Sejarah rasisme di Amerika telah mencatat berbagai masalah pelanggaran bersifat rasial sedari dulu hingga saat ini. Tak hanya kasus rasisme yang terjadi di masyarakat, sejarah rasisme di Amerika juga mencatat beberapa kasus pelanggaran rasial yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Kasus rasisme ini telah berulang kali terjadi di Amerika Serikat sehingga berdampak pada kesenjangan beberapa golongan tertentu di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan di Amerika Serikat.
Masalah rasisme yang kini sedang hangat diperbincangkan dan telah tercatat di sejarah rasisme di Amarika sejak lama adalah perlakuan diskriminatif antara warga kulit hitam dan kulit putih. Isu sosial ini bagaikan sebuah api yang terus menyala sejak lama dan sangat rentan menyulut kerusuhan dan kegelisahan bagi masyarakat Amerika. Lalu seperti apakah sejarah rasisme di Amerika dari dulu hingga saat ini?
Sejarah Rasisme dan Kasus Kematian George Floyd
Kasus yang menimpa George Floyd pada 25 Mei lalu menjadi salah satu cerita baru dalam sejarah rasisme di Amerika yang berakhir tragis. George Floyd meninggal setelah seorang polisi kulit putih menginjak lehernya dengan lutut di Kota Minneapolis, Amerika. Polisi menangkap George Floyd berdasarkan laporan seorang karyawan toko atas penggunaan uang palsu oleh Floyd.
George Floyd berkali-kali mengutarakan bahwa ia tak bisa bernafas saat polisi menahannya dengan lutut di leher George Floyd. Ia pun berkali-kali mengungkapkan bahwa apa yang polisi tersebut lakukan dapat membunuhnya. Beberapa lama setelah kejadian tersebut George Floyd berhenti bergerak. Sebuah ambulans kemudian membawa George Floyd ke rumah sakit untuk penangan medis namun sayangnya nyawa George Floyd tidak sempat terselamatkan.
Kota Minneapolis dan Sejarah Rasisme yang Kelam
Kota Minneapolis merupakan lokasi insiden terbunuhnya George Floyd dan menjadi salah satu saksi bisu sejarah rasisme di Amerika. Kota Minneapolis dihuni oleh warga dengan ras dan kulturnya yang beragam. Kota Minneapolis kerap kali disebut sebagai sebuah kota yang layak berbangga atas keberhasilannya menyemai multikulturalisme. Namun pada faktanya Kota Minneapolis perlu berjuang mengatasi pemisahan dan kesenjangan ras terutama di bidang pendidikan dan kesehatan.
Dilansir dari sebuah laporan harian The New York Times disebutkan bahwa sejumlah kesenjangan yang terjadi di Kota Minneapolis dapat terjadi karena beberapa faktor. Hal yang sangat jelas adalah umumnya keluarga-keluarga kulit hitam di Kota Minneapolis tinggal di kawasan-kawasan permukiman yang kondisinya relatif kurang baik. Kondisi ini sangat berbanding terbalik dengan warga berkulit putih secara umum.
Beberapa profesi termasuk pertugas kepolisian di Kota Minneapolis pun didominasi oleh warga kulit putih. Kepolisian di Kota Minneapolis pun kerap kali dituduh melakukan praktik rasis selama beberapa dekade. Pihak kepolisian pun diyakini sangat jarang mendisiplinkan petugas-petugas dengan catatan bermasalah.
Menanggapi masalah ini Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey, berjanji akan berusaha memperbaiki hubungan antara polisi dan masyarakat. Isu rasial ini menjadi salah satu prioritasnya terutama setelah dua kasus penembakan fatal yang dilakukan oleh polisi terhadap warga terjadi.
Sejarah Rasisme yang Berdampak Pembagian Wilayah
Mengapa isu rasial cukup erat hubungannya dengan Kota Minneapolis dan Minnesota secara umum? Sejak tahun 1990-an, Minnesota banyak didatangi para imigran dari Somalia, Kamboja, Etiopia, Laos, dan juga Meksiko. Merujuk data sensus kependudukan, Minneapolis adalah kota dengan warganya yang terdiri dari sekitar 60 persen warga berkulit putih, 20 persen warga berkulit hitam, 10 persen warga Latin, dan 6 persen warga Asia.
Sejarah rasisme telah mencatat berbagai perlakuan diskriminasi di Amerika terutama di Kota Minneapolis sejak awal 90-an. Namun bukan berarti pada saat ini isu rasial sudah teratasi. Beberapa warisan kebijakan yang mendiskriminasi orang kulit berwarna dinilai masih ada di beberapa kota di Amerika. Seorang ilmuwan politik di University of Minnesota bernama Lawrence R Jacobs mengungkapkan bahwa sejarah rasisme telah terjadi di Amerika sejak waktu yang sangat lama.
Menurutnya beberapa contoh kebijakan rasial yang masih dapat ditemukan sampai saat ini adalah adanya pembagian wilayah secara sistematis. Beberapa pembagian wilayah ini meliputi pembagian lingkungan untuk tempat tinggal, sistem pendidikan, sistem transportasi dan juga beberpa akebijakan kepolisian. Media BBC menyebut bahwa Amerika mulai mengalami turbulensi rasial dan kerusuhan sipil yang paling luas sejak aksi massa pasca-pembunuhan Martin Luther King pada 1968.
Sejarah Rasisme di Minneapolis
Kasus Floyd yang baru saja terjadi kembali menyalakan kembali rasa amarah atas pembunuhan yang dilakukan oleh petugas kepolisian terhadap warga kulit hitam Amerika. Sejarah rasisme di Kota Minneapolis yang telah berlangsung lama ini membuat Kota Minneapolis menjadi wilayah metro terburuk keempat di Amerika Serikat untuk warga kulit hitam Amerika. Salah satu masalah yang cukup sering ditemukan di kota ini adalah tuduhan rasisme yang dilakukan petugas kepolisian.
Sejarah Rasisme yang Mencerminkan Frustrasi
Setelah melewati berbagai masalah yang melengkapi daftar sejarah rasisme di Amerika Serikat, berbagai demonstrasi dan kampanye pun dilakukan untuk kembali menegakkan keadilan. Sejarah rasisme di Amerika mencatat berbagai aksi demonstrasi sebagai ungkapan kemarahan. Mereka menyuarakan rasa frustrasi dan kegelisahan yang mereka rasakan selama bertahun-tahun atas ketidaksetaraan dan pemisahan sosial-ekonomi.
Setelah insiden George Floyd, kota-kota yang sebelumnya sepi karena menjalankan kebijakan penutupan wilayah untuk memutus penyebaran virus corona kemudian kembali menjadi ramai. Banyak masyarakat Amerika yang turun ke jalan untuk menyampaikan protes massa.
Sejarah Rasisme Saat Pandemik
Selain kasus George Floyd terdapat juga kasus yang menambah bab baru dalam sejarah rasisme yang terjadi selama masa pandemi saat ini. Dilaporkan bahwa seorang pria kulit hitam yang mengenakan masker wajah ditangkap secara paksa selama masa pembatasan wilayah. Faktanya pria yang ditangkap tersebut adalah seorang dokter berkulit hitam di Miami yang tengah mengetes Covid-19 seorang tunawisma.
Hentikan Rasisme!
Semoga dengan mempelajari sejarah rasisme di Amerika ini mampu membantu menambah wawasan kita semua. Tak ada seorang pun manusia yang lahir ke dunia ini dengan rasa benci terhadap sesamanya. Hidup bersama dengan harmonis tentu jauh lebih mendamaikan. Saat hati damai tentu segala hal menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Bob harap informasi ini dapat juga meningkatkan kesadaran kita bersama terhadap orang-orang yang menghadapi masalah diskriminasi apapun baik itu karena ras, agama, suku, kebangsaan, warna kulit, bahasa, gender, maupun lainnya. Hidup bersama dengan harmonis dan damai mampu membuat kita semua dapat menjalani segala aktivitas dengan penuh semangat dan energi!
Jika kamu membutuhkan tempat yang nyaman juga damai kamu bisa coba menginap di Bobobox. Menginap di Bobobox tidak hanya sekedar akan memulihkan energi kamu untuk kembali berakivitas keesokan harinya tapi juga mampu memberikan kamu pengalaman menginap yang seru. Kamu bisa unduh aplikasi Bobobox di smartphone kamu unuk melakukan pemesanan. Bob tunggu kedatangan kamu ya!