Setelah merayakan hari buku dunia pada tanggal 23 April, Indonesia juga merayakan Hari Buku Nasional yang jatuh pada tanggal 17 Mei. Nah, untuk memperingati Hari Buku Nasional, yuk kita lihat karya sastra klasik Indonesia yang wajib kamu baca.
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk – Hamka
Untuk memulai bacaan di Hari Buku Nasional, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk adalah bacaan yang tepat. Kalau sudah pernah menyaksikan filmya, kamu pasti tidak akan asing dengan judul ini.
Haji Abdul Malik Karim Amrullah, itulah namanya. Orang dibalik karya novel romansa yang fenomenal pada zamannya. Sebelum dibukukan menjadi novel, Hamka menulis Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk sebagai cerita bersambung di majalah Pedoman Masyarakat pada tahun 1938. Barulah pada tahun 1939 cerita bersambung ini dibukukan.
Novel ini bercerita tentang kisah Zainudin, seorang anak keturunan campuran Makasar dan Minang. Tak lama setelah ia lahir, kedua orang tuanya meninggal dunia. Saat Zainudin berusia remaja, ia memutuskan untuk pergi ke Minangkabau. Menjumpai tanah kelahiran bapaknya.
Setelah meninggalkan Makasar dan tiba di Minangkabau, Zainudin bertemu dengan Hayati. Ia adalah anak wanita keturunan Bangsawan Minangkabau. Karena budi dan kecantikannya, Zainudin pun jatuh cinta.
Akan tetapi, karena Zainudin bukan orang Minangkabau tulen, ia tidak mendapat restu untuk mencintai Hayati meskipun keduanya saling mencintai. Akhirnya, mereka pun menjalani kehidupan masing-masing hingga takdir mempertemukan mereka kembali.
Melalui novel ini, Hamka mencoba mengkritik isu tentang peran adat dan harta dalam pernikahan. Begitu pula dengan kawin paksa. Sebagai buku yang menuai banyak pujian dan kritik, novel ini layak dibaca untuk merayakan Hari Buku Nasional.
Aku – Sjuman Djaya, bacaan tepat di Hari Buku Nasional
Siapa tak kenal buku yang mengguncang anak mudah di awal tahun 2000 ini. Muncul dalam film Ada Apa Dengan Cinta, seketika orang berlomba menjadi “Rangga”. Terima kasih kepada Sjuman Djaya, seorang penulis dan sutrada yang mampu menghasilkan karya sefenomenal “Aku”.
Buku yang wajib kamu baca untuk merayakan Hari Buku Nasional ini bukanlah fiksi melainkan sebuah apresiasi. Siapa lagi kalau bukan terhadap penyair pelopor angkatan 45, Chairil Anwar.
Di buku ini, Sjuman Daya menggambarkan sosok Chairil Anwar dengan sangat puitis dan filmis. Sosok penyair yang dikaguminya itu ia lukiskan dengan sangat detail dan kita seolah-olah sedang menyaksikan adegannya secara langsung.
Kemampuannya menggambarkan adegan yang sinematik ke dalam kata-kata sangat apik. Akan tetapi, skenario ini tidak sempat dibawa ke layar kaca karena Sjuman meninggal pada tahun 1985.
Sjuman Djaya menempuh pendidikan di All Union State Institute of Cinematography, Moskow. Ia meraih predikat sangat memuaskan dengan filmnya yang berjudul Bayangan. Ini menjadikannya orang non-Rusia pertama yang meraih gelar tersebut. Jangan lupa baca buku ini di Hari Buku Nasional ya.
Harimau! Harimau! – Mochtar Lubis
Mochtar Lubis adalah salah satu pengarang Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Kritiknya terhadap pemerintah harus membuatnya mendekam di penjara. Baik di zaman kepemimpinan Presiden Soekarno maupun Soeharto.
Akan tetapi, penjara tak membuatnya kendur. Dari sebuah penjara di Madiun justru lahir sebuah karya sastra cemerlang berjudul Harimau! Harimau!
Novel yang harus kamu baca untuk merayakan Hari Buku Nasional ini bercerita tentang tujuh pengumpul damar, Pak Haji, Sutan, Sanip, Talib, Buyung, Pak Balam, dan Wak Katok. Di saat perburuannya, salah seorang dari mereka, Pak Balam, diserang oleh seekor harimau. Di perjalanan pulang, harimau menyerang kembali.
Satu demi satu berguruan. Seiring dengan itu, pengakuan demi pengakuan pun terungkap hingga menyebabkan perpecahan di antara mereka sebelum akhirnya sang harimau pun terbunuh. Buku yang harus kamu baca di Hari Buku Nasional ini meraih penghargaan buku Terbaik dari Departemen Pendidikan dan Budaya RI pada tahun 1975.
Bumi Manusia – Pramoedya Ananta Toer
Berbicara soal karya sastra klasik Indonesia pasti tidak akan lepas dari tetralogi Pulau Buru karangan Pramoedya Ananta Toer, dan Bumi Manusia adalah pengantar manis bagi dunia roman yang diciptakan oleh Pram.
Buku yang harus kamu baca di Hari Buku Nasional ini bercerita tentang Minke, seorang pribumi yang menolak untuk menyerah pada kebudayaan Jawa. Ia berusaha untuk keluar dan bebas dari kerangkeng adat. Menjadi manusia yang merdeka.
Di sisi lain, Minke juga mengguncang kebudayaan Eropa dengan kepandaiannya. Ia salah satu pribumi yang bisa bersekolah di HBS (Hogereburgerschool). Itu adalah sekolah khusus pada zaman Belanda untuk orang Belanda, Eropa, Tionghoa, dan elit pribumi.
Akan tetapi, meskipun berusaha lepas dari kebudayaan Jawa yang mengekang, ia tidak bisa menembus budaya Eropa sepenuhnya. Dibawanya Annelies Mellema, anak dari Nyai Ontosoroh, ke Belanda menjadi bukti.
Bumi Manusia tak hanya meninggalkan bekas pada pembacanya. Karya sastra fenomenal ini memenangkan berbagai penghargaan bergengsi. Salah satunya adalah, meskipun tidak menang, masuk ke dalam kandidat Nobel Sastra. Buku ini sangat pas untuk merayakan Hari Buku Nasional.
Rayakan Hari Buku Nasional bersama Orang-orang Bloomington – Budi Darma
Hari Buku Nasional tak lengkap jika tak dirayakan dengan buku kumpulan cerpen yang satu ini. Buku ini tidak semata-mata masuk ke dalam daftar ini. Menurut beberapa sastrawan Indonesia seperti Agus Noor, Eka Kurniawan, dan Leila S. Chudori, Orang-orang Bloomington adalah karya sastra yang wajib dibaca siapapun.
Orang-orang Bloomington berisi tujuh cerita pendek yang berfokus pada penokohan. Hal ini bisa dilihat pertama-tama dari judul. Semua judul cerita pendek di buku ini menggunakan nama karakternya seperti Orez, Joshua Karabish, atau Yorick.
Selain itu, Budi Darma tidak menggunakan bahasa yang terlalu sastrawi atau puitis. Tidak ada metafora yang terlalu rumit untuk dicerna.
Bahasanya mudah dicerna dan ditulis untuk menghidupkan karakter di setiap ceritanya sehingga membuat isi dan judul saling terkorelasi. Meski demikian, buku ini mengguncang imajinasi dan menantang pandangan kita akan isu yang dibawakannya.
Menutup rekomendasi bacaan di Hari Buku Nasional, Orang-orang Bloomington adalah buku kumpulan cerpen Budi Darma yang pertama yang ditulis pada tahun 1980. Melalui buku ini, beliau berhasil mendapatkan penghargaan S. E. A Write Award dari pemerintah Thailand pada tahun 1984.
Rayakan Hari Buku Nasional di Bobobox
Jika kamu ingin mencari tempat yang tenang untuk membaca, nggak usah jauh-jauh, ke Bobobox aja. Di sini, kamu bisa dengan nyaman merayakan Hari Buku Nasional sambil berleha-leha. Suasana tenang dan hening akan kamu dapatkan saat masuk ke pod-nya. Selain itu, desainnya yang modern juga enak untuk dinikmati.
Nggak cuma itu, teknologi yang digunakan juga canggih. Untuk memesan kamar, kamu bisa melakukannya melalui aplikasi Bobobox. Aplikasi ini, selain untuk memesan, juga berfungsi sebagai kunci kamar lho. Tinggal pindai saja QR code-nya. Di kamarnya juga kamu akan menemukan lampu led yang bisa kamu atur sesuai dengan suasana hati kamu.
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo menginap di Bobobox sambil rayakan Hari Buku Nasional!