Trigger warning:
Artikel ini mengandung konten yang mungkin tidak nyaman dan dapat mentrigger beberapa orang karena akan membahas hal seputar kesehatan mental, self-harm dan lainnya.
Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang dapat terjadi pada siapa saja. Di sekitar kamu, mungkin ada orang terdekat seperti keluarga, sanak saudara atau teman yang mengalami depresi dan kamu tidak menyadarinya atau tidak tahu bagaimana cara menghadapi dan membantu mereka.
Ketidaktahuan ini umumnya terjadi karena kurangnya pemahaman tentang depresi itu sendiri dan sering kali diartikan sebagai rasa sedih biasa. Karenanya, tidak sedikit orang yang menganggap depresi sebagai hal sepele. Padahal, rasa sedih dan depresi itu merupakan dua hal yang berbeda.
Rasa sedih memang hal yang wajar, namun jika terjadi berlarut-larut hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, tentu kamu harus waspada. Hal tersebut bisa jadi merupakan gejala bahwa seseorang sedang mengalami depresi.
Lalu apa yang harus kamu lakukan jika kamu memiliki teman yang depresi? Bagaimana cara kamu membantunya untuk bangkit dan terlepas dari gangguan kesehatan mental tersebut? Yuk kenali 10 cara yang bisa kamu lakukan untuk membantu teman yang depresi!
Cari Tahu dan Pahami Segala Hal Tentang Depresi
Sebelum kamu membantu teman yang depresi, sebaiknya kamu cari tahu terlebih dahulu perihal depresi itu sendiri. Kamu bisa mulai dengan memahami apa itu depresi dan perbedaannya dengan rasa sedih atau sikap murung biasa sehingga kamu tidak menganggap remeh teman yang depresi.
Selanjutnya, ketahui apa saja yang bisa menjadi penyebab serta faktor yang memengaruhi terjadinya depresi sehingga kamu bisa memahami bagaimana seseorang bisa terjebak dalam gangguan kesehatan mental tersebut. Kenali juga gejala-gejala atau ciri-ciri yang menandakan bahwa seseorang tengah mengalami depresi.
Dengan begitu, kamu bisa mengamati kemungkinan orang di sekitar kamu yang memperlihatkan ciri-ciri depresi. Pada beberapa kasus, sebagian orang tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami gangguan tersebut atau enggan untuk menceritakan apa yang sedang dialaminya.
Selain itu, kamu juga bisa menjadi lebih peka tentang apa yang sedang dialami oleh teman kamu. Kamu juga bisa memahami situasi dan memperhitungkan langkah apa yang sekiranya boleh atau tidak boleh kamu ambil dalam menghadapi teman yang depresi. Dekati secara perlahan, buat suasana yang mendukung dan membuat temanmu merasa aman dan nyaman untuk bercerita.
Dengarkan Curhatnya
Teman yang mengalami depresi biasanya membutuhkan seseorang untuk bersandar dan mendengarkan. Karenanya, jika kamu memiliki teman yang depresi, sebisa mungkin dengarkan keluh kesah dan curahan hatinya ketika ia siap untuk menceritakannya padamu.
Perlu diingat, jangan sampai kamu Setelah mendengarkan permasalahannya, kamu mungkin merasa hal tersebut bukanlah masalah besar dan berat. Namun, jangan pernah mengatakan bahwa dia lemah karena tidak bisa menanggung beban tersebut, menganggapnya terlalu berlebihan, “baperan”, dan hal-hal semacamnya yang menyepelekan perasaan dan pengalaman temanmu.
Ketahanan mental setiap orang itu berbeda-beda. Hal yang kamu anggap biasa saja mungkin terasa berat bagi teman kamu. Selain itu, kalimat-kalimat yang menyepelekan justru akan membuatnya semakin terpuruk karena dia kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih.
Untuk menunjukkan dukungan, kamu bisa merangkul, memeluk atau sekadar menggenggam tangannya. Kamu juga bisa mengatakan kalimat-kalimat penyemangat dan dukungan serta meyakinkan dia bahwa kamu akan ada untuknya. Katakan bahwa kamu mengerti perasaannya dan apa yang dia rasakan memang berat. Tunjukan juga dukungan mu dengan menyampaikan rasa sayangmu kepadanya.
Hindari Toxic Positivity
Teman yang depresi memang membutuhkan kata-kata penyemangat. Namun, jangan sampai kata-kata penyemata tersebut justru malah menyengat perasaannya. Kata-kata seperti, “Kamu masih beruntung karena ada yang lebih parah dari kamu”. Terdengar postif, tapi justru dapat membuat teman kamu merasa lebih lemah dan kecil karena tidak mampu menanggung beban yang “ringan”.
Selalu Jalin Komunikasi
Orang yang mengalami depresi biasanya lebih suka menyendiri. Jika kamu melihat gejala tersebut pada teman kamu, kamu perlu menjaga agar komunikasi kamu dengannya tetap terjalin. Kamu bisa menanyakan apakah dia baik-baik saja, menawarkan diri untuk mengunjunginya, atau mengajak untuk hang out sehingga teman yang depresi merasa bahwa ternyata masih ada yang peduli dan memikirkannya. Sekecil apapun dukungan kamu, tentu akan sangat berarti besar baginya.
Bersabar
Menghadapi teman yang depresi membutuhkan kesabaran karena adanya perubahan perilaku yang tidak biasa. Depresi sendiri bukanlah hal yang bisa hilang begitu saja. Karenanya kamu harus bersabar dan menerima kenyataan bahwa teman kamu membutuhkan waktu untuk kembali seperti sedia kala.
Jangan Tersinggung
Teman yang depresi akan sering menolak ajakan kamu untuk pergi keluar, bersikap tertututp, dan menghindari pertanyaan. Hal tersebut mungkin bisa membuat kamu tersinggung karena kamu merasa dia tidak menghargai ajakan kamu atau tidak terbuka dengan masalahnya.
Perasaan kesal dan tersinggung cenderung membuat kamu ingin menjauh dan lepas tangan darinya. Sebisa mungkin, enyahkan rasa tersinggung itu dan tempatkan diri kamu di posisinya yang harus menanggung rasa kesal, sedih dan benci terhadap diri sendiri.
Bergabung Dengan Support Group
Kamu bisa mengajak teman yang depresi untuk bergabung dengan sebuah support group yang baik dan berisikan orang-orang yang juga sedang atau pernah mengalami hal serupa. Teman kamu mungkin akan merasa lebih baik karena dapat bertemu dengan orang yang memiliki pengalaman yang serupa dan saling bertukar cerita sehingga dia tidak merasa sendiri.
Tapi ingat yaa, jangan memaksa. Pastikan temanmu mau dengan suka rela, serta merasa nyaman dan aman untuk bergabung di support group sebelum kamu mengajaknya kesana.
Ajak Teman yang Depresi untuk Mencari Pertolongan
Depresi merupakan masalah kesehatan mental serius yang membutuhkan penanganan tenaga profesional. Karenanya, kamu perlu memberikan pengertian pada teman yang depresi untuk mau mencari pertolongan dengan pergi ke psikolog atau dokter spesialis kesehatan jiwa. Seringkali orang yang depresi menganggap hal itu tidak perlu dan dia hanya memerlukan waktu untuk sendiri.
Meski begitu, kamu perlu meyakinkan dia bahwa konsultasli dengan tenaga profesional patut dicoba agar dia memperoleh penanganan yang tepat. Gunakan cara yang halus dan jangan sampai kamu terkesan memaksa.
Edukasi teman yang depresi bahwa yang dia alami merupakan masalah kesehatan yang tidak boleh diabaikan apalagi jika kamu sudah melihat ciri-ciri depresi berat seperti menyakiti diri sendiri hingga adanya keinginan untuk bunuh diri.
Dukung Pengobatan yang Dilakukan
Selain mengajaknya untuk memperoleh pertolongan, kamu juga bisa memberi dukungan pada teman yang depresi selama pengobatan. Kamu bisa mulai dengan mengatur jadwal pertemuan dan mengantarkannya saat mencari bantuan medis. Bantulah dia membuat daftar pertanyaan yang bisa ditanyakan pada tenaga medis dan temani dia saat melakukan sesi konsultasi.
Setelah melakukan sesi konsultasi, pasien biasanya akan diberikan obat atau dianjurkan melakukan terapi. Dalam hal ini, kamu bisa membantu teman kamu agar tetap teratur dalam menjalankan pengobatan. Pastikan bahwa obat yang dianjurkan tersedia, dampingi dia saat melakukan terapi, sarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup yang sehat, dan ajaklah dia untuk rutin melakukan check-up ke dokter.
Jaga Diri
Karena terlalu memperhatikan teman yang depresi, jangan sampai kamu lupa untuk tetap menjaga dan memperhatikan diri kamu sendiri. Membantu orang lain bukanlah hal mudah dan kamu juga rentan merasa cape dan frustasi. Perhatikan suasana hati kamu agar tetap memberikan energi positif pada teman kamu.
Kontrol diri juga diperlukan agar kamu tidak ikut merasa depresi. Buatlah batasan agar kamu masih memiliki waktu untuk diri kamu sendiri dan menikmati kegiatan-kegiatan menyenangkan yang kamu sukai. Dengan begitu, kamu tidak ikut terpengaruh oleh kondisi mental teman yang depresi.
Rehat sejenak di Bobobox
Kamu bisa mengajak teman yang sedang memiliki beban berat untuk bercerita dan menenangkan hati dengan suasana yang baru, agar suasana hatinya terasa lebih baik. Kamu juga bisa mengajaknya untuk sekadar staycation di tempat yang nyaman dan menyenangkan. Di mana lagi kalau bukan di Bobobox!
Hotel kapsul ini menawarkan akomodasi nyaman yang terintegrasi dengan teknologi canggih. Ada banyak kegiatan yang bisa kamu dan teman kamu lakukan untuk meningkatkan mood kalian.
Kamu bisa mengobrol sambil mendengarkan lagu favorit kalian degan menggunakan fitur Bluetooth speaker Bobobox. Gunakan juga Wi-Fi kencang yang tersedia di Bobobox dan kamu bisa streaming film dan drama favorit kalian sampai puas.
Selain itu, kamu juga bisa foto-foto dengan memanfaatkan pengaturan cahaya dalam kamar agar hasil fotonya ssemakin Instragammable. Pengaturan tersebut juga berguna banget agar kamu bisa mendapatkan kualitas tidur yang baik selama menginap di Bobobox. Yuk segera unduh aplikasinya di PlayStore atau App Store!
Penasaran seperti apa pods Bobobox? Kamu bisa langsung melihatnya melalui Bobobox 360 Virtual Tour!
Tetap semangat yaa, Bob sayang kalian! ?
Disclaimer
Jika Anda membutuhkan bantuan, jangan sungkan untuk menghubungi orang terdekat maupun lembaga-lembaga yang menyediakan pertolongan profesional. Bagi Anda yang merasa bahwa teman-teman Anda membutuhkan pertolongan profesional, jangan ragu untuk merujuk mereka dan hadir untuk mereka. Kita tidak sedang hanya membicarakan tentang mereka yang berisiko bunuh diri tetapi kita juga sedang membicarakan masa depan anak bangsa.
Daftar Lembaga Rujukan:
Yayasan Pulih
(021) 78842580
Jl. Tlk. Peleng No. 63A, RT 5/RW 8, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 12520
E-mail: pulihfoundation@gmail.com
Into the Light
intothelight@gmail.com
pendampingan.itl@gmail.com
LSM IMAJI (Inti Mata Jiwa)
mail@imaji.or.id
(0274) 2840227
LSM Jangan Bunuh Diri
janganbunuhdiri@yahoo.com
(021) 96969293