Tahukah kamu bahwa tanggal 6 April ditetapkan sebagai Hari Nelayan Indonesia? Hari Nelayan ini sendiri sudah lama diperingati sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan.
Selain itu, Hari Nelayan juga menjadi pengingat bahwa Indonesia harus bersyukur atas keadaan geografisnya yang strategis sehingga diangugerahi dengan potensi perikanan yang sangat besar.
Sebagaimana kamu tahu, Indonesia diapit oleh dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Sekitar 70 persen dari wilayah Indonesia sendiri adalah laut sehingga tidak heran jika Indonesia mendapatkan julukan negara maritim mengingat lautannya lebih luas dari daratan.
Dengan kekayaan lautnya yang melimpah, banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya pada laut dan bekerja sebagai nelayan.
Tercatat sekitar 2,7 juta jiwa penduduk Indonesia bermatapencaharian sebagai nelayan. Namun, meski potensi perikanan begitu melimpah, keadaan para nelayan sendiri banyak yang memprihatinkan.
Dari hampir tiga juta nelayan, sebagian besar berada di ambang batas kemiskinan dan menyumbang sekitar 25 persen angka kemiskinan di Indonesia.
Padahal, sektor perikanan sendiri merupakan salah satu penyumbang pendapatan tertinggi.
Salah satu faktor yang memengaruhi kesejahteraan para nelayan adalah kurangnya kapal dan alat penangkap ikan (API) sehingga menghambat perkembangan di sektor kelautan dan perikanan nasional.
Dengan kondisi sektor perikanan yang belum maksimal, pemerintah sudah tentu harus melakukan upaya lebih dan efektif agar kesejahteraan nelayan serta hasil hasil tangkapan mereka terus meningkat.
Selain pengingkatan kesejahteraan, para nelayan pun membutuhkan apresiasi atas jasa mereka dalam memenuhi kebutuhan protein dan gizi untuk segala lapisan masyarakat di Indonesia.
Penetapan Hari Nelayan Indonesia sendiri merupakan bukti bahwa pemerintah dan rakyat Indonesia mengakui perjuangan para nelayan tersebut.
Nah, berikut ini Bob sudah merangkum beberapa informasi seputar Hari Nelayan Indonesia. Yuk simak informasinya!
Tradisi Turun Temurun
Penetapan tanggal 6 April sebagai Hari Nelayan Indonesia diawali oleh sebuah tradisi turun temurun di Pantai Pelabuhan Ratu untuk menununjukkan rasa syukur atas kesejahteraan yang telah dilimpahkan.
Tradisi tersebut berupa upacara yang diisi dengan tarian tradisional serta pelepasan sesajen ke laut dengan harapan agar hasil tangkapan nelayan semakin meningkat.
Sesajen yang digunakan sekarang ini berbeda dengan zaman dahulu, yakni menggunakan benih ikan, benur (bibit udang) dan tukik yang dilepaskan ke tengah teluk Pelabuhan Ratu.
Peringatan Hari Nelayan Indonesia sendiri pertama kali ditetapkan pada tahun 1960 sejak pemerintahan Orde Baru.
Dengan begitu, tahun ini merupakan ke 60-kalinya tanggal 6 April diperingati sebagai Hari Nelayan Indonesia.
Untuk tahun 2020 sendiri, tema yang diusung untuk Hari Nelayan Indonesia di Pelabuhan Ratu adalah “Menggali Potensi Meraih Berkah, dengan Soliditas dan Sinergitas”.
Menurut Dede Ola, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi, tema tersebut dapat diartikan bahwa para nelayan harus menggali potensi kekayaan laut yang begitu melimpah dengan disertai ketekunan dalam beribadah dan berdoa.
Selain itu, mereka juga harus saling menjaga dan bergotong royong serta bersinergi dan bekerja sama dengan semua lapisan masyarakat juga instansi pemerintah.
Dede menambahkan bahwa Hari Nelayan Indonesia sudah menjadi kalender tahunan nasional sehingga Hari Nelayan ini bukan hanya untuk masyarakat Pelabuhan Ratu, melainkan untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Sayangnya, meskipun Hari Nelayan Indonesia diperingati setiap tahunnya di Pelabuhan Ratu, tidak semua provinsi di Indonesia merayakan Hari Nelayan ini.
Hal ini ditandai dengan tidak adanya kemeriahan ataupun festival yang sejatinya menunjukkan sebuah peringatan hari yang penting sedang dilaksanakan.
Hari Nelayan Indonesia di Pelabuhan Ratu
Untuk memeriahkan Hari Nelayan Indonesia di tahun 2020, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi telah menyiapkan festival dan gelar budaya untuk memeriahkan peringatan ini.
Seperti yang Bob sebutkan sebelumnya, tema yang diusung untuk memperingati Hari Nelayan Indonesia ini adalah “Menggali Potensi Meraih Berkah, dengan Soliditas dan Sinergitas”.
Selain sebagai peringatan Hari Nelayan, acara ini juga merupakan ajang promosi wisata serta upaya untuk mendorong kemajuan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Acara ini digagas oleh HNSI Kabupaten Sukabumi yang sudah menggelar grand opening dalam rangkaian acara Gebyar Festival dan Gelar Budaya Hari Nelayan ke 60.
Rangkaian acara grand opening tersebut diselenggarakan di Lapang Cangehgar, Pelabuhan Ratu pada hari Senin, 10 Februari lalu.
Sementara itu, Gebyar Festival dan Gelar Budaya Hari Nelayan ke 60 ini rencananya akan dilaksanakan hingga tanggal 6 April 2020 dan dihadiri oleh Pemkab Sukabumi serta aktivis nelayan.
Acara tersebut meliputi kegiatan gerak jalan dan karnaval yang melibatkan sebanyak 2.500 orang peserta.
Para peserta tersebut berasal dari kalangan pelajar tingkat SD, SMP, SMA, serta masyarakat umum.
Para peserta berangkat dari Lapang Cangehgar dan finish di Dermaga Palabuhanratu dengan jarak tempuh kurang lebih tiga kilometer.
Hari Nelayan sendiri merupakan sebuah ikon pariwisata di Kabupaten Sukabumi khususnya di Pelabuhan Ratu.
Sebagai sebuah ikon pariwisata, pihak HNSI pun memanfaatkan momen ini sebagai ajang promosi, baik budaya maupun UKM.
Tujuannya tentu untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Terselenggaranya acara ini tentu membawa manfaat dan berkah bagi masyarakat, termasuk para nelayan.
Selain untuk meningkatkan perekonomian, peringatan ini pun ikut berperan serta dalam melestarikan budaya tradisional.
Dengan melibatkan banyak pihak, nilai-nilai budaya yang ingin dilestarikan dapat disampaikan secara maksimal dengan cakupan yang luas.
Dengan begitu, Hari Nelayan Indonesia pun dapat terus diperingati dari generasi ke generasi.
Wacana Penggantian Hari Nelayan
Meskipun Hari Nelayan sudah bertahun-tahun diperingati setiap tanggal 6 April, pemerintah dan DPR RI berwacana untuk mengganti tanggal tersebut menjadi 21 Mei.
Pembahasan wacana tersebut melibatkan DPR RI dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
Namun, pemilihan tanggal baru ini dirasa tidak mempertimbangkan catatan sejarah yang berhubungan dengan kelautan dan kemaritiman.
Jika tetap akan diganti sekalipun, Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan mengusulkan agar memilih tanggal 16 Juni sebagai Hari Nelayan Indonesia.
tanggal tersebut dianggapa memiliki catatan sejarah tersendiri yang lebih cocok dibandingkan tanggal 21 Mei.
Jika tetap dipaksakan, peringatan Hari Nelayan di tanggal baru hanya akan menjadi formalitas saja.
Selain itu, penetapan tersebut juga dirasa kurang tepat tanpa adanya suara nelayan yang dilibatkan.
Rasakan sensasi menginap di dalam pod bersama hotel kapsul Bobobox! Hotel yang satu ini menawarkan akomodasi yang nyaman, minimalis, dan sudah tentu terjangkau.
Selain itu, Bobobox juga mempunyai fitur canggih yang siap menemani momen menginap kamu dan memberikan kemudahan dalam setiap prosesnya.
Cukup unduh aplikasi Bobobox di ponsel pintar kamu, booking pod yang kamu mau, dan kamu akan mendapatkan QR code untuk mengakses pod kamu nantinya.
Canggih bukan? QR code tersebut hanya kamu yang punya jadi kamu tidak usah ribet bawa-bawa kunci kamar lagi.
Selain itu, Bobobox juga memiliki fitur pengaturan cahaya lampu yang bisa kamu ubah sesuai mood kamu lho.
Semakin mengasyikkan bukan? Yuk segera meluncur ke Bobobox.