Review Enola Holmes: Mengintip Pergelutan Beranjak Dewasa di Dunia Patriarkis
Baru-baru ini, banyak sekali keluar review Enola Holmes, sebuah film Netflix baru dengan pemain Stranger Things, Millie Bobby Brown, sebagai pemeran utamanya. Film ini menceritakan tentang adik dari Sherlock Holmes, salah satu detektif khayali karya Sir Arthur Conan Doyle yang terkenal. Review Enola Holmes ini banyak berangkat dari ekspektasi orang tentang inspirasi film tersebut, yakni “The Enola Holmes Mysteries.” karya Nancy Springer.
Review Enola Holmes, film yang diproduksi oleh Legendary Pictures dan PCMA Productions dengan distribusi oleh Netflix ini akan mengupas bagaimana mereka menyajikan seorang heroine muda yang mungkin bisa dijadikan role model oleh anak kecil. Yuk simak review Enola Holmes versi Bob!
Menolak Patriarki Lewat Film Coming of Age
Dilihat secara garis besar, review Enola Holmes ini akan diberi empasis mempunyai tema besar coming of age yang mengangkat isu penolakan patriarki.Ia bukan seperti perempuan-perempuan victorian pada umumnya yang diajarkan menyulam dan membaca buku romance. Enola kecil sejak awal diajarkan hal lain oleh ibunya, Eudoria Holmes. Enola pandai bela diri jiu-jitsu, bermain tennis, eksperimen kimia dan kemampuan berpikir bebas karena pengaruh feminisme dari ibunya.
Setelah insiden ibunya yang tiba-tiba menghilang, kakak-kakak dari Enola, Sherlock dan Mycroft akhirnya kembali pulang ke rumah. Alih-alih mendapatkan reuni keluarga, Enola dipaksa oleh Mycroft untuk ‘menjadi lady seutuhnya’ dengan memaksanya masuk ke sekolah asrama untuk perempuan. Ia beranggapan bahwa feminisme merupakan pengaruh buruk dari Eudoria untuk Enola. Enola dipaksa untuk mengalah pada sistem patriarki yang pada saat itu masih sangat kental.
Sadar akan hal terebut, Enola berencana untuk minggat dari rumah sebelum diambil ke asrama. Ia pun menjalankan petualangannya mencari Eudoria. Review Enola Holmes akan dilanjut dengan bagaimana film ini menggambarkan perjalanan seorang remaja perempuan mencari jati dirinya dan menolak untuk ditelan praktik-praktik patriarkis.
Narasi yang dibawa film ini pun membuat banyak review Enola Holmes menyebutkan bahwa Enola mencoba menghilangkan stigma yang kerap kali dialami perempuan. Seperti marginalisasi perempuan yang harus meredam apa yang mereka inginkan karena patriarki. Nggak aneh, banyak yang memberi review Enola Holmes sebagai film coming of age yang feminis dan memberikan emansipasi.
Plot yang Asyik
Banyak review Enola Holmes yang juga mengatakan bahwa film ini punya plot yang asyik dan nggak bikin bosan. Selain memberikan gambaran petualangan seorang detektif perempuan yang cerdiknya bukan main, review Enola Holmes menyebutkan bahwa mereka jadi bisa melihat sisi lain dari Sherlock Holmes. Beberapa review Enola Holmes juga mengatakan bahwa film ini sempat digugat oleh The Conan Doyle Estate.
Alasannya, The Conan Doyle Estate nggak menyetujui cara Netflix yang membuat Sherlock Holmes terlihat seperti orang yang emosional. Justru, karena kita dapat melihat sisi lain dari detektif yang biasanya super dingin dan sinis ini, banyak review Enola Holmes yang menyatakan bahwa mereka menyukai film ini.
Mengkritik Sistem Usang dan Reformasi
Banyak review Enola Holmes yang mengkritik bahwa jenis-jenis film dengan settingan tahun 1900an ini nggak punya penggambaran perempuan yang benar-benar tegas dalam menolak nilai-nilai patriarki. Biasanya mereka hanya berperilaku seperti itu sampai mereka menemukan laki-laki ‘terpilih’ dan menikah. Namun pada Enola Holmes, kamu nggak akan menemukan hal-hal semacam ini.
Meskipun pada film ini Enola bertemu dengan Viscount Tewksbury dan berpetualang bersama, review Enola Holmes mengatakan bahwa mereka senang poin yang ditekan bukanlah romansa antara Enola dan Tekwsbury. Melainkan, bagaimana mereka mencoba menjatuhkan sistem yang usang dan berjuang untuk reformasi.
Pada saat itu, Inggris sedang proses dalam reformasi, karena sistem pemerintahannya yang korup akibat dipegang olah banyak orang-orang borjuis. Tewksbury akhirnya dikejar-kejar oleh pembunuh bayaran karena jika dia mati, tidak akan ada perwakilan di pengadilan yang pro-reformasi. Akhirnya, Enola memutuskan untuk membantu Tewksbury dalam hal ini setelah mengetahui bahwa ibunya pun terlibat dalam sebuah pergerakan feminis yang anti-pemerintahan.
Menembus Fourth-wall dan Imersif
Sutradara Harry Bradbeer, yang juga dikenal atas karyanya “Fleabag”, membuat protagonis menembus dinding keempat dengan berinteraksi bersama penonton. Berkat penyampaian Millie Bobby Brown yang mengesankan, review Enola Holmes mengatakan bahwa mereka punya kesempatan mengenal protagonis feminis yang kompleks. Review Enola Holmes ini pun menyebutkan bahwa Millie Bobby Brown berhasil meyakini mereka bahwa dia nggak mau kompromi dengan nilai-nilai patriarkis.
Pada film ini, review Enola Holmes mengatakan bahwa tersebar banyak pesan-pesan yang mengkritisi ketidaksetaraan insitusional. Hal ini ditunjukan secara gamblang pada satu scene di mana guru jiu-jitsu Enola dan teman ibunya, Edith, yang merupakan perempuan kulith hitam. Ia mengatakan bahwa Sherlock Holmes punya privilege yang lebih tinggi darinya karena ia merupakan laki-laki kulit putih.
Millie Bobby Brown dan Penampilannya yang Ajaib serta Inspiratif
Banyak review Enola Holmes yang mengakui bahwa sejujurnya film ini masih punya banyak potensi yang terlewat. Film ini memuat banyak sekali adegan-adegan aksi Enola, entah itu berkelahi atau hal lain. Padahal, penulis skrip Jack Thorne seharusnya bisa lebih memberi banyak percakapan-percakapan yang lebih mendalam. Misalnya tentang ketidakadilan yang terjadi pada masa itu.
Karena meskipun karakter perempuan ini sudah meyakinkan penonton atas kemampuannya, review Enola Holmes banyak mengatakan justru hubungan Enola dengan karakter lain menjadi kurang dinamis dan berkembang.
Meskipun begitu, penampilan dari Millie Bobby Brown berhasil memberikan seorang role model baru yang nggak tunduk sama nilai-nilai patriarkis. Menjadi pemeran utama sekaligus produser film tersebut, dirinya berhasil membuat karya feminis yang cukup inklusif. Hal ini bisa dilihat dari nilai-nilai androgini yang kerap kali diselipkan dalam film ketika Enola menyamar. Selain itu juga, narasi yang dibawa Enola Holmes memberikan pesan untuk perempuan-perempuan sebayanya agar mereka bisa menemukan jalan hidup yang mereka inginkan, terlepas dari kekang patriarkis.
Enola Holmes bukan menceritakan tentang versi perempuannya Sherlock Holmes, meskipun mereka sama-sama punya kelebihan sebagai detektif cerdik. Melainkan, film ini bercerita tentang pentingnya mencari petualangannya sendiri. Jadi, jika kamu penggemar film misteri yang benar-benar detil, siap-siap saja untuk sedikit dikecewakan. Kasus yang Enola selidiki lumayan mudah untuk diketahui. Mungkin penulis skrip harusnya bisa memberikan depth yang lebih, khususnya untuk interaksi antar karakter. Meskipun begitu, Enola Holmes tetap menjadi film yang lumayan asyik untuk dinikmati.
Bingung Staycation Harus Ngapain? Binge Netflix Saja di Bobobox!
Jika kamu ingin mencari waktu santai dari kesibukan sehari-hari yang kian hari makin bertambah, kamu bisa lho meluangkan akhir pekanmu dengan staycation di Bobobox sambil menonton Netflix sepuasnya! Yuk download aplikasinya sekarang dan dapatkan promo menarik lainnya!