Meningkatnya angka kasus corona membuat banyak negara melakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus. Hal ini tak lepas dari adanya super spreader.
Beberapa kasus corona yang terjadi diduga berasal dari satu orang yang menyebarkan virus lebih cepat dan banyak dari biasanya, sang super spreader. Akan tetapi, benarkah super spreader itu ada? Berikut adalah hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang super spreader dan kasus corona yang diduga diakibatkannya.
Apa itu super-spreader?
Penelitian yang dipublikasikan di Jurnal JAMA Friday mengatakan bahwa virus corona sangat mudah tersebar dari orang ke orang terutama melalui batuk dan bersin. Selain itu, benda-benda yang terpapar tetesan batuk dan bersin juga bisa menyebarkan virus tersebut.
Pada umumnya, menurut prediksi penelitian tersebut, satu orang yang terkena kasus corona bisa menyebarkan virusnya setidaknya ke dua orang lain.
Namun, seorang super spreader memiliki kemampuan untuk menyebarkan virus corona lebih cepat dan menjangkau lebih banyak orang. Penyebaran kasus corona melalui super spreader ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor yang pertama adalah faktor imunitas tubuh. Seseorang bisa terkena virus corona meskipun ia memiliki imunitas tubuh yang kuat. Akan tetapi, akibatnya adalah orang tersebut tidak menunjukkan gejala-gejala seperti orang yang memiliki imunitas tubuh yang lemah.
Akibat dari tidak munculnya gejala, kesadaran diri akan pencegahan kasus corona menjadi kurang dan orang-orang yang berinteraksi dengan orang tersebut pun lebih tidak waspada. Alhasil, ia menularkan virus tersebut secara tidak sadar.
Salah satu contohnya adalah seorang yang pada awalnya tidak didiagnosa terkena virus corona harus menjalani operasi. Karena tidak ada yang sadar akan keadaannya yang sebenarnya, dokter dan suster yang bertugas selama operasi terkena virus tersebut.
Faktor berikutnya yang menyebabkan seseorang menjadi super spreader adalah kekuatan virus tersebut. Semakin kuat sebuah virus semakin besar kemungkinannya untuk bermutasi. Hal ini menyebabkan virus tersebut lebih mudah untuk bereplikasi menurut Dr. Igor Koralnik, profesor neurologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine.
Anak kecil juga bisa menjadi seorang super spreader karena usia bukan merupakan faktor orang bisa terhindar dari kasus corona. Tiga belas pasien awal kasus corona di Cina bahkan berusia muda dan sehat.
Dampak dari virus corona sendiri terhadap anak kecil tidaklah parah, bahkan hampir tidak terdeteksi. Akan tetapi, mereka memiliki kemampuan untuk menularkannya. Maka dari itu, sekolah-sekolah diliburkan untuk mencegah kasus corona supaya tidak semakin banyak.
Kasus corona yang diduga berasal dari super spreader
Beberapa pasien di berbagai negara diduga merupakan seorang super spreader. Mereka menularkan virus corona ke lebih banyak orang dari biasanya. Berikut adalah beberapa kasus corona yang diduga berasal dari super spreader.
Kasus corona di Inggris
Seorang pria berkebangsaan Inggris menularkan virus corona ke 11 orang lain setelah menghadiri sebuah konferensi di Singapura. Pada 20-22 Januari, 2020, konferensi bisnis tersebut dihadiri oleh lebih dari 100 orang dan salah satunya datang dari Provinsi Hubei, Cina, pusat persebaran virus corona.
Setelah dari konferensi tersebut, pria yang diduga super spreader ini pergi ke Prancis dari tanggal 24-28 Januari, 2020 dan menghabiskan waktunya di resor ski di Contamines-Montjoie dengan dua penduduk Inggris lainnya. Saat kembali ke Inggris, pria tersebut terserang demam dan dirawat di Brighton. Di sanalah ia didiagnosa kasus corona.
Orang-orang yang pernah berkontak langsung dengan pria tersebut pun terkena dampaknya. Lima orang Brighton lainnya termasuk seorang anak positif terkena virus corona setelah diadakan tes. Empat orang yang pernah berkontak pun didiagnosa positif dan satu orang Brighton dites positif saat berada di Mallorca, Spanyol.
Kasus corona di Korea Selatan
Pasien yang diberi nama Pasien #31 diduga menjadi super spreader dan membuka penularan lokal di kota Daegu dan Cheongdo, Korea Selatan. Wanita berusia 50 tahun tersebut adalah penganut sekte Shinchenoji dan menyebarkan virus corona dalam acara kebaktian sekte tersebut.
Dalam satu acara kebaktian bisa ada lebih dari 1.000 orang yang datang. Mereka berdoa, berbagi makanan, dan berinteraksi seperti biasanya. Orang-orang yang sakit pun tidak menggunakan masker. Apalagi sakit bukan menjadi penghalang bagi penganut sekte ini untuk tidak datang ke kebaktian.
Pasien #31 sudah sakit sejak bulan Februari lalau namun menolak untuk dites virus corona. Ia berdalih belum pernah pergi ke Cina sebelumnya dan tidak mengidap virus tersebut.
Akan tetapi, setelah dites ternyata ditemukan bahwa wanita tersebut terkena virus corona. Tes lanjutan pun dilakukan ke penganut sekte Shinchenoji dan ditemukan setidaknya 43 orang lain positif kasus corona.
Kasus corona di Italia
Italia adalah negara dengan kasus corona terbanyak setelah Cina. Hal ini berawal dari pasien pertama yang berada di daerah Lombardia. Pada tanggal 21 Januari 2020, ia bertemu dengan temannya yang baru saja pulang dari Cina. Setelah pertemuannya tersebut, ia merasakan sakit yang semakin parah hingga akhirnya dirawat di rumah sakit.
Akan tetapi, karena Italia belum begitu waspada terhadap kasus corona, ia dirawat seperti pasien lain pada umumnya. Barulah beberapa hari kemudian ia dikonfirmasi kasus corona.
Keterlambatan penangan kasus corona ini menyebabkan pasien dan staf rumah sakit juga terpapar virus tersebut. Sebelum dirawat ia juga aktif bersosialisasi dengan banyak orang sehingga menyebarkan virus ke lebih banyak orang.
Berdiam di rumah untuk sementara waktu
Super spreader bukanlah istilah ilmiah. Istilah ini digunakan untuk merujuk ke orang-orang yang menyebarkan virus lebih cepat. Selain itu, super spreader juga tidak bisa dideteksi sebelum kasusnya muncul karena tidak ada acuan untuk menyatakan bahwa seseorang adalah super spreader atau bukan.
Penelitian yang mendalam soal super spreader masih perlu dilakukan untuk menguji keabsahannya. Yang bisa dilakukan sekarang agar tidak terjadi kasus corona yang lainnya yaitu hindari berkumpul dengan banyak orang dan pergi ke luar rumah seperlunya saja. Tetap jaga kebersihan dan kesehatan tubuh.
Bobobox, hotel kapsul pilihan kamu
Bobobox adalah hotel kapsul yang modern dan unik. Desain kamarnya futuristik dan teknologi yang digunakan juga canggih. Untuk memesan kamar kamu bisa melakukannya melalui situs resmi atau aplikasi Bobobox.
Aplikasi ini juga memiliki fungsi sebagai kunci kamar yang menggunakan sistem QR code dan juga pengatur lampu led. Selain itu, buang jauh-jauh kesan sempit saat kamu mendengar hotel kapsul.
Di Bobobox, kamu akan tidur di atas kasur berukuran king size yang empuk dan nyaman. Ada dua jenis kamar yang bisa kamu pilih saat menginap di Bobobox, yaitu earth dan sky.
Di Bobobox juga ada ruang komunal yang bisa kamu gunakan untuk nongkrong lho. Karena tema yang diusung adalah travel more, jadi kamu bisa bertemu rekan sesama traveler dan bertukar cerita.
Jadi, tunggu apa lagi? Isi liburan kamu kali ini dengan menginap di Bobobox!