Bagi seorang karyawan, investasi dan perencanaan keuangan adalah hal yang penting. Hal ini disebabkan oleh penghasilan yang cenderung stagnan.
Setiap bulannya, kamu harus mampu mengalokasikan pendapatan kamu dengan tepat. Jangan sampai apa yang kamu keluarkan jauh lebih besar dari apa yang kamu dapatkan.
Sayangnya, belum semua karyawan memiliki kesadaran akan investasi dan perencanaan keuangan. Pada tahun 2017, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa hanya 12,6 persen rakyat Indonesia yang memiliki perencanaan keuangan.
Itupun masyarakat secara umum, belum terkerucutkan lagi kepada karyawan. Melihat data tersebut, tidak heran banyak yang kecolongan karena penghasilannya tidak diatur dengan baik.
Supaya kamu bisa merencanakan keuangan kamu dengan baik dan bisa memulai investasi, Bob bakal kasih kamu beberapa tips untuk diterapkan.
Tips merencanakan keuangan
Otoritas Jasa Keuangan memiliki empat langkah yang bisa kamu coba saat membuat perencanaan keuangan. Berikut caranya.
1. Buat tujuan keuangan yang akan dicapai
Hal pertama yang perlu kamu lakukan saat membuat perencanaan keuangan adalah membuat tujuan. Tentukan dalam beberapa tahun ke depan apa yang ingin kamu capai. Bisa dalam jangka waktu panjang ataupun pendek.
Misalnya, lima tahun dari sekarang kamu harus memiliki tabungan sebesar Rp30.000.000. Atau dalam 10 tahun ke depan kamu sudah bisa membeli rumah sendiri.
Dengan membuat tujuan, kamu jadi tahu apa yang perlu kamu lakukan dalam jangka waktu tersebut. Akan tetapi, tujuan tersebut haruslah bersifat spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan memiliki jangka waktu yang jelas.
2. Periksa kondisi keuangan kamu saat ini
Setelah kamu membuat tujuan keuangan, hal yang perlu kamu lakukan adalah melihat kondisi keuanganmu saat ini. Buat pendataan keadaan keuangan kamu agar kamu bisa melihat perbedaan antara tujuan dan keadaan sekarang. Perbedaan ini bisa kamu lihat dengan melakukan pencatatan alur uang masuk dan keluar.
Perhatikan juga keadaan-keadaan seperti status perkawinan, jumlah anggota keluarga, kondisi pekerjaan, usia, kondisi kesehatan, dan lain-lain.
Ide Dan Tips Usaha Toko Online Sambil Kerja Kantoran
3. Buat rincian alokasi dana untuk investasi dan tabungan
Langkah selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah membuat rincian ke mana uang kamu akan dialokasikan. Misalnya, dari penghasilan sebesar Rp5.000.000, kamu perlu mengeluarkan Rp1.000.000 untuk tabungan menikah, Rp500.000 untuk tabungan rumah, dan lain sebagainya.
Untuk lebih memudahkan, kamu bisa menggunakan cara yang disarankan oleh Elizabeth Warren, seorang perencana keuangan asal Amerika. Cara ini adalah konsep 50/30/20. Artinya, gunakan 50% untuk pengeluaran rutin kamu seperti makan, cicilan, belanja bulanan, dan lain-lain.
Gunakan 30% penghasilan kamu untuk biaya tambahan. Biaya ini biasanya berkaitan dengan kegiatan senang-senang kamu seperti nonton di bioskop, makan di restoran, belanja buku, belanja pakaian dan masih banyak lagi.
Yang terakhir, gunakan 20% penghasilan kamu untuk investasi. Bagian inilah yang nanti akan membantu kamu mencapai tujuan keuangan. Ada banyak sekali jenis investasi untuk karyawan yang bisa kamu coba. Bob bakal jelasin nanti di bagian selanjutnya.
4. Review perkembangan pencapaian target secara berkala
Setiap minimal setahun sekali, lakukan pengecekan terhadap perkembangan rencana keuangan kamu. Apakah sudah sesuai jalur atau belum. Soalnya, selama proses menabung dan berinvestasi, kamu akan menemukan kendala di mana kamu harus menggunakan uang tabungan dan investasi kamu.
Hal-hal ini biasanya tidak bisa diprediksi seperti biaya rumah sakit, membenarkan kendaraan, dan lain-lain. Setelah melakukan review, kamu pasti akan melakukan adaptasi dan mengulang prosesnya lagi dari awal.
Jenis-jenis investasi karyawan
Setelah kamu memiliki perencanaan yang matang, sekarang saatnya berinvestasi. Bagi karyawan yang memiliki gaji terpatok upah minimum regional, sekilas akan terlihat sulit untuk berinvestasi. Apalagi bagi perantau yang harus mengeluarkan biaya untuk tempat tinggal.
Budi Raharjo, perencana keuangan dari OneShildt Financial Planning mengatakan bahwa setidaknya seorang karyawan harus memiliki tabungan sebesar 3 bulan gaji pokok untuk bisa memulai investasi.
Jadi, jika kamu memiliki penghasilan sebesar Rp5.000.000 per bulan, setidaknya kamu harus menabung sebanyak Rp15.000.000 terlebih dahulu. Jika kamu mulai berinvestasi dengan modal yang minim, kamu akan kesulitan mengoptimalkan uang yang kamu miliki.
5 Buku Tentang Leadership Untuk Kamu Calon Pemimpin Masa Depan
Emas
Emas adalah jenis investasi yang stabil dari masa ke masa. Meskipun terjadi inflasi, deflasi, atau resesi, nilai emas cenderung sama. Ini menjadikan emas sebagai salah satu jenis investasi yang paling diminati.
Kamu bisa memilih jenis emas apa yang ingin kamu gunakan sebagai investasi. Bisa berupa emas Antam yang bersertifikat, emas pasar, emas koin (dinar), atau tabungan emas di Pegadaian.
Reksa dana
Kalau kamu belum mengerti tentang saham tapi ingin mencobanya, kamu bisa mulai dari investasi reksa dana. Cara kerja reksa dana adalah kamu menjadi investor bersama orang lain yang juga berinvestasi untuk yang membutuhkan modalnya. Sistemnya seperti patungan untuk membantu orang lain berbisnis.
Jadi, kamu tidak perlu mengeluarkan terlalu banyak uang untuk modal. Jika kamu menemukan reksa dana yang tepat, keuntungannya juga lumayan besar lo.
Waralaba
Sebagai seorang karyawan tentunya kamu memiliki waktu yang terbatas. Sedangkan kamu memiliki keinginan untuk berbisnis. Salah satu jenis investasi yang bisa kamu pilih adalah waralaba.
Waralaba meminimalisir banyak faktor yang diperlukan untuk memulai bisnis seperti riset produk, marketing, dan membangun brand awareness. Kamu tinggal menjalankannya saja.
Properti
Jenis investasi yang satu ini cenderung memakan waktu lama dan sulit dilakukan oleh pemula. Apalagi kalau kamu baru menyelesaikan tabungan 3 bulan gaji kamu.
Memang betul kalau nilai properti dari tahun ke tahun semakin naik. Akan tetapi, untuk memulainya membutuhkan modal yang besar. Selain itu, tingkat kesulitan menjualnya pun lebih tinggi sehingga lebih cocok untuk berinvestasi jangka panjang.
Tabungan
Investasi yang satu ini bisa dibilang yang paling tradisional. Kamu cukup menyisihkan sebagian penghasilan kamu untuk disimpan sebagai tabungan. Untuk beberapa orang cara ini berhasil. Terutama untuk yang masih takut dengan model investasi yang lain.
Akan tetapi, kelemahan dari mengandalkan investasi jenis tabungan adalah inflasi. Setiap tahun nilai sebuah mata uang bisa melemah. Maka dari itu, jumlah yang kamu simpan sekarang bisa jadi tidak sama dengan yang aka nada 10 tahun lagi.
Investasi tenaga dan energi
Bobobox; Penginapan Murah Dan Berkualitas Di Bandung!
Investasi bukan soal uang saja. Kesehatan juga merupakan investasi, lho. Makanya jaga kesehatan kamu baik-baik. Jangan terlalu banyak kerja dan beristirahatlah dengan cukup.
Kalau kamu bosan istirahat di rumah, mending mampir ke rumah Bob aja sekali-sekali. Rasakan sensasi menginap yang tidak biasa. Pasti badan kamu jadi seger lagi.
Jangan takut dulu dengan istilah hotel kapsul. Di Bobobox, kenyamanan kamu yang utama. Kamarnya dilengkapi dengan kasur king size, lampu led yang bisa kamu atur sesuai keinginan kamu, dan kunci kamar QR code yang terhubung dengan telepon pintar kamu.
Cara pesan kamarnya juga gampang lo. Kamu bisa pergi ke situs atau unduh aplikasi Bobobox. Jadi tunggu apa lagi? Ayo menginap di Bobobox!
Foto utama oleh: Tima Miroshnichenko via Pexels