konsekuensi bekerja di jakarta

Inilah Perjuangan Kalian yang Bekerja di Jakarta, Tapi Tinggal di Luar Jakarta

Bekerja — Sebagai jantung perekonomian Indonesia, Jakarta adalah tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai belahan negeri. Kota berpopulasi sekitar 10 juta orang ini seolah menjadi tujuan utama bagi siapa pun yang ingin mengembangkan karier. Perusahaan-perusahaan dari berbagai skala berdiri di ibukota Indonesia. Dilansir dari Reuters, Jakarta merupakan rumah bagi 4 perusahaan unicorn bernilai di atas 1 milyar dolar AS. Bahkan, Tempo menyebutkan ada 6 perusahaan di Jakarta yang berhasil masuk ke daftar 2000 Forbes Global.

Perputaran uang yang kencang di Jakarta tentunya menarik perhatian banyak orang, terutama mereka yang tinggal di Jabodetabek. Ya, status Jakarta sebagai ibukota dan pusat perekonomian Indonesia sendiri berdampak pada kota-kota di sekitarnya. Berdasarkan data dari Demographia World Urban Areas 15th Annual Edition, populasi Jabodetabek di tahun 2019 mencapai 34,3 juta penduduk! Jabodetabek menempati urutan kedua, kalah satu posisi dari Tokyo-Yokohama dengan populasi 38 juta penduduk. Wah! Kebayang ya padatnya seperti apa.

Tersedianya moda transportasi lintas kota memberikan kemudahan bagi kalian yang tinggal di kota tetangga untuk bekerja di Jakarta. Dengan begini, kamu bisa bolak-balik dari Depok, misalnya, ke Jakarta. Namun, pastinya ada suka dukanya tersendiri dong saat menjalani kehidupan seperti ini. Mulai dari kemacetan, berdesakan di angkutan umum, hingga ongkos tinggi, the struggle is real! Dan inilah perjuangan kalian yang bolak-balik ngantor di Jakarta, tapi tinggal di luar Jakarta.

1. Kemacetan

Kalau masalah yang satu ini sih, kayaknya sudah jadi penderitaan sejuta umat. Dilansir dari Liputan 6, Jakarta berada di urutan ke-7 sebagai Kota Termacet di Dunia. Aduh! Nggak ada award yang lebih keren, ya? Di Jakarta, kemacetan bisa terjadi hampir kapan pun dan di mana pun. Volume kendaraan di jalanan semakin meningkat, sementara kapasitas jalan yang tersedia terbatas. Ditambah lagi, semua orang turun ke jalan secara bersamaan pada waktu-waktu tertentu. Walhasil, jalanan jadi macet.

Kamu yang tinggal di luar Jakarta dan bepergian dengan kendaraan pribadi, tentunya harus siap dengan konsekuensi ini. Namun, indeks lalu lintas Jakarta dari TomTom menunjukkan bahwa tingkat kemacetan Jakarta di tahun 2018 turun 8% dari tahun sebelumnya. Hmm… Tapi kok rasanya masih sama, ya? Kehadiran transportasi massal seperti Bus Transjakarta, kereta komuter, MRT, hingga LRT diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas. Nah, mungkin kamu bisa coba menggunakan transportasi massal. Sekalian mengurangi polusi juga, lho.

2. Berdesakan di KRL

Bekerja di Jakarta saat tempat tinggalmu di luar DKI tentunya mengharuskanmu mencari moda transportasi yang efisien. Nah, salah satu pilihan yang populer adalah KRL commuterline. Beroperasi sejak tahun 1925, moda transportasi ini menghubungkan Jakarta dengan kota-kota satelit seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Dengan biaya yang terjangkau, bolak-balik dari Jakarta ke rumah tidak akan membuat dompetmu jebol. Selain itu, banyaknya rute yang tersedia membuat KRL banyak digunakan.

Sayangnya, moda transportasi yang satu ini juga punya kekurangan tersendiri. Kalian para pejuang KRL pasti sudah tahu, dong! Di jam berangkat atau pulang kerja, kalian harus siap-siap berebut tempat duduk. Bahkan, untuk masuk ke dalam gerbong pun mungkin sulit saking banyaknya pengguna KRL yang ada. Kalau tidak kebagian tempat duduk, kalian harus berdiri di sepanjang perjalanan. Namun, yang terpenting adalah selalu jaga keselamatan dan barang bawaan kalian, ya!

3. Capek di Perjalanan

Perjalanan panjang dari tempat tinggalmu ke Jakarta tentunya melelahkan. Kalau kamu menggunakan moda transportasi seperti KRL, mungkin kamu bisa tidur di perjalanan saat dapat tempat duduk. Kalau nggak? Ya, terpaksa deh kamu harus berdiri dan pegal-pegal. Hal yang sama juga kamu alami ketika pulang menggunakan bis atau kendaraan pribadi dan terjebak macet. Hari semakin gelap, badan semakin lelah, tapi kamu belum juga dekat ke rumah. Rasanya kamu ingin pakai “Pintu ke Mana Saja”-nya Doraemon.

Rasa lelah tentunya memengaruhi suasana hatimu. Apalagi kalau kamu mengalami momen buruk di tempat kerja, pasti rasanya kamu ingin cepat-cepat sampai rumah dan tidur. Namun, penderitaan ini juga bisa dialami saat kamu berangkat kerja, lho. Setelah berdesakan di kendaraan dan kaki pegal-pegal, ternyata penampilanmu juga jadi kusut. Tiba di kantor, bukannya siap bekerja, kamu malah merasa capek. Aduh! Not a good way to start a day!

4. Pengeluaran Transportasi Meningkat

Bolak-balik ke luar kota setiap hari untuk bekerja tentunya membutuhkan biaya. Kamu memang bisa memanfaatkan KRL commuterline untuk berangkat ke kantor. Selain terjangkau, dijamin kamu pun tidak akan terjebak kemacetan. Namun, mungkin kamu jengah kalau harus selalu berdesakan di dalam gerbong. Belum lagi jika terjadi mati listrik. Kereta pun tidak bisa berfungsi. Nah, untungnya kehadiran ojek online bisa menjadi moda transportas alternatif yang lebih nyaman.

Dengan ojek online, kamu tidak perlu duduk berdesakan di dalam gerbong. Jalur-jalur merah di Google Maps pun bisa dihindari dengan mudah saat driver-mu mengambil jalan tikus. Namun, moda yang satu ini memakan biaya yang lebih tinggi. Di akhir bulan, tidak terasa pengeluaranmu untuk transportasi meningkat tajam. Kalau kamu berkendara sendiri, biaya yang dikeluarkan untuk bensin tentunya tidak murah. Apalagi kalau kamu harus bepergian jarak jauh. Duh! Dompetmu bisa cepat terkuras!

5. Pergi Pagi Pulang Malam

Jarak yang jauh dan kondisi lalu lintas yang padat sering menjadi alasan keterlambatan. Tentunya, kamu nggak mau dong sering ditegur oleh atasan hanya karena terlambat sampai kantor. Untuk mengantisipasi, kamu yang tinggal di luar Jakarta bisa berangkat jauh lebih awal ke tempat kerja. Namun, ini artinya kamu harus bangun lebih pagi untuk bersiap-siap. Saat temanmu yang tinggal di Jakarta baru bangun pukul 5, kamu harus sudah menunggu KRL atau berangkat ngantor. Ya, namanya juga tinggal di luar Jakarta.

Sementara itu, kamu pun harus pulang lebih larut setelah bekerja karena perjalanan yang jauh. Mungkin kantormu bubar lebih awal. Namun, karena jarak yang jauh ke kotamu, kamu tetap tiba di rumah larut malam. Kamu juga mungkin sengaja menunggu hingga lalu lintas lebih sepi sebelum berkendara pulang. Apa pun itu, pergi pagi pulang malam sepertinya sudah jadi gaya hidup. It’s a long way back home, bro. Keesokan harinya, kamu harus mengulang rutinitas yang sama. Capek, ya.

Kesimpulan

Itulah perjuangan yang tidak asing di mata kalian yang bekerja di Jakarta, tetapi tinggal di luar Jakarta. Ya, the struggle is real. Kemacetan, ingar bingar perkotaan, dan gerbong yang penuh sesak sepertinya sudah menjadi makanan sehari-hari. Namun, inilah realita yang mungkin harus dihadapi oleh kalian setiap hari. Apa pun itu, tetap semangat bekerja, ya!

Eh, ngomong-ngomong, kamu pernah nggak pulang kerja kemalaman dan ketinggalan kereta terakhir? Hmm… Sepertinya sebagian orang pernah mengalami hal ini. Kamu mungkin ikut menginap di kost atau rumah teman. Nggak bisa menginap di kost teman? Hotel kapsul bisa jadi persinggahan sementara, dan Bobobox adalah pilihan layak kamu pertimbangkan.

Di Jakarta, Bobobox punya cabang di Kebayoran Baru. Oh, ya! Bobobox juga akan membuka cabang Pancoran akhir November ini, lho! Sama seperti kakak-kakaknya di Bandung, Bobobox di Jakarta hadir dengan pod futuristik dan fitur en suite yang canggih. Ukuran pod yang luas dan kasur yang nyaman bikin kamu betah beristirahat atau bekerja di dalam pod. Selain itu, fitur pod ini juga terintegrasi dengan aplikasi. Jadi, kamu bisa membuka pintu pod atau mengatur pencahayaan lewat aplikasi di ponselmu. Mantul!

Bobobox juga punya fasilitas lain seperti common space and kamar mandi. Jadi, besok pagi kamu bisa mandi dan bersiap ke kantor. Kalau kamu belum punya aplikasi Bobobox, langsung saja unduh dari App Store and Google Play Store. Aplikasi ini tersedia secara gratis, lho! Reservasi juga bisa dilakukan secara langsung lewat aplikasi. Beragam metode pembayaran dan promo menarik juga bisa kamu dapatkan. Jadi, langsung download aplikasinya ke ponselmu dan nikmati istirahat yang nyaman di Bobobox!

 

Foto utama oleh: Taufiq dzikri via Unsplash

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles