Drama lebih bagus jika tetap menjadi fiksi, karena pada kenyataannya, hal itu ruwet dan berpotensi menimbulkan masalah-masalah yang nggak diperlukan. Kali ini, Bob akan bahas beberapa pasangan di layar kaca yang menghibur untuk ditonton tapi sebenarnya merupakan contoh dari hubungan yang nggak sehat.
Pasangan Toxic dalam Film dan TV Series yang Tidak Kamu Sadari Sebelumnya
Harley Quinn dan Joker (Suicide Squad)
Setelah perilisian film perdana Suicide Squad (2016), penampakan cosplay Joker dan Harley Quinn hampir selalu muncul di setiap kanal media sosial. Tidak sedikit juga yang mulai mengelu-elukan duo maut itu sebagai ‘Relationship goals’. Padahal sudah terpampang jelas baik di film tersebut maupun dalam komik dan animasinya bahwa Joker dan Harley Quinn merupakan pasangan toxic.
Harleen ‘Harley’ Quinzel sebenarnya adalah seorang psikiater di Arkham Asylum, tempat di mana Joker dan orang dengan penyakit jiwa yang berbahaya ditahan. Sialnya, kelihaian si badut jahat ini dalam memanipulasi orang lain berhasil memengaruhi Harley untuk lolos dari tempat tersebut bersamanya.
Setelah itu, Harley pun terus diperlakukan secara kasar oleh Joker. Misalnya, Harley disuruh lompat ke penampungan cairan kimia berbahaya dan akhirnya didorong olehnya sendiri karena Harley takut. Harley pun terjebak dalam pasangan toxic ini. Meskipun pada premis film Suicide Squad Joker berencana untuk membebaskan Harley, mereka terlibat argumen hebat. Dan lagi-lagi, Harley Quinn didorong jatuh dari helikopter. Iya, helikopter. Untung saja selamat.
Beruntung, pasangan toxic ini tidak berlangsung lama dalam film versi DCEU karena dalam Birds of Prey (2020), Harley memutuskan Joker dengan meledakkan Ace Chemicals, tempat di mana ia didorong masuk ke dalam cairan kimia. Setelah itu dia menjalin pertemanan dengan empat perempuan lain dan mengalahkan penjahat bersama. Yay girl power!
Sampai sekarang, masih banyak orang yang meromantisasi pasangan toxic ini. Bahkan, ada yang sampai menulis fanfictionnya. Padahal, dengan menormalisasi kekerasan yang dilakukan oleh Joker kepada Harley Quinn, kita menyingkirkan fakta bahwa banyak korban-korban yang masih terjebak oleh pasangan toxic. Kan, lucu kalau pasangan toxic fiksi terus didukung tapi korban kekerasan dari pasangan toxic yang asli malah tidak dipedulikan. Cermat-cermat dalam memilih kiblat relationship goals ya teman-teman!
Cinta dan Rangga (AADC)
Sekilas memang tidak terlihat ada yang salah atau tanda-tanda pasangan toxic dalam film pertamanya, meskipun kita ditunjukkan berkali-kali bahwa Rangga mempunyai sikap yang buruk sekali. Tapi, saat AADC 2 keluar di tahun 2016, kita diceritakan bahwa sebenarnya mereka LDR selama beberapa tahun sebelum Cinta akhirnya di-ghosting oleh Rangga dan diputuskan melalui surat.
Sepuluh tahun kemudian, mereka dipertemukan kembali di Yogyakarta ketika Cinta tengah berlibur bersama teman-temannya. Meskipun Cinta sudah menolak ketika ditawarkan temannya untuk bertemu dengan Rangga, akhirnya ia menyetujuinya dan berdamai dengan Rangga.
Setelah mereka semua sampai ke Jakarta, Cinta tidak memberi tahu pertemuannya dengan Rangga kepada tunangannya. Rangga pun berkali-kali mencoba menghubungi Cinta sebelum akhirnya menghampiri galeri millik Cinta sebelum ia kembali ke New York, dan kepergok oleh tunangannya Cinta. Akhirnya, sama seperti di film pertama, lagi-lagi Cinta pergi menyusul Rangga ke bandara. Bahkan, kali ini dia hampir kecelakaan, menyebabkan pertemuan mereka di bandara gagal.
Meskipun pada akhirnya mereka berdua bersama lagi, perlu diingat bahwa jeleknya komunikasi di antara mereka berdua merupakan salah satu tanda-tanda pasangan toxic. Nggak kebayang kan betapa cemas dan paniknya Cinta ketika berhari-hari tidak menerima kabar dari Rangga, lalu tiba-tiba saja diputuskan melalui surat? Diceritakan juga Cinta sempat mengalami depresi berat akibat kejadian tersebut. Jadi, komunikasi berperan penting banget jika kamu mau menghindari hubungan dalam pasangan toxic.
Maddy Perez dan Nate Jacobs (Euphoria)
Maddy dan Nate merupakan salah satu karakter dari serial HBO Euphoria yang sepertinya bisa dijadikan contoh pasangan toxic yang tidak disadari sering terjadi di sekeliling kita. Meskipun mereka terlihat sayang satu sama lain, Maddy menjadi codependent terhadap Nate yang terlalu over-protektif pada pacarnya itu.
Apa sih codependency dan mengapa hal ini menjadikan kamu terjebak dalam pasangan toxic? Sikap codependency ini terjadi dalam suatu hubungan ketika adanya relasi kuasa yang tidak seimbang. Relasi kuasa ini mengakibatkan orang yang memiliki kontrol paling tinggi biasanya baik sadar maupun tidak menyalahgunakan kekuatan tersebut, membuatnya menjadi pasangan toxic. Akibatnya, orang yang memiliki relasi kuasa lebih rendah menjadi ketergantungan pada pasangan toxic ini karena ia merasa tidak aman jika tidak bersama dengannya.
Hal ini jelas terpampang dalam dinamika hubungan antara Maddy dan Nate di Euphoria. Nate yang temperamental seringkali berujung melukai Maddy, baik secara mental maupun fisik. Namun pada saat bersamaan, Nate juga sangat perhatian kepada pacarnya itu. Ia mengantar jemput Maddy, membelikannya kado dan hal-hal lain. Karenanya, pikiran Maddy menjadi subjektif, dan ia berkali-kali menyanggah bahwa Nate merupakan pasangan toxic.
Jika dibiarkan terjebak dalam hubungan dengan pasangan toxic seperti itu terlalu lama, hal-hal sepele seperti argumen kecil lambat laun akan berkembang pada tindakan lain yang lebih parah, seperti kekerasan fisik. Untuk itu, penting mengenali ciri-ciri hubungan yang tidak sehat dengan potensi menjadi pasangan toxic. Hati-hati ya teman-teman!
Tom dan Summer (500 Days of Summer)
Untuk contoh yang ini, butuh beberapa waktu untuk jadi ngeh kalau ternyata mereka, terutama sang peran utama Tom, merupakan pasangan toxic. Kali pertama menonton, orang-orang mungkin akan menumbuhkan rasa benci kepada Summer di akhir film ini atas respons dia terhadap semua effort Tom. Tapi jika ditelaah lebih lanjut, hal ini lebih ruwet dari yang dikira.
Pertama-tama, Tom membiarkan ekspetasi dan romantisasinya terhadap hubungan mengaburkan realita yang ada. Dia menangkis kebenaran bahwa sebenarnya Summer merupakan seseorang dengan kompleksifitasnya sendiri. Dia tidak sadar kalau Summer itu ya, orang beneran yang punya hati dan pikirannya sendiri. Akibatnya, Tom malah memproyeksikan sesosok perempuan yang ideal menurutnya kepada Summer.
Dari awal film, Summer sudah menegaskan kalau dia memang nggak pengen pacaran atau terlibat dalam hubungan yang mengikat. Rupanya, Tom malah mengira ini cuma cara Summer untuk jual mahal. Ia terus memproyeksikan apa yang dia inginkan dalam sebuah hubungan dan orang pada summer sehingga garis antara ekspektasi dan realita semakin tidak jelas. Pada akhirnya, meskipun mereka HTS-an, mereka berdua malah menjadi pasangan toxic untuk satu sama lain.
Nonton Sepuasnya dengan Nyaman di Bobobox!
Pada long weekend ini, coba traktir dirimu sendiri untuk staycation singkat sembari binge-watch film-film di Netflix atau sekedar bersantai. Di Bobobox, podsmu yang dilengkapi dengan lampu yang bisa diatur sesuka hati, bluetooth speaker juga Wi-fi, dijamin akan merecharge tubuh dan pikiranmu dan membuatmu lebih semangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari! Yuk download aplikasinya sekarang dan dapatkan promo menarik lainnya!