Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu momen bersejarah yang terjadi di Bandung. Konferensi tersebut mematik kembali semangat juang banyak negara. Tidak hanya untuk merdeka tapi juga untuk mandiri dan membangun kerja sama.
Nah, untuk mengenang semangat konferensi tersebut, setiap tahunnya digelar Peringatan Konferensi Asia Afrika di Bandung.
Sejarah Konferensi Asia Afrika
Meskipun Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945 bukan berarti ketegangan antar negara mereda. Lahirnya dua negara adidaya baru yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet justru menambah masalah baru.
Perseteruan kedua ini dikenal juga dengan Perang Dingin di mana kedua negara tidak berhadapan langsung secara militer. Namun, keduanya memiliki senjata nuklir yang mampu membumihanguskan satu sama lain.
Kedua negara dibantu oleh para sekutunya. Amerika Serikat dengan NATO dan Uni Soviet dengan negara satelitnya. Melihat situasi ini, sebagian besar negara, termasuk Indonesia, menolak untuk terlibat dalam Perang Dingin dan menentang keras kolonialisme. Semangat inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Konferensi Asia Afrika.
Berangkat dari Konferensi Kolombo, Perdana Menteri Indonesia mengusulkan konferensi serupa untuk diadakan yang melibatkan negara-negara di Asia dan Afrika. Para anggota konferensi menyetujuinya dan menawarkan Indonesia sebagai tuan rumah konferensi tersebut.
Nara Park, Restoran Alam Yang Populer Di Bandung
Negara-negara yang terlibat dalam Konferensi Asia Afrika
Pada tanggal 15 Januari 1955, lima negara sponsor konferensi ini, yaitu Indonesia, Burma, Sri Lanka, India, dan Pakistan, mengirim undangan kepada 25 negara di Asia dan Afrika untuk datang.
Dari semua negara yang diundang, hanya Federasi Rhodesia dan Nyasaland yang menolak untuk datang karena pada saat itu belum merdeka dan berada dalam penjajahan Inggris. Ke-24 negara lainnya sanggup untuk menghadiri konferensi Asia Afrika.
Setelah itu, Konferensi Asia Afrika diselenggarakan dari tanggal 18-24 April 1955. Pada intinya, konferensi ini membahas isu-isu yang berkaitan dengan kerja sama ekonomi, budaya, hak asasi manusia, kolonialisme, dan masalah lainnya yang berkaitan dengan negara-negara di Asia dan Afrika yang baru saja merdeka.
Selain itu, Konferensi Asia Afrika juga mendeklarasikan perdamaian dunia dan kerja sama internasional antara negara-negara di Asia dan Afrika.
Bandung dipilih sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika. Gedung-gedung dan nama jalan diganti agar relevan dengan penyelenggaraan konferensi. Societeit Concordia menjadi Gedung Merdeka, Pension Fund Building menjadi Gedung Dwiwarna, dan sebagian dari Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia Afrika.
Perayaan konferensi dimulai dengan The Bandung Walks yang bersejarah di mana para delegasi berjalan dari Hotel Homann dan Preanger ke Gedung Merdeka dan disambut oleh warga Indonesia.
Dua puluh sembilan negara yang diundang dalam konferensi ini yaitu sebagai berikut:
- Afganistan
- Burma
- Kamboja
- Ceylon (Sri Lanka)
- Republik Rakyat Cina (Cina)
- Mesir
- Etiopia
- Pantai Emas (Ghana)
- India
- Indonesia
- Iran
- Iraq
- Jepang
- Laos
- Lebanon
- Liberia
- Libya
- Nepal
- Pakistan
- Filipina
- Arab Saudi
- Sudan
- Syria
- Thailand
- Turki
- Vietnam Utara
- Vietnam Selatan
- Yordania
- Yaman
Warung Wakaka, Cafe 24 Jam Teranyar Di Bandung
Dasasila Bandung
Konferensi Asia Afrika menghasilkan yang disebut sebagai The Ten Principles of Bandung atau Dasasila Bandung. Berikut isi dari Dasasila Bandung tersebut:
- Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
- Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
- Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
- Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
- Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
- Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
- Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
- Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBBcc
- Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
- Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional
Dampak dari Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika memberikan dampak yang sangat besar terhadap dunia. Semangat juang negara-negara Asia dan Afrika untuk merdeka semakin tumbuh dan solidaritas antar negara pun semakin baik.
Setelah Konferensi ini diselenggarakan, banyak konferensi-konferensi lain diadakan untuk menyelesaikan masalah-masalah regional dan internasional seperti Asian-African University Student Conference, Asian-African People Solidarity Conference, Asian-African Journalists Conference, dan Africa-Asia Islamic Conference.
Konferensi yang dikenal juga sebagai Konferensi Bandung ini telah mengubah cara pandang dunia terhadap hubungan internasional termasuk di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kini, Perserikatan Bangsa-Bangsa bukan hanya forum bagi kedua negara adidaya namun juga seluruh negara.
Hari peringatan Konferensi Asia Afrika
Setelah konferensi yang digelar pada 18-24 April, 1955, setiap tahunnya Konferensi Asia Afrika diperingati khususnya di Bandung. Berbagai acara diadakan seperti pawai dan lain sebagainya. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk mengenang konferensi yang menyatukan negara-negara Asia dan Afrika dan merayakan kemerdekaan negara-negara tersebut.
Di tahun 2020 ini, Peringatan Konferensi Asia Afrika memasuki tahun yang ke-65. Acara ini diselenggarakan oleh Museum Konferensi Asia Afrika yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu.
Peringatan ini selain bersifat selebrasi juga edukatif. Kegiatan seperti International Students Gathering (ISG) dan Bandung Historical Study Games siap memeriahkan Peringatan Konferensi Asia Afrika tahun ini.
Bobobox, hotel kapsul pilihan kamu
Bobobox Pods Alun-Alun; Hotel Dekat Alun Alun Bandung
Ternyata Bandung memiliki sejarah yang mengguncang dunia ya dan hingga hari ini semangat juang tersebut masih berkobar dan terus diperingati. Semoga dengan adanya hari peringatan Konferensi Asia Afrika generasi muda bisa mengambil pelajaran dan memberikan kontribusi unggulan.
Nah, jika kamu berencana mengikuti Peringatan Konferensi Asia Afrika tahun ini, mending menginap aja di Bobobox Alun-Alun. Tempatnya dekat dari Jalan Asia Afrika sehingga kamu nggak perlu jauh-jauh cari tempat menginap yang terjangkau dan nyaman.
Bobobox adalah hotel kapsul yang modern dan unik. Desain kamarnya futuristik dan teknologi yang digunakan juga canggih. Untuk memesan kamar kamu bisa melakukannya melalui situs resmi atau aplikasi Bobobox.
Aplikasi ini juga memiliki fungsi sebagai kunci kamar yang menggunakan sistem QR code dan juga pengatur lampu led. Selain itu, buang jauh-jauh kesan sempit saat kamu mendengar hotel kapsul.
Di Bobobox, kamu akan tidur di atas kasur berukuran king size yang empuk dan nyaman. Ada dua jenis kamar yang bisa kamu pilih saat menginap di Bobobox, yaitu earth dan sky.
Di Bobobox juga ada ruang komunal yang bisa kamu gunakan untuk nongkrong lho. Karena tema yang diusung adalah travel more, jadi kamu bisa bertemu rekan sesama traveler dan bertukar cerita.
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo menginap di Bobobox dan rayakan semangat Konferensi Bandung!