kebiasaan orang bali

Ternyata, Ini 14 Kebiasaan Orang Bali yang Selalu Buat Turis Betah

Berkat wisata alam dan budayanya yang melimpah, tidak heran jika Bali menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Namun, selain itu, Bali juga terkenal dengan kebiasaan para warganya yang membuat para turis betah berlama-lama liburan di Pulau Dewata.

Yuk, simak kebiasaan orang Bali yang menjadi salah satu faktor populernya industri pariwisata di kawasan tersebut.

14 Ciri Khas dan Kebiasaan Masyarakat Bali yang Terkenal

Selain dari budaya dan keindahan alam yang kaya, Pulau Bali juga terkenal sebagai salah satu destinasi wisata paling menyenangkan. Hal ini tentu tidak lepas dari perilaku dan kebiasaan warga Bali yang membuat wisatawan nyaman berkunjung.

Mari kita jelajahi beberapa sifat dan kebiasaan orang Bali yang unik dan menjadi daya tarik tersendiri.

1. Ramah

Orang Bali terkenal dengan sifatnya yang hangat, ramah, murah senyum, dan terbuka kepada pendatang.

Kebiasaan orang Bali ini menjadi salah satu alasan pariwisata Bali begitu populer di kalangan wisatawan.

Orang Bali tidak akan sungkan melemparkan senyum kepada para wisatawan, sehingga wisatawan merasa nyaman, betah, dan disambut dengan baik.

Walau para wisatawan menunjukkan wajah kesal dan jengkel, orang Bali tetap murah senyum dan menyambut para turis dengan penuh kesabaran. Mereka seolah-olah tidak pernah punya mood jelek.

Baca Juga: Ini Dia 7 Tempat Nonton Tari Kecak Bali Paling Autentik!

2. Talkative

Kebanyakan turis pasti setuju bahwa orang Bali mudah akrab dan cukup talkative, alias suka bicara kepada para wisatawan.

Walau baru pertama kali bertemu, mereka tidak segan membuka percakapan dengan turis, sehingga para turis lebih mudah berteman dengan orang baru di sana.

Pembicaraan bisa dibuka dengan beragam topik, mulai dari asal turis hingga kehidupan pribadi.

Tidak jarang, mereka akan menceritakan kehidupan mereka duluan, misal tentang suami atau istri, keadaan ekonomi, kesehatan, hingga anak-anak.

3. Santai    

Berbeda dengan penduduk kota yang cenderung terburu-buru, di mata para turis, masyarakat Bali justru terkesan santai.

Melansir detik.com, seorang seniman, sastrawan, sekaligus penulis buku asal Bali bernama Gde Aryantha Soethama mengatakan bahwa kebiasaan orang Bali ini berkaitan dengan budaya bertani yang kental.

Mayoritas penduduk Bali umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Seperti yang kamu tahu, petani tidak terikat dengan jam kerja khusus layaknya orang kantoran.

Namun, di tengah kesibukan menanam hingga memanen, mereka biasanya memiliki jeda untuk bersantai di tengah kerja yang berat saat menghadapi musim tanam.

Oleh karena itu, mereka terlihat santai dan seolah tidak diburu oleh banyak kesibukan.

4. Lekat dengan Seni

Kebiasaan orang Bali lainnya yang kerap memukau wisatawan adalah kelekatannya dengan seni.

Memang tidak sedikit masyarakat Bali yang berkecimpung dalam beragam profesi seni, mulai dari penari, pemain alat musik tradisional, pelukis, pengrajin, pemahat, desainer, dan masih banyak lagi.

Dengan adanya kebiasaan ini, para turis juga dapat dengan mudah berbelanja aneka kerajinan tangan, baik berupa gantungan kunci sederhana dari kayu maupun produk high-end bernilai tinggi.

Selain itu, para turis pun bisa menjumpai aneka galeri seni, patung, mural, dan produk kesenian tradisional, serta menikmati pertunjukan tari dan alunan musik gamelan di berbagai sudut pulau.

5. Bisa Berbahasa Inggris

Bali telah lama menjadi salah satu spot wisata populer Indonesia, karena itu tidak heran jika penduduknya mampu bahasa Inggris dasar untuk berkomunikasi dengan turis asing.

Namun, tentunya ada juga sebagian yang memang sangat bagus dan lancar dalam berbahasa asing.

Kebiasaan orang Bali ini biasanya terkonsentrasi di kawasan wisata populer, seperti Nusa Dua, Kuta, Seminyak, dan Ubud.

Umumnya, mereka belajar secara otodidak dengan belajar langsung dari para wisatawan, alias learning by doing.

Meski tidak di level fasih, maksud pembicaraan tetap bisa tersampaikan dan obrolan dengan turis terbilang cukup nyambung.

Kebiasaan berbahasa Inggris ini tentu sangat membantu dan memudahkan turis asing berkomunikasi dalam berbagai situasi.

Baca Juga: Pesona Pura Segara Ulun Danu Batur, Pura yang Sering Kamu Lihat di Iklan Wisata Bali

6. Menjunjung Tinggi Adat dan Budaya

Menjunjung Tinggi Adat dan Budaya

Sumber: @rubenhutabarat via Unsplash

Di tengah gempuran turis dan pendatang dari berbagai budaya dan karakter, orang Bali tidak serta merat hanyut tergerus arus. Bahkan di Indonesia, Bali terkenal sebagai salah satu daerah yang masih sangat kental budayanya.

Sebaliknya, sebagian besar masih teguh mempertahankan tradisi dan budaya yang sudah ada sejak zaman leluhur. Tidak jarang, keindahan dan keunikan berbagai acara adat dan agama lah yang menjadi salah satu daya tarik Pulau Dewata ini.

Kebiasaan masyarakat Bali ini tentu membuat para wisatawan betah, sebab hal ini menjadi salah satu daya tarik yang tidak akan mereka jumpai di tempat lain. Beberapa di antaranya adalah:

  • Pawiwahan (tradisi pernikahan adat umat Hindu)
  • Ngaben (ritual upacara kematian berupa pembakaran mayat)
  • Mepandes atau metatah (upacara memotong atau mengikir gigi bagi remaja yang menginjak usia dewasa dengan tujuan melenyapkan sifat buas di dalam diri)
  • Pemakaman Desa Trunyan (meletakkan jenazah di atas tanah di sekitar pohon taru menyan tanpa kremasi ataupun penguburan)
  • Ngerebong (tradisi kesurupan massal setiap enam bulan sekali yang ditandai dengan teriakan, tangisan, tarian, hingga adegan berbahaya menggunakan keris untuk menusuk leher, dada, dan ubun-ubun)
  • Melukat (pembersihan diri dan jiwa secara spiritual)

Baca Juga: 16 Alat Musik Tradisional Bali yang Unik dan Cara Memainkannya

7. Membiarkan Kunci Menggantung di Motor

Bagi banyak orang, membiarkan motor di luar rumah dengan kunci tercantol adalah kesalahan besar sebab bisa mengundang tindakan kriminal.

Namun, hal ini tidak berlaku di Bali. Kriminalitas di Bali memang tidak bersih, tapi terbilang rendah. Motor kamu akan aman-aman saja walau dibiarkan di luar dan kuncinya masih tercantol.

Bahkan, ada kasus motor-motor sewaan yang ditinggal begitu saja oleh penyewa hingga berhari-hari bahkan sebulan, tapi tetap aman di tempatnya.

Kebiasaan orang Bali ini berkaitan dengan keyakinan mereka tentang hukum tabur tuai atau karma.

Mereka meyakini bahwa segala tindakan akan mendatangkan dampak positif ataupun negatif, tergantung pada apa yang mereka lakukan.

Jika mencuri, maka suatu saat mereka akan kehilangan barang serupa atau bahkan lebih besar.

Oleh karena itu, kebiasaan membiarkan motor di luar dengan kunci masih tergantung pun menjadi hal lumrah. Ini juga memberikan rasa aman, terutama bagi para pelancong yang teledor atau pelupa.

8. Menerapkan Toleransi Beragama

Bali terkenal dengan toleransi yang sangat tinggi. Salah satunya bisa kamu lihat dalam tradisi ngejot, penjor, dan ogoh-ogoh.

Ngejot adalah tradisi memberi makanan kepada tetangga di Bali menjelang hari-hari penting keagamaan, seperti hari raya Idulfitri, Idul Adha, Galungan, Nyepi, Kuningan, dan Natal.

Dalam pelaksanaannya, tetangga akan memberi makanan kepada tetangga lain. Syaratnya, makanan tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama masing-masing.

Makanan biasanya berupa kue, jajanan, makanan siap saji, atau buah-buahan.

Contohnya, umat Islam memberikan makanan khas berupa opor dan ketupat, sedangkan umat Hindu membagikan makanan halal yang tidak mengandung babi.

Sementara itu, penjor adalah tiang bambu melengkung setinggi sekitar 10 meter yang berhiaskan beragam pernak-pernik, termasuk janur. Penjor biasanya dipasang saat hari raya Galungan.

Namun, saat perayaan Natal, biasanya ada tetangga yang memasang penjor di depan rumah. Ini menandakan bahwa pemilik rumah ikut bersukacita dengan perayaan hari besar tetangganya.

Untuk ogoh-ogoh, biasanya patung raksasa yang kerap mucul dalam perayaan Nyepi ini juga hadir dalam tradisi Muludan umat Muslim di Bali.

9. Memiliki Ritual Mesaiban

Orang Bali memiliki ritual unik bernama mesaiban, yaitu kebiasaan memberikan sesaji setiap pagi hari usai memasak sebagai persembahan kepada Bhuta Kala.

Mereka akan meletakkan nasi dan lauk pauk di atas potongan daun, lalu berkeliling menghaturkan sesaji ke luar rumah, pintu halaman, sumur, saluran air, dapur (tungku atau kompor), tempat beras atau nasi, atau juga tempat sembahyang.

Tujuannya adalah menujukkan rasa syukur atas anugerah yang didapatkan setiap harinya, serta sebagai bentuk perlindungan dari Bhuta Kala.

10. Meletakkan Sesajen di Berbagai Tempat

Saat berlibur ke Bali, kamu bisa menyaksikan kebiasaan orang Bali yang kerap meletakkan sesajen di berbagai tempat.

Sebut saja di dalam dan depan rumah, kantor, tepi jalan, pantai, atas mobil dan motor, pura, depan pintu toko, luar hotel, pagar, lapangan parkir, hingga pohon besar.

Kebiasaan orang Bali satu ini merupakan bentuk syukur masyarakat kepada Tuhan.

Oleh karena itu, wisatwan sebaiknya tidak melangkahi, menginjak hingga menendang sesajen, apalagi dengan niatan sengaja. Jika nekat, siap-siap terkena musibah atau kesurupan. 

Tidak jarang, wisatawan yang sudah pulang ke daerah asal harus kembali lagi ke Bali untuk memohon ampun kepada roh halus yang terganggu.

11. Selalu Menyediakan Kamar Kosong untuk Tamu Menginap

Jika kamu merencanakan perjalanan ke Bali, jangan khawatir jika kamu tidak berhasil mendapatkan akomodasi hotel yang terjangkau. Coba pertimbangkan untuk berani meminta izin tinggal di salah satu rumah penduduk setempat, terutama di daerah wisata. Umumnya, warga loal disana dengan senang hati akan memberikan tempat untuk menginap selama satu atau dua hari. Ini mencerminkan sifat mereka yang ramah dan tulus, yang dikenal sebagai “Belog Polos,” yang berarti mengundang orang asing masuk tanpa banyak pertimbangan. Akan tetapi, tetaplah menjaga perilaku sopan dan etika selama menginap.

12. Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

Masyarakat Bali memiliki keterampilan dalam mencari penghasilan tambahan, salah satunya melalui profesi sebagai pemandu wisata atau tour guide. Tidak hanya memberi manfaat ekonomi bagi penduduk setempat, ini juga memberikan keuntungan bagi para wisatawan yang tengah menjelajahi Bali. Dengan adanya pemandu wisata, para turis tidak perlu khawatir kesulitan dalam menemukan tujuan wisata yang mereka inginkan.

Baca Juga: 7 Spot Istimewa di Kebun Raya Eka Karya Bali, Pusat Flora Timur Indonesia

11. Selalu Menyediakan Kamar Kosong untuk Tamu Menginap

Jika kamu merencanakan perjalanan ke Pulau Dewata, jangan khawatir jika kamu tidak berhasil mendapatkan akomodasi hotel yang terjangkau. Sebagai destinasi yang banyak dilirik turis dari dalam dan luar negeri, tak heran jika mayoritas rumah warga Bali juga disulap menjadi penginapan.

Coba pertimbangkan untuk berani meminta izin tinggal di salah satu rumah penduduk setempat, terutama di daerah wisata. Umumnya, masyarakat Bali dengan senang hati akan memberikan tempat untuk menginap selama satu atau dua hari.

Ini mencerminkan sifat mereka yang ramah dan tulus, yang dikenal sebagai “Belog Polos,” yang berarti mengundang orang asing masuk tanpa banyak pertimbangan. Akan tetapi, tetaplah menjaga perilaku sopan dan etika selama menginap.

12. Memperlakukan Tamu Seperti Raja

Selanjutnya, di Pulau Dewata, tamu dan wisatawan sangat dihormati oleh warga Bali lokal. Hal ini karena dalam budaya Bali, tamu dianggap sebagai raja yang berkunjung sehingga harus dilayani sepenuh hati. Pandangan ini sudah melekat di kehidupan warga Bali sejak dahulu dan tetap dipegang hingga sekarang.

Jadi, jangan heran apabila warga Bali terkenal ramah, murah senyum, dan mudah akrab dengan orang asing, pendatang, dan juga wisatawan. Perilaku ini jugalah yang membuat citra masyarakat Bali begitu positif di kalangan turis.

13. Sering Mengenakan Pakaian Adat

Apabila di daerah Indonesia lain pakaian adat hanya identik dengan hari besar atau pernikahan, di Bali pakaian adat masih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Warga Bali masih sangat sering menggunakan pakaian adat Bali yang indah pada berbagai ritual keagamaan yang dilaksanakan sehari-hari. Dan tentu saja, mereka akan mengenakan pakaian adat di berbagai hari besar dan upacara adat yang berlangsung.

Uniknya di tiap upacara pakaian adatnya akan berbeda. Pakaian adatnya akan tampak berbeda di berbagai perayaan. Mulai dari ngaben, pernikahan, pertemuan, hingga persembahyangan.

14. Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

Masyarakat Bali memiliki keterampilan dalam mencari penghasilan tambahan, salah satunya melalui profesi sebagai pemandu wisata atau tour guide.

Tidak hanya memberi manfaat ekonomi bagi penduduk setempat, ini juga memberikan keuntungan bagi para wisatawan yang tengah menjelajahi Bali. Dengan adanya pemandu wisata, para turis tidak perlu khawatir kesulitan dalam menemukan tujuan wisata yang mereka inginkan.

Baca Juga: Nikmati Akhir Pekanmu di Pulau Dewata dengan Rekomendasi Aktivitas Seru Bali Berikut Ini!

Menginap di Tengah Alam Ubud

Menginap di Tengah Alam Ubud

Lengkapi liburan kamu di Bali dengan mengunjungi kawasan Ubud yang terkenal dengan lingkungannya yang asri, hening, dan sarat akan elemen spiritual.

Urusan akomodasi, serahkan saja pada Bobocabin Ubud 🛖

Dengan berbagai fasilitas kabin berkelas dan teknologi tinggi, Bobocabin siap menemani kamu menapaki perjalanan spiritual di tengah deretan pohon palem dan sawah sejauh mata memandang.

Liburan di tengah alam pun terasa mudah, aman, dan menyenangkan dengan kehadiran fasilitas seperti Wi-Fi, Smart Window, B-Pad, moodlamp, hingga Bluetooth speaker.

Dapatkan penginapan terbaik, kualitas ekslusif, dan harga terjangkau hanya di Bobocabin. Untuk reservasi dan informasi lebih lanjut, yuk unduh dulu aplikasinya!

 

Foto utama oleh: @rubenhutabarat via Unsplash

Bobocabin Bobobox

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles