Mudik adalah salah satu kegiatan yang paling ditunggu-tunggu ketika mulai mendekati Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Momen yang satu ini memang sudah menjadi tradisi yang sudah lekat di masyarakat Indonesia.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, para perantau akhirnya bisa bertemu dan berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara di kampung halaman tercinta. Jumlah pemudik per tahunnya sendiri bisa mencapai jutaan dengan menggunakan berbagai jenis moda transportasi mulai dari motor, mobil, kereta, bus, pesawat hingga kapal laut.
Setiap tahunnya selalu ada cerita menarik mengenai kegiatan yang satu ini dan pemerintah pun selalu mempersiapkan segala sarana dan prasarana untuk memastikan perjalanan berjalan dengan aman dan lancar. Hanya saja, ada yang berbeda di tahun 2020 ini. Di tengah pandemi global virus corona yang diduga mulai merebak sejak akhir Desember di kota Wuhan, kegiatan mudik dianggap membahayakan. Bukan karena ancaman kecelakaan saat di perjalanan melainkan karena penyebaran virus yang masih belum terkendali.
Virus ini bisa menginfeksi siapa saja, terutama lansia dan orang-orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, yang berada dalam jarak dekat dengan orang positif corona.
Per tanggal 28 April, kasus positif COVID-19 dunia sudah mencapai 2.883.603 dengan angka kematian mencapai 198.842. Sementara itu, Indonesia mencatat 9.511 kasus positif dengan total kesembuhan 1.254 dan meninggal 773. Agar mata rantai penyebaran COVID-19 bisa terhenti, pemerintah pun akhirnya resmi melarang kegiatan mudik 2020.
Lalu, mengapa hal ini dilarang dan bahaya apa yang mengancam apabila tetap dipaksakan? Simak informasi berikut ini!
Pencegahan COVID-19
Dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona, pemerintah telah mengeluarkan berbagai imbauan dan protokol kepada masyarakat agar pandemi ini segera berakhir. Beberapa di antaranya adalah imbauan untuk tetap di rumah saja, isolasi mandiri, dan social serta physical distancing. Karenanya, kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang dalam jumlah besar dan tidak berjarak harus dihindari.
Lalu, yang terbaru adalah adanya larangan untuk mudik ke kampung halaman yang resmi berlaku per tanggal 24 April. Sebagaimana kamu tahu, penyebaran COVID-19 umumnya berpusat di kota-kota besar terutama Jakarta dan sekitarnya. Sementara itu, gerakan mudik terjadi dari kota-kota besar ke daerah-daerah yang umumnya belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai.
Lalu, dengan adanya gerakan mudik dari kota besar ke sejumlah daerah di Indonesia, pola penyebaran COVID-19 akan terpengaruhi. Kegiatan tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan kasus-kasus baru dan mengubah masa puncak wabah COVID-19.
Menurut pakar virus Universitas Brawijaya, Andrew William Tulle, jika pencegahan transmisi COVID-19 dapat dimaksimalkan, maka perkiraan puncak wabah pun akan bergeser. Karenanya, masyarakat dianjurkan untuk mengikuti imbauan pemerintah. Salah satunya dengan menahan diri untuk tidak mudik karena hal ini merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar penyebaran COVID-19 segera berakhir.
Dengan banyak orang yang tetap berada di rumah dan wilayah masing-masing, masyarakat turut andil dalam mengurangi kemungkinan transmisi antarmanusia. Andrew berharap kasus ini bisa mengalami mutasi dan melemah seperti yang terjadi pada virus SARS pada tahun 2002-2003. Hal ini berdasarkan pada penelitian mengenai virus SARS di mana peneliti menemukan bahwa virus mengalami mutasi yang menyebabkan keganasannya berkurang lalu wabah pun mereda.
Bahaya Mudik di Tengah Corona
Kamu tentu sudah paham bahwa COVID-19 menular dengan sangat cepat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengungkapkan bahwa laju transmisi COVID-19 mencapai 2,5. Artinya, satu orang positif dapat menginfeksi sedikitnya dua orang yang sehat.
Saat mudik terjadi, ratusan hingga ribuan orang dapat terpapar virus tersebut selama dalam perjalanan terlebih jika menggunakan transposrtasi umum. Di dalamnya, penumpang akan duduk berdekatan bahkan sampai berdesak-desakan, sehingga penyebaran virus akan semakin tidak terkendali.
Momen ini juga akan mempertemukan penumpang dengan banyak orang lain seperti penjaja makanan, petugas tiket, pengamen, dan sebagainya. Saat ini terjadi, kamu tidak tahu apakah seseorang yang berada di sekitar kamu sudah positif COVID-19 atau belum. Apalagi, kini penyebaran virus corona juga disebabkan oleh orang tanpa gejala (OTG) yang mana dia sendiri tidak sadar sedang membawa virus dalam tubuhnya dan menyebarkannya kepada orang lain.
Selain berada dalam jarak dekat dengan orang yang terinfeksi COVID-19, kamu juga bisa saja tanpa sengaja menyentuh benda-benda yang sudah terkontaminasi oleh virus tersebut, misalnya fasilitas umum, pintu kendaraan, pegangan kursi, jendela, dan sebagainya.
Lalu sadar atau tanpa sadar, kamu menyentuh mata, hidung atau mulut tanpa mencuci atau membersihkan tangan kamu terlebih dahulu. Maka bisa kamu bayangkan bukan seseorang yang positif COVID-19 dapat menyebarkannya kepada belasan hingga ratusan pemudik lainnya dalam sebuah kendaraan. Lalu, setibanya di kampun halaman, mereka akan turut menyebarkan virus tersebut di kampung halaman mereka apalagi bila himbauan PSBB tidak dihiraukan dan enggan melakukan isolasi mandiri.
Mengingat masih terbatasnya deteksi virus corona di Indonesia, kamu tidak tahu apakah kamu sudah terpapar sejak dari kota atau selama perjalanan. Sementara itu, jika benar-benar terjadi penularan, kamu dan orang-orang di kampung halaman belum tentu memiliki akses yang mudah terhadap fasilitas kesehatan. Alih-alih melepas kangen, kegiatan mudik kamu malah menjadi bencana untuk diri sendiri, keluarga dan warga setempat.
Sudah Terlanjur Mudik
Bagi mereka yang sudah terlanjur mudik, mereka berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Mereka yang berstatus ODP diwajibkan melakukan isolasi mandiri secara sukarela selama 14 hari sesuai dengan protokol WHO.
Saat isolasi mandiri ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu penggunaan kamar, kamar mandi, kegiatan di dalam rumah, kebersihan rumah, serta anjuran pergi ke dokter atau fasilitas kesehatan. Selama masa isolasi, anggota keluarga lain tidak diperbolehkan masuk ke dalam kamar ODP.
Kamar tersebut sebisa mungkin harus memiliki sirkulasi udara yang baik agar kamar tetap mendapatkan udara segar. Jika memungkinkan, ODP harus menggunakan kamar mandi terpisah dengan anggota keluarga lainnya. Jika hanya ada satu, kamar mandi dapat digunakan bergantian dengan catatan ODP mandi paling pertama dan terkahir. Setelah selesai, selalu bersihkan kamar mandi dengan pembersih rumah tangga.
Selanjutnya, ODP tidak diperkenankan melakukan kegiatan bersama denga anggota keluarga lain. Jika berada dalam ruangan yang sama, pastikan ada jarak sedikitnya satu meter dan selalu gunakan masker. Selain itu, ODP juga harus menghindari kontak langsung dengan orang lain dan juga peliharaan jika punya.
Selanjutnya, selalu jaga kebersihan rumah dengan rutin membersihkan benda-benda yang seringkali disentuh seperti ponsel, gagang pintu, meja, kursi, dan sebagainya dengan cairan pembersih. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik. Lakukanlah sebelum makan, setelah ke kamar mandi, juga setelah batuk dan melepas masker. Selain itu, pakaian dan alat makan ODP harus dicuci secara terpisah.
Jika ODP mulai merasakan gejala demam atau sesak napas, sgera hubungi Dinas Kesehatan atau Puskesmas setempat. Selanjutnya, ODP dapat pergi ke klinik rujukan untuk melakukan pemeriksaan. Perlu diingat, ODP harus selalu memakai masker dan penggunaan kendaraan umum tidak dianjurkan. Jika terpaksa menggunakan transportasi umum, jagalah jarak dengan supir dan penumpang lainnya.
Menginap di Bobobox
Untuk kamu yang memang memilih untuk tidak mudik, tetapi butuh suasana baru untuk menyegarkan pikiran, Bobobox bisa menjadi pilihan yang tepat.
Bobobox adalah akomodasi berbentuk hotel kapsul dengan desain minimalis namun tetap mengedepankan teknologi. Hotel kapsul ini menawarkan akomodasi nyaman dan terjangkau dengan fasilitas yang terintegrasi dengan fitur-fitur canggih. Beberapa di antaranya adalah fitur QR code untuk akses kamar serta lampu LED dan Bluetooh speaker yang bisa kamu atur langsung dari ponsel pintar kamu.
Yuk unduh aplikasinya dan dapatkan pengalaman menarik selama menginap di Bobobox!