sepenuhnya akurat dan reliable. Anna Elise dari MBTI Journey memberikan penjelasan mengenai kelemahan tes ini. Faktanya MBTI tidak menjelaskan secara rinci mengenai tipe dengan huruf berbeda, seperti ENFJ dan INTP.
Baca Juga: Mengenali Tes Kepribadian MBTI, Klasifikasi, dan Penjelasannya
3. Apakah Jenis Tes Ini Bisa Mengukur Apa yang Diklaim untuk Diukur?
Tes psikologi itu harus mampu mengukur kemampuan mental seseorang, bukan karakteristik lainnya. Jika kita lihat tes 16 Personalities lewat website–nya kamu bisa melihat bahwa tes ini mengukur karakteristik kepribadian berdasarkan 5 faktor yaitu introversion-extraversion, sensing, perceiving, intuiting, dan judging.
Hal yang kemudian menjadi masalah adalah dari mana kelima asal faktor ini yang memang perlu untuk diperjelas. Dasar teori ini kemudian dinilai terlalu dangkal bila dibandingkan dengan konsep Myers-Briggs yang jelas mengacu kepada aspek pola pikir yang membentuk kepribadian melalui cognitive functions-nya.
4. Tes MBTI Rawan Menyesatkan
Faktanya menurut teoritis, tes dari 16 Personalities (16P) tidak jelas asal usulnya karena teori ini dipakai hanya mengambil kecenderungan dari 4 huruf Myers-Briggs. Tes ini tidak menyertakan konsep cognitive functions yang disusun oleh Isabel Briggs Myers dan Catherine Cook Briggs. Berdasarkan website Real Wealth Business, tes MBTI di website 16 Personalities ini tidak menjunjung proses skoring Myers-Briggs.
Hal ini mengungkapkan bahwa tes 16P dan Myers-Briggs bukanlah tes yang sama. Oleh karena itu tes MBTI dari website 16 Personalities sebaiknya memang tidak digunakan dan dijadikan acuan sebagai asesmen kepribadian secara profesional. Hal ini karena tes ini basis teoritisnya masih dipertanyakan yang jika terus digunakan dikhawatirkan malah akan menyesatkan. Lalu apakah tes MBTI berdasarkan teori Myers-Briggs yang asli akurat?
Tes MBTI di luar website 16 Personalities faktanya juga banyak didebat oleh banyak orang. Berdasarkan penelitian dari Universal Journal of Educational Research disebutkan bahwa tes Myers-Briggs ini bisa dimanfaatkan sebagai sarana self-discovery. Self-dicovery ini dapat membantu individu menentukan jalan hidupnya untuk mengetahui minat dan karir sesuai dengan kepribadiannya.
5. Mengapa Hal Ini Bisa Terjadi?
Faktanya setiap orang yang memiliki cognitive functions berbeda memiliki perbedaan pula dari sisi pola pikirnya. Hal inilah yang kemudian akan mempengaruhi bagaimana ia bersikap terhadap suatu pekerjaan tertentu.
Sebagai contohnya adalah orang yang memperhatikan detail dan keadaan saat ini (Introvert Sensors) akan cocok untuk bekerja sebagai akuntan atau staf admin. Di sisi lain orang yang banyak ide dan hidup dari visi (Extrovert Intuitives) akan cocok untuk bekerja menjadi jurnalis.
6. Tes MBTI: Mudah Terjadi Bias
Terakhir tes 16P satu ini sangat mudah membuat orang terpengaruh oleh confirmation bias dan barnum effect. Confirmation bias adalah sebuah kecenderungan membenarkan informasi yang dirasa sesuai dengan nilai-nilai yang dianut individu. Di sisi lain barnum effect merupakan fenomena psikologis di mana kita memiliki kecenderungan terhadap suatu deskripsi yang sebetulnya netral namun terasa sangat cocok dengan diri kita.
Hal ini umumnya terjadi saat kita membaca ramalan zodiak, shio, atau golongan darah. Fakta menunjukkan bahwa apa yang membentuk kepribadian kita itu berasal dari dua hal yaitu nature (genetika) dan nurture (lingkungan). Sehingga menjadi hal yang kan sangat keliru jika ada seseorang yang berasumsi bahwa kepribadian setiap orang adalah mutlak hanya berdasarkan kecenderungan karakteristik bawaannya.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk kita mempelajari teori cognitive functions Myers-Briggs terlebih dahulu sebelum melakukan self assessment atau pengetesan diri. Hal ini dilakukan agar kita dapat merenungkan terlebih dahulu, manakah cognitive functions yang paling sering kita gunakan. Setelah itu kita bisa melakukan tes untuk mengkonfirmasinya.
Baca Juga: Pemikir atau Perasa? Yuk Kenali Diri Kamu Lewat Tes Kepribadian MBTI
Cobain Pengalaman Seru Menginap di Bobobox!
Di saat yang penuh kesulitan dan tekanan ini, kamu perlu beristirahat dari segala kejenuhan. Tentunya ada berbagai cara sederhana yang bisa kamu lakukan seperti berjalan santai, memanjakan diri dengan perawatan tubuh, atau sekadar staycation. Di masa pandemi ini, mungkin agak sulit bagi kamu untuk berlibur. Karena itu, sekadar berstaycation sambil menenangkan diri namun tetap menghindari kerumunan bisa jadi altenatif buat kamu.
Dalam hal ini, sebaiknya kamu memilih hotel yang sudah terpercaya dan memiliki reputasi yang baik. Salah satu hotel aman yang bisa kamu pilih adalah Bobobox. Hotel kapsul yang satu ini telah menerapkan beberapa aturan yang wajib diikuti oleh semua orang yang berada di area Bobobox.
Aturan tersebut meliputi pengecekan suhu tubuh oleh host serta kewajiban menggunakan masker untuk semua pihak, rajin mencuci tangan, menjaga jarak dengan tim Bob dan tamu lain, serta menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki area pod. Kamu juga diharuskan untuk menggunakan siku kamu jika ingin menekan tombol lift atau membuka pintu. Selain itu, bawalah alat makan dan alat salat pribadi.
Untuk keperluan kesehatan, Bobobox juga menyediakan obat-obatan standar yang bisa kamu gunakan agar tubuh kamu tetap sehat dan fit. Mau coba pengalaman yang lebih seru lagi? Cobain layanan Bobobox bernama Bobocabin! Bobocabin adalah sebuah jalan keluar yang tepat dari hiruk pikuk dan keramaian kota.Yuk segera unduh aplikasi Bobobox di Play Store dan App Store, dijamin aman dan nyaman!
Foto utama oleh: 16personalities.com