Bobobox.co.id — Penangan virus Covid-19 di Indonesia terus dilakukan oleh pemerintah. Salah satu caranya adalah dengan memesan jutaan vaksin guna diedarkan dan disuntikkan ke penerima vaksin di Indonesia.
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/12758/2020, telah ditetapkan sejumlah vaksin COVID-19 yang akan beredar di Indonesia. Vaksin yang ada pada keputusan tersebut berjumlah tujuh vaksin.
Tujuh vaksin tersebut antara lain vaksin Merah Putih, Oxford-AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax, Pfizer-BioNTech, dan Sinovac. Ketujuh vaksin ini tentunya memiliki perbedaaan masing-masing.
Oleh karenanya, Bob akan membahas mengenai perbedaan jenis vaksin di Indonesia. Dengan penjelasan di bawah, Bob harapkan kamu tidak lagi bingung dengan vaksin Covid-19 yang beredar di Indonesia.
Berikut Merupakan Perbedaan Jenis Vaksin di Indonesia
1. Vaksin Moderna
Perbedaan jenis vaksin di Indonesia pertama yang akan Bob adalah vaksin Moderna. Jenis vaksin dengan nama vaksi mRNA-1273 ini sendiri merupakan vaksin yang berasal dari Amerika Serikat.
Berbahan dasar messenger RNA (mRNA), jenis vaksin Covid-19 ini memiliki beberapa efek samping. Efek samping tersebut mulai dari kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot yang akan hilang paling lama setelah dua hari.
Untuk saat ini, salah satu vaksin Covid-19 ini diperuntukkan bagi orang yang berusia antara 18 hingga 55 tahun. Selain itu, dosis yang diberikan untuk tiap orangnya sendiri berjumlah dua dosis.
Dua dosis tersebut disuntikkan dengan selang jarak waktu 28 hari dari suntikan pertama. Berbicara soal efikasinya, jenis vaksin Covid-19 ini memiliki efiksasi vaksin sebesar 94,1 persen
2. Vaksin Oxford-AstraZeneca
Perbedaan jenis vaksin di Indonesia berikutnya adalah berkaitan dengan vaksin Oxford-AstraZeneca. Vaksin yang sudah memasuki fase III ini berasal dari Inggris dengan nama vaksin AZD12222.
Vaksin Oxford-AstraZeneca ini berbahan dasar virus hasil rekayasa genetika. Namun, virus yang digunakan bukanlah virus berbahaya namun justru dapat memicu tubuh untuk menghasilkan antibodi dan sel imun untuk melawan Covid-19.
Sama seperti halnya vaksin Moderna, virus ini membutuhkan dua dosis. Perbedaan jenis vaksin di Indonesia ini adalah selang waktu di mana harus menunggu selama 4 hingga 12 minggu setelah suntikan pertama.
Dalam uji klinisnya, sebagian besar efek samping hanya bersifat ringan hingga sedang seperti nyeri otot, gatal, bengkak, dan lainnya. Soal efikasi, vaksi Oxford-AstraZeneca memiliki efikasi vaksin sebesar 75 persen.
3. Vaksin Sinovac
Pembahasan mengenai perbedaan jenis vaksin di Indonesia lainnya adalah vaksin Sinovac. Vaksin dengan nama CoronaVac ini berasal dari negeri tirai bambu, Tiongkok, seperti halnya Sinopharm.
Jenis vaksin Covid-19 ini bekerja untuk emnguatkan daya tahan tubuh. Oleh karena itu, antibodi dalam tubuh dapat melawan virus corona karena vaksin ini menggunakan virus Corona yang telah dimatikan.
Sama seperti halnya vaksin lain, virus ini diberikan dalam dua dosis. Dua dosis untuk penerima berusia 18 hingga 59 tahun tersebut sendiri haruslah berjarak 14 hari dari pertama kali dosis disuntikkan.
Sejauh ini, efek samping yang ditunjukkan bersifat ringan dan sementara seperti nyeri otot, sakit kepala, dan nyeri pada lokasi penyuntikan. Untuk efikasinya, vaksin ini memiliki efikasi sebesar 65,3 persen di Indonesia.
4. Vaksin Sinopharm
Perbedaan jenis vaksin di Indonesia lainnya datang dari vaksin Sinopharm. Virus yang berasal dari Tiongkok ini memiliki bahan dasar yaitu berupa virus Covid-19 yang telah dimatikan atau inactivated virus.
Vaksin dengan nama BBIBP-CorV ini sendiri bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi. Antibodi tersebut sebagai respons dari virus Corona yang telah dimatikan.
Sama seperti kebanyakan vaksin lainnya, vaksin ini pun telah melewati uji kilis fase 3. Oleh karenanya, vaksin ini sudah aman untuk disuntikkan ke para peserta penerima vaksin berusia 18 hingga 85 tahun.
Berbicara soal efikasi, vaksin Sinopharm ini memiliki efikasi sebesar 79,34 persen di Uni Emirat Arab. Sejauh ini, vaksin tersebut tidak menimbulkan efek samping yang serius bagi para penerimanya.
5. Vaksin Pfizer-BioNTech
Datang dari negara yang sama seperti vaksin Moderna, vaksin Pfizer-BioNTech akan Bob bahas mengenai perbedaan jenis vaksin di Indonesia berikutnya. Beberapa hal terkait vaksin ini sendiri cukup sama dengan Moderna.
Berbasis teknologi messenger RNA (mRNA), vaksin dengan nama BNT16b2 ini menggunakan gen sintetis. Gen tersebut sendiri lebih mudah diciptakan sehingga produksinya pun bisa jadi lebih cepat.
Sudah melalui fase III, vaksin Pfizer-BioNTech ini direkomendasikan untuk orang yang berusia 16 tahun ke atas. Namun, orang dengan sejumlah kriteria tidak disarankan menerima vaksin ini seperti orang yang pernah mengalami anafilaksis.
Dua dosis untuk tiap penerima sendiri memiliki selang waktu tiga minggu dari suntikan pertama. Soal efikasi vaksinya, vaksin Pfizer-BioNTech ini memiliki efikasi sebesar 95 persen.
6. Vaksin Novavax
Vaksin Novavax merupakan jenis vaksin yang ada di Indonesia dan akan Bob bahas mengenai perbedaan jenis vaksin di Indonesia ini. Vaksin ini sendiri berasal dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat.
Menggunakan bahan dasar protein subunit, pendekatan tradisional diambil untuk mengembangkan vaksin ini. Vaksin ini menggunakan spike protein yang dibuat khusus untuk meniru spike protein alami dalam virus Covid-19.
Hingga saat ini, vaksin ini sendiri masih dalam uji klinis fase III. Pada uji klinis tersebut, vaksin Novavax ini telah diuji pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas namun belum ada update soal uji coba pada anak-anak.
Dua dosis yang untuk para penerima harus berjarak 21 hari dari suntikan pertama bagi para penerima vaksin ini. Soal efikasi vaksinnya, vaksin ini memiliki efikasi sebesar 85 hingga 89 persen.
7. Vaksin Merah Putih
Perbedaan jenis vaksin di Indonesia terakhir yang Bob datang dari vaksin Merah Putih. Jenis vaksin ini diproduksi secara masal oleh PT. Bio Frama yang bekerja sama dengan Lembaga Bionolekuler Eijikman.
Untuk perkembangannya, sendiri PT. Bio Farma telah menerima sertifikat layak untuk memproduksi vaksin Covid-19. Sertifikat tersebut resmi diberikan oleh Badan POM Indonesia.
Berkaitan dengan uji klinis, vaksin rencananya baru akan melakukan uji klinis yang akan dimulai sekitar bulan Juni 2021. Untuk itu, tak ada salahnya untuk menunggu hasil lebih lanjut terkait efikasinya.
Bio Farma, selaku yang memproduksi vaksin Merah Putih, pun telah menyiapkan sistem distribusi vaksin. Sistem distribusi terintegrasi digital menjadi pilihan untuk memastikan jaminan kualitas dari vaksin yang diedarkan.
Menginap dengan Aman? Datang aja ke Bobobox
Sedang mencari akomodasi penginapan yang aman selama pandemi? Datanglah ke Bobobox yang menjadi salah satu rekomendasi Bob dalam pencarian penginapan yang memberikan keamanan dan kenyamanan.
Selama menginap, ada QR Code yang berfungsi sebagai buka tutup pod. Hanya kamu sebagai pemiliki QR Code yang mampu membuka pod sehingga barang berhargamu pun aman dari intaian maling.
Di samping itu, setiap podnya sendiri terjaga kebersihannya. Untuk itu, kamu tak perlu khawatir dengan kenyamanan dari bantal dan kasur yang digunakan untuk menunjang momen beristirahatmu.
Informasi mengenai Bobobox bisa kamu dapatkan di aplikasi Bobobox yang bisa diunduh di sini.