Kadang-kadang, pekerjaan di kantor memang suka bikin emosi. Kamu jadi uring-uringan dan cari pelarian. Salah satunya ya ke makanan.
Fenomena makan saat emosi kamu sedang tidak stabil disebut juga dengan emotional eating. Ini adalah keadaan di mana kamu ingin mengonsumsi makanan tersebut di saat kamu sedang sedih atau pun kesal.
Makan di saat emosi
Photo by Tom Sodoge on Unsplash
Pada dasarnya, emotional eating adalah cara untuk membuat diri kamu merasa lebih baik melalui makanan. Saat stres misalnya, hormon kortisol yang ada di dalam tubuh kamu akan meningkat.
Sebagai respons dari meningkatnya hormon kortisol ini, kamu perlu mengeluarkan banyak energi yang berujung pada meningkatnya nafsu makan.
Ada penelitian yang menyebutkan bahwa dengan mengonsumsi makanan yang berlemak dan mengandung energi tinggi, kebutuhan emosi kamu akan terpenuhi. Di sisi lain, makanan yang mengandung karbohidrat rendah justru tidak begitu memuaskan.
Contoh makanan yang paling sering dikonsumsi ketika emosi sedang tidak stabil adalah coklat. Coklat mengandung phenylethylamine (PEA), yaitu senyawa yang sama dengan yang ada di otak saat kamu merasakan cinta.
Menurut Doreen Virtue, seorang psikoterapis, mengidam makanan tertentu saat emosi sedang tidak baik adalah pertanda bahwa tubuh kamu ingin berdamai. Doreen juga berpendapat bahwa ada empat jenis emosi yang bisa menyebabkan emotional eating yaitu ketakutan, amarah, ketegangan, dan rasa malu.
Kenali Apa Itu Burnout Dan Tips Untuk Mencegahnya
Apakah emotional eating baik untuk tubuh?
Photo by Icons8 Team on Unsplash
Secara emosi, emotional eating bisa memberikan efek yang baik bagi tubuh. Kebutuhan emosional kamu jadi terpenuhi dan kamu jadi merasa lega.
Akan tetapi, beberapa orang merasa bersalah ketika memakan makanan saat sedang emosional. Hal ini terjadi karena sebenarnya, permasalahan yang tidak benar-benar terselesaikan. Emotional eating hanya membuat kamu merasa lebih baik, bukan memperbaiki keadaan.
Jika berlebihan, makanan yang cenderung bisa memenuhi kebutuhan emosional seperti coklat, bakso, pizza, burger, dan makanan cepat saji lainnya justru malah buruk untuk kesehatan badan kamu. Tidak mengontrol jumlah asupan bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang cukup signifikan, terutama di tempat kerja.
Berinvestasi Hidup Sehat Dengan Memulai Wellness
Cara mengurangi emotional eating
Photo by Greta Punch on Unsplash
Identifikasi perbedaan antara emotional hunger dan physical hunger
Emotional hunger
- Muncul secara tiba-tiba
- Harus segera dipenuhi
- Mengidam makanan tertentu
- Tidak membuat kamu kenyang
Physical hunger
- Muncul secara bertahap
- Bisa ditahan
- Makanan apapun tidak masalah
- Berhenti saat kenyang
Alihkan pada hal lain
Alih-alih mencari makanan untuk membuat kamu merasa lebih baik, kamu bisa coba melakukan hal lain agar terhindar dari stres. Saat di kantor, kamu bisa keluar sejenak untuk melihat pemandangan dan menghirup udara segar. Untuk kamu yang beragama Islam, kamu bisa coba untuk mengambil air wudu dan melakukan solat sunah.
Staycation di hotel kapsul
Menghilangkan Penyakit Dan Stres Pekerjaan Dengan Meditasi
Wah, ternyata emosi di kantor bisa mempengaruhi pola makan ya. Meskipun mengalihkan emosi kamu ke makanan tidak menimbulkan hal yang begitu buruk, kamu harus tetap-hati-hati ya. Selain kesehatan mental, kesehatan tubuh kamu juga perlu dijaga.
Cara lain yang bisa kamu lakukan untuk mengalihkan emosi adalah dengan staycation. Dengan staycation, kamu bisa lepas sejenak dari penatnya pekerjaan. Tapi, di mana ya tempatnya?
Di mana lagi dong kalau bukan di Bobobox. Hotel kapsul yang satu ini cocok buat kamu yang ingin istirahat sejenak dari rutinitas. Suasananya unik dan modern. Kasurnya juga besar dan nyaman.
Kamu bisa memesan kamar melalui situs atau aplikasi Bobobox. Selain untuk memesan kamar, aplikasinya juga berfungsi sebagai kunci kamar dan pengatur lampu led.
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo menginap di Bobobox!
