Tentunya kalian semua sudah tidak asing dengan kesenian reog Ponorogo, apalagi reog Ponorogo sendiri merupakan salah satu budaya yang kerap kali ditampilkan jika ada pentas seni pada saat perayaan 17 Agustus setiap tahun. Meskipun kita tidak asing dengan reog Ponorogo akan tetapi apakah anda semua telah mengetahui sejarah serta keunikan dari kesenian budaya reog Ponorogo? Jika belum lah kamu bisa menyimak beberapa penjelasan di bawah ini:
Sejarah munculnya Reog Ponorogo
Reog Ponorogo merupakan salah satu budaya asli dari Indonesia di mana reog Ponorogo sendiri juga menjadi salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa timur. Mengapa dinamakan sebagai reog Ponorogo? Karena memang kesenian ini berasal dari daerah Ponorogo yang berada di Jawa timur. Umumnya gerbang yang ada di kota Ponorogo sendiri telah dihiasi dengan warok dan gemblak. Bahkan dari kedua sosok inilah yang juga ikut serta tampil pada saat adanya penampilan kesenian reog.
Kesenian budaya Reog Ponorogo ini budaya yang khas dari Negara Indonesia, dimana kesenian masih sangat kental dengan hal mistik dan dilakukan dengan ilmu kebantinan dari orang yang menjalankan reog tersebut. Sejarah dari munculnya reog Ponorogo sebenarnya dimulai pada saat tahun 1920an.
Bahkan terdapat lima versi untuk cerita yang merupakan asal usul dari warok ataupun reog tersebut. pada versi ini ialah cerita yang sangat terkenal di antara lainnya. Dimana ada sebuah pemberontakan yang dilakukan oleh Ki Ageng kutu yang pada saat itu menjadi abdi kerajaan Majapahit pada masa bhre kertabumi, di abad ke-15
Ki Ageng kutu marah besar dikarenakan adanya pengaruh yang sangat kuat dari pihak istri raja untuk menjalankan pemerintahan raja Majapahit sehingga banyak terjadi korupsi dan Ki Ageng kutu sendiri telah memastikan jika kekuasaan dari kerajaan Majapahit pun akan segera berakhir. Pada akhirnya Ki Ageng kutu memutuskan untuk meninggalkan sang raja lalu dia pun mendirikan sebuah perguruan yang mana perguruan tersebut menghadirkan berbagai macam ilmu kekebalan diri, ilmu bela diri dan juga ilmu kesempurnaan hidup bagi anak-anak muda.
Di mana Ki Ageng kutu sendiri menaruh harapan jika mereka inilah merupakan calon bibit kebanggaan dari kerajaan Majapahit yang sudah mulai runtuh. Karena sudah mengetahui jika pasukannya terlalu lemah dan kecil untuk melawan pasukan dari kerajaan maka Ki Ageng kutu sendiri selalu memberikan pesan politis yang disampaikan dengan adanya pertunjukan dari seni reog Ponorogo yang menjadi salah satu sindiran bagi raja kertabumi.
Dengan adanya pergelaran reog Ponorogo ini menjadi salah satu strategi dari Ki Ageng kutu agar mampu membangun perlawanan dari masyarakat lokal yang memakai ketenaran reog. Di dalam pertunjukan reog Ponorogo sendiri juga ditampilkan topeng yang memiliki bentuk kepala singa yang sampai saat ini dikenal sebagai singa barong yang merupakan raja hutan, dan singa barong tersebut ialah simbol dari kertabumi.
Sedangkan di bagian atasnya telah ditancapkan bulu bulu merak yang sangat mirip dengan kipas raksasa, namun hal itu merupakan simbol dari pengaruh kuat dari rekan cina yang telah mengatur segala gerak-gerik yang dilakukan.
Untuk jatilan sendiri ialah peranan dari gemblak yang selalu menunggangi kuda-kudaan. Dimana hal itu ialah sebuah simbol dari kekuatan pasukan Majapahit yang tidak sebanding dan amat sangat kontras dengan kekuatan warok. Untuk badut yang berada di balik topeng tersebut ialah Ki Ageng kutu.
Karena adanya sindiran yang dilakukan oleh Ki Ageng kutu maka raja kertabumi melakukan penyerangan kepada perguruan yang dibangun oleh Ki Ageng kutu, dengan adanya pemberontakan ini warok pun dengan sigap lainnya sehingga perguruan dari Ki Ageng kutu dilarang untuk melanjutkan pengajaran.
Akan tetapi nyatanya murid-murid dari Ki Ageng kutu sendiri tetap menjalankan ajaran ini secara sembunyi-sembunyi, walaupun kesenian budaya reog Ponorogo sendiri memang masih diperbolehkan bagi acara pementasan karena memang ke sini ini adalah pertunjukan ini sangat terkenal di kalangan masyarakat. Akan tetapi, untuk alur cerita yang dibawakan memang cukup berbeda dikarenakan adanya tambahan karakter dan mengusung cerita rakyat.
Keunikan dari reog Ponorogo
Terdapat pesan yang mendalam untuk meraih Khusnul khotimah
Perlu untuk Anda ketahui jika nama reog berasal dari bahasa Arab yakni kata Riyoqun yang memiliki arti khusnul khotimah. Nama ini sendiri merupakan pemberian dari Adipati batoro katong yang sebelumnya telah diubah menjadi singo barongan pada saat pertunjukan. Diubahnya nama tersebut karena Adipati batoro katong ingin memakai pertunjukan dari reog menjadi salah satu sarana agar dapat.
Sedangkan pesan yang ingin disampaikan ialah akhir hidup yang baik dalam iman agama Islam yang merupakan jaminan masuk ke surga walaupun kehidupan sebelumnya telah bergelimang dosa.
Budaya reog Ponorogo telah go international
Bukan hanya ditampilkan di daerah Ponorogo dan beberapa kawasan negara Indonesia, namun kesenian budaya reog Ponorogo asli ini telah sampai ke mancanegara karena memang banyak negara yang telah mengakui serta mengenal kesenian reog ponorogo tersebut. Beberapa negara yang mengagumi kesenian tersebut ialah Inggris, Suriname, Rusia, Spanyol, Venezuela, Filipina dan juga Amerika serikat.
Reog memiliki beban yang sangat berat
Dibalik keindahan dari reog Ponorogo pada saat pertunjukan, dibaliknya terdapat orang yang diwajibkan membawa kostum reog dengan ukuran yang sangat besar. Bahkan diperkirakan jika satu reog sendiri memiliki berat yang mencapai 50 kg dan para pemain pun harus menggunakan gigi pada saat mengangkat nya. Bahkan biasanya akan ada penari jathil atau orang lain yang menaiki kepala reog sehingga beban nya pun akan bisa mencapai 100 kg lebih.
Warok adalah karakter yang gagah dan juga berilmu
Warok merupakan tokoh yang sangat berilmu di mana dalam batasnya warok muda sedang berlatih mengolah ilmu yang telah didapatkan. Warok sendiri memiliki tubuh yang gempal, berkumis, berbulu dada, memiliki jambang yang lebat, dan mata yang tajam. Sedangkan warok tua digambarkan menjadi seorang pelatih dan juga pengawas dari warok muda yang memiliki badan kurus, mempunyai janggut putih yang panjang dan berjalan dibantu dengan menggunakan tongkat.
Nah, bagi Anda yang sangat menyukai kesenian budaya reog Ponorogo pastinya harus mengetahui seperti apa sejarah munculnya dari reog Ponorogo tersebut serta keunikan-keunikan yang dimiliki pada saat penampilan reog Ponorogo. Dengan cara itu anda pun bisa melestarikan budaya yang telah ditinggalkan oleh kebanyakan anak muda saat ini di mana Anda pun bisa melestarikan budaya reog Ponorogo untuk kelestarian budaya di Indonesia.
Itulah sekilas informasi mengenai sejarah serta keunikan dari reog Ponorogo yang diberikan kepada anda. Semoga dengan adanya informasi di atas bisa menambah wawasan serta bermanfaat untuk Anda semua.
Foto utama oleh: Sinyo sin via Wikimedia Commons