Penggunaan masker kain kini sudah menjadi pemandangan umum mengingat masyarakat Indonesia juga dunia yang tengah dilanda pandemi COVID-19. Kecenderungan memakai masker kain sendiri terjadi sebagai bentuk alternatif akibat menipisnya persediaan masker bedah dan masker N95.
Kedua masker itu sendiri sebenarnya dinilai lebih efektif untuk mencegah infeksi virus corona karena kemampuannya untuk menyaring debu, bakteri, dan virus serta mencegah masuknya percikan air liur atau dahak dai orang lain yang bersin atau batuk. Namun, keduanya diprioritaskan bagi para tenaga kesehatan serta pasien positif COVID-19.
Meski pun tidak seefektif kedua jenis masker di atas, penggunaan masker kain tetap dianjurkan oleh CDC (Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat). Hal ini tentu harus dilakukan dengan tepat, salah satunya adalah pemakaian masker kain hanya berlaku untuk empat jam secara terus menerus.
Setelah empat jam, masker perlu dicuci dan diganti dengan yang baru. Masker yang sudah dicuci tentu bisa dipakai kembali, pasalnya hal itu merupakan salah satu kelebihan dari masker kain. Kamu tidak perlu sering membuang masker. Cukup memiliki beberapa cadangan masker kain yang bisa kamu pakai bergantian jika masker yang satunya sudah kotor dan perlu dicuci.
Meskipun bisa dicuci dan dikenakan kembali setelah dibersihkan, efektivitas masker kain ternyata bisa berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Masa kadaluarsa masker sebenarnya tidak bisa diprediksi. Hal ini bergantung pada kualitas kain yang dipakai untuk dijadikan masker serta sekeras apa kamu mencucinya.
Untuk itu, ketahuilah ciri-ciri masker kain rusak agar pemakaian masker kamu tidak sia-sia dan kamu tahu kapan harus menggantinya. Sima informasinya di bawah ini!
Tali atau Pengait Telinganya Longgar
Tali atau pengait telinga masker yang sudah longgar atau rusak merupakan salah satu ciri masker kain rusak. Sebagaimana kamu tahu, tali atau pengait telinga pada masker berfungsi untuk menahan masker agar tetap menutupi bagian wajah kamu yakni hidung, mulut dan dagu dengan baik. Jika tali atau pengait tersebut longgar, artinya sudah pasti kamu perlu mengganti masker tersebut dengan yang baru. Jika tidak, masker tidak bisa dipasang dengan benar. Kamu menempatkan diri kamu dan orang lain dalam bahaya tertular COVID-19.
Masker Sudah Longgar
Selain tali atau pengait, ciri-ciri masker kain rusak lainnya bisa dilihat dari kekenduran masker kamu. Jika masker kain sudah tidak pas lagi di wajah sehingga tidak mampu lagi menutupi hidung, mulut dan dagu dengan benar serta kamu terlalu sering memperbaiki posisi masker gantilah dengan yang baru dan pas di wajah.
Dalam hal ini, masker harus menutupi hidung, mulut dan bawah dagu. Kalau ada celah sekecil appaun, sudah tentu masker tidak lagi efektif melindungi kamu dari paparan virus.
Kainnya Mulai Tipis
Ciri-ciri masker kain rusak berikutnya adalah jika masker kamu mulai tembus pandang saat kamu mengarahkannya pada cahaya. Itu benar-benar pertanda yang tidak baik. Alasannya bisa saja karena kain mulai menipis karena sudah terlalu sering dicuci atau dari awal bahan masker kain kamu memang sudah tipis. Tentu kamu perlu mengganti dengan yang baru pasalnya kain tipis tidak dapat menghalangi masuknya virus.
Selain melalui cahaya, kamu juga bisa menguji ketipisan masker kamu dengan menggunakan lilin. Pakailah masker tersebut lalu coba tiup api pada lilin dengan keadaan memakai masker. Jika padam, sudah pasti masker tidak lagi efektif untuk melindungi kamu.
Jika kamu tinggal di tempat yang bersuhu dingin, pergilah keluar rumah dengan mengenakan masker tersebut. Lalu, perhatikan apakah napas kamu terlihat saat tengah mengenakan masker. Jika lebih dari 2 cm, sudah pasti masker kain kamu rusak.
Sobek dan Berlubang
Sobekan atau lubang sekecil apapun pada masker kain kamu menjadi salah satu dari ciri-ciri masker kain rusak. Melalui celah tersebut, virus dapat dengan mudah keluar masuk dengan mudah melewati masker. Kain tipis saja lemah menghalangi virus, apalagi jika ada sobekan atau lubang.
Noda pada Masker
Saat menggunakan masker, seringkali makeup yang melekat pada wajah kamu seperti perona bibir atau bedak menempel pada bagian dalam masker. Bisa dibilang, noda seperti itu adalah hal yang wajar. Kamu juga mungkin pernah tidak sengaja menumpahkan sesuatu pada masker kamu seperti kopi, the, noda makanan dan semacamnya.
Jika noda yang menempel tersebut tidak bisa hilang meski sudah melalui proses pencucian, itu adalah ciri-ciri masker kain rusak. Kamu perlu mengganti masker tersebut karena adanya noda membandel mengindikasikan bahwa masker sudah terlalu lama dan sering digunakan sehingga sudah tidak efektif lagi.
Ketahanan Masker
Selain mengetahui ciri-ciri masker kain rusak, kamu juga perlu mengenal berapa lama masker efektif untuk digunakan. Masker kain sendiri umumnya tidak memiliki masa kadaluarsa. Hal tersebut bergantung pada kualitas kain serta intensitas kamu mencuci masker tersebut. masker kain sendiri bisa kehilangan efektivitas, bentuk serta elastisitasnya setidaknya setelah 30 kali pencucian.
Jika kamu dituntut untuk hampir setiap hari menggunakan masker, batasan jumlah pencucian itu mungkin terasa singkat, sekitar sebulan. Untuk mengatasinya, tentu kamu memerlukan beberapa cadangan masker kain yang bisa kamu gunakan bergantian sehingga intensitas mencuci kamu tidak terlalu berlebihan.
Proses pencucian sendiri biasanya dapat meregangkan serat-serta pada kain. Untuk itu, memperhatikan instruksi pencucian dari masker kain yang kamu beli adalah langkah yang baik. Hanya saja, masker-masker kain yang beredar di pasaran terkadang tidak mencantumkan arahan tentang bagaimana cara mencucinya dengan baik. Apakah boleh menggunakan mesin cuci atau harus pakai tangan?
Jika tidak ada instruksi bisa dicuci dengan mesin, sebaiknya cuci langsung dengan tangan lalu biarkan mengering. Namun, kalau kamu lebih memilih menggunakan mesin cuci, sebaiknya sediakan kantong mesin cuci. Masukkan masker ke dalam kantong tersebut saat mencucinya sehingga dapat terlindung dari robekan.
Menyatu dengan Alam Bersama Bobocabin
Memakai masker terus menerus terkadang membuat sesak. Namun, itu juga demi kesehatan kamu serta orang lain. Kalau kamu butuh pelarian dari kesesakan itu, Bobobox yang awalnya capsule hotel punya solusinya.
Namanya Bobobocabin, produk terbaru Bobobox yang menawarkan konsep glamping di kawasan Rancaupas. Bobocabin ini memang sengaja dirancang untuk kebutuhan kamu yang ingin menjauhkan diri untuk sementara dari hiruk pikuk serta sesaknya suasana kota.
Sama halnya seperti Bobobox, Bobobocabin juga dilengkapi dengan teknologi Internet of Things. Karena itu, meskipun kamu berada di tengah alam, kamu akan tetap merasakan sentuhan teknologi modern sehingga segalanya tetap terasa mudah, aman dan nyaman.
Teknologi tersebut dapat digunakan untuk pengaturan lampu, pintu, smart glass dan Bluetooth speaker. Tempat tidurnya nyaman dengan smart glass yang memberi kamu pilihan untuk beristirahat dalam privasi atau sambil menikmati pemandangan alam di hadapan kamu dari dalam Bobocabin.
Meski berada di tengah alam, jangan khawatir soal masalah internet. Bobocabin juga dilengkapi dengan Wi-Fi kencang yang siap menemani ketenangan di tengah sejuknya alam. Selain itu, ada juga fasilitas area parkir, kamar mandi bersama, pembersihan berkala, serta api unggun untuk mengusir rasa dingin yang menyusup ke tulang kamu.
Meskipun kamar mandi tersebut terpisah dari kabin kamu, keamanannya tetap terjaga kok. Kamar mandi ini bisa diakses menggunakan QR code sehingga hanya tamu Bobocabin saja yang bisa menggunakannya.
Tertarik mencoba? Unduh dulu yuk aplikasi Bobobox untuk booking, informasi serta promo-promo terbaru dari hotel kapsul berlogo koala ini!