Kebijakan lockdown negara menjadi salah satu upaya untuk memutus rantai penyebaran pandemi COVID-19 yang semakin meluas.
Tercatat sudah lebih dari satu juta orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona tipe baru ini dengan jumlah kematian mencapai sekitar 54.000 orang.
Berdasarkan data terbaru, Amerika Serikat menduduki peringkat pertama dengan jumlah kasus infeksi terbesar di dunia di mana New York sebagai episentrumnya.
Sementara itu, kasus kematian tertinggi akibat COVID-19 terjadi di Italia dengan angka mencapai sekitar 13.000 jiwa lebih.
Secara keseluruhan, pandemi COVID-19 ini telah menyebabkan setidaknya sepertiga dunia menerapkan kebijakan lockdown.
Lockdown sendiri merupakan penutupan wilayah untuk sementara waktu sehingga warga tidak bisa bebas bepergian kemanapun.
Langkah penerapan lockdown bisa dibilang merupakan tindakan darurat di mana orang-orang tidak diperbolehkan meninggalkan atau memasuki suatu kawasan tertentu untuk alasan keamanan.
Kebijakan lockdown yang diterapkan bergantung pada keputusan pemerintah masing-masing negara.
Sebagian menerapkan lockdown negara sementara yang lain hanya menerapkan lockdown wilayah tertentu atau larangan bepergian.
Ingin tahu lebih lanjut negara mana saja yang menerapkan lockdown? Yuk simak informasinya berikut ini!
Tiongkok
Sebagaimana kamu tahu, virus corona COVID-19 diduga pertama kali merebak di kota Wuhan, Tiongkok.
Tiongkok melaporkan sebanyak 80.000 kasus positif COVID-19 dengan angka kematian mencapai 3.326 jiwa termasuk di dalamnya para tenaga kesehatan.
Akibatnya, diberlakukanlah lockdown di kota Wuhan per tanggal 23 Januari sehingga para penduduk yang ada di dalamnya dilarang keluar kawasan tersebut tanpa izin.
Selama dua bulan tersebut, para warga terjebak dalam rumah karena harus melalui isolasi yang sangat ketat.
Perusahaan dan sekolah pun terpaksa ditutup dalam jangka waktu yang belum ditentukan, kecuali toko makanan dan obat.
Sementara itu, perkumpulan dibatasi dan transportasi publik termasuk tol, kereta api, dan kendaraan lainnya dihentikan. Penerbangan dari dan ke Wuhan pun ikut ditutup.
Untuk menjami kebutuhan para penduduk, pemerintah hingga swasta pun tetap menyuplai bahan makanan selama lockdown berlangsung. Namun, sebagian warga merasa bahwa mereka masih mengalami kekurangan makanan.
Meskipun bukan lockdown negara, pemerintah Tiongkok juga memberlakukan lockdown di wilayah lainnya selain kota Wuhan.
Wilayah tersebut meliputi Huanggang, Ezhou, dan lain-lain di Provinsi Hubei. Selanjutnya, lockdown juga berlaku di wilayah lain di luar Provinsi Hubei yaitu Liaoning, Anhui, Jiangxi, Beijing, Shanghai, dan Chongqing.
Pemberlakuan lockdown ini sendiri dianggap berhasil menekan penyebaran kasus COVID-19, di Wuhan terbukti dengan tidak ditemukannya kasus domestik baru setelah dua bulan melalui masa karantina.
Maka dari itu, lockdown pun mulai dilonggarkan sementara perkantoran dan pabrik mulai beroperasi kembali.
Italia
Italia adalah negara dengan jumlah kematian terbanyak akibat infeksi COVID-19 dengan angka mencapai 13.000 jiwa lebih.
Lonjakan kasus COVID-19 yang begitu besar di negara ini akhirnya membuat pemerintah memberlakukan lockdown negara.
Akibatnya, pergerakan dari sekitar 60 juta warga Italia pun dibatasi termasuk perjalanan, waktu luang, pekerjaan, hingga kegiatan keagamaan termasuk di dalamnya upacara pemakaman.
Selain itu, pemerintah pun terpaksa menutup sekolah, museum, gedung olahraga, bar, restoran, serta pertokoan.
Kebijakan lockdown di Italia dimulai pada tanggal 9 Maret (rencananya hingga 3 April 2020) untuk kawasan Lombardia dan sekitarnya yang menjadi episentrum COVID-19.
Namun, pada tanggal 12 Maret pemerintah Italia akhirnya menerapkan lockdown negara atau nasional sehingga perjalanan keluar dan masuk Italia serta antar kota pun dibatasi.
Karena tindakan lockdown negara sejauh ini belum mampu menekan pertumbuhan virus corona, pemerintah Italia pun memperpanjang lockdown negara hingga tanggal 13 April mendatang.
Spanyol
Per tanggal 3 April, Spanyol menduduki peringkat ke dua sebagai negara dengan jumlah kematian terbanyak akibat COVID-19 setelah Italia.
Dengan banyaknya jumlah kasus kematian akibat COVID-19, pemerintah Spanyol pun ikut memberlakukan lockdown negara untuk menekan penyebaran virus tersebut.
Lockdown dimulai sejak tanggal 14 Maret dan rencananya berakhir pada tanggal 31 Maret.
Namun, lockdown negara ini pun akhirnya diperpanjang hingga tanggal 14 April mendatang menyusul dukungan dari parlemen Spanyol dalam menangani pandemi COVID-19 ini.
Aturan lockdown pun semakin diperketat dengan meminta para warga agar tetap berada di rumah dan menutup semua bisnis selama sebulan penuh.
Hanya saja, hal tersebut tidak “berlaku” bagi para para tunawisma yang justru menggunakan jalan sebagai tempat istirahat mereka.
Akibat dari lockdown negara ini, para tunawisma pun kesulitan mencari tempat untuk beristirahat.
Selain itu, agar para warga mematuhi aturan selama masa karantina, Spanyol pun mengerahkan aparat dan mengenakan denda bagi mereka yang melanggar.
India
Status lockdown negara juga sudah diberlakukan di India secara mendadak sejak tanggal 24 Maret dan berlaku sampai 21 hari ke depan.
Seluruh perbatasan pun ditutup untuk membatasi pergerakan para warga. Selain dilarang untuk meninggalkan rumah mereka, bisnis-bisnis yang tidak dianggap penting telah ditutup dan hampir semua pertemuan publik pun dilarang.
Namun, langkah yang dilakukan India dengan melakukan lockdown negara ini justru menjadi kacau.
Akibat kebijakan ini, para warga pun panik dan mulai memborong kebutuhan di toko-toko serta apotek.
Meskipun sudah ada imbauan untuk menjaga jarak, bahkan dengan keluarga sekalipun, hal tersebut masih sulit dilakukan mengingat jutaan orang di India hidup berimpitan di permukiman yang kumuh.
Hal ini diperburuk dengan pengiriman pasokan makanan yang tidak merata, kekerasan oleh aparat kepolisian dalam mencegah warga untuk keluar rumah, serta akses pada fasilitas sanitasi yang kurang memadai.
Selain itu, dengan banyaknya pekerja harian yang mengalami kesulitan keuangan akibat menganggur, para warga lebih khawatir akan mati kelaparan dibandingkan oleh penyebaran COVID-19 itu sendiri.
Mereka pun memutuskan untuk kembali ke tempat tinggal masing-masing dengan berjalan kaki.
Inggris
Pemerintah Inggris sudah mulai menerapkan lockdown negara sejak tanggal 23 Maret dan akan berlaku selama tiga minggu.
Langkah preventif ini diambil karena kurangnya kesadaran warga untuk tidak bepergian agar mencegah penyebaran COVID-19.
Per tanggal 3 April, kematian di Inggris akibat COVID-19 mencapai sekitar 2.900 orang dengan 33.000 kasus positif.
Kasus positif tersebut juga termasuk beberapa pejabat negara seperti Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Menteri Kesehatan Matt Hancock, kepala petugas medis Chris Whitty, dan kepala penasihat PM Dominic Cummings.
Pangeran Charles pun sempat dinyatakan positif terinfeksi virus ini hingga akhirnya sembuh setelah menjalani isolasi selama satu pekan.
Lebih lanjut, imbas dari lockdown negara ini meliputi penutupan pertokoan yang tidak terlalu penting serta tempat ibadah.
Para warga pun diminta untuk tetap tinggal di rumah agar penyebaran virus corona bisa diminimalisir.
Selanjutnya, pemerintah akan mempertimbangkan apakah kebijakan lockdown negara dinilai efektif untuk mencegah pandemi COVID-19 ini.
Dapatkan pengalaman menginap tak terlupakan bersama hotel kapsul Bobobox! Bobobox kini sudah hadir di tiga kota besar Indonesia yaitu Bandung, Jakarta, dan Semarang.
Dengan harga yang terjangkau, Bobobox menawarkan akomodasi yang nyaman, minimalis, dan futuristik.
Salah satu yang menarik dari Bobobox adalah kamu akan menggunakan QR code yang ada di ponsel kamu untuk mengakses kamar yang sudah kamu pesan.
Yuk unduh aplikasinya di App Store dan Play Store dan book pod yang kamu mau!