Gunung Ranti Banyuwangi

Gunung Ranti, Tempat Bermukim Suku Osing Banyuwangi

Sahabat Bob, tahukah kamu kalau Banyuwangi dikenal dengan sebutan The Sunrise of Java? Ya, ini karena daerahnya yang berada di ujung timur pulau Jawa, sehingga menjadi daerah di Jawa yang paling pertama tersentuh matahari terbit.

Kota ini menyimpan banyak daya tarik, mulai dari pantai-pantai indah sampai gunung-gunung yang menjulang, setiap sudutnya kayak punya cerita sendiri yang bisa bikin kamu betah berlama-lama di sana. Nah, salah satu spot yang mulai mencuri perhatian adalah Gunung Ranti.

Tempat ini mungkin belum sepopuler gunung-gunung lain di Indonesia, tetapi justru itu yang bikin keindahannya makin terasa eksklusif dan bikin penasaran. Kalau kamu tertarik untuk mengunjungi hidden gem pulau Jawa ini, ada beberapa hal yang kamu wajib tahu agar petualangan di Gunung Ranti semakin seru. Berikut ada beberapa fakta menarik tentang Gunung Ranti!

Tentang Gunung Ranti di Banyuwangi

1. Pemandangan Puncak yang Melegenda

gunung ranti, puncak ijen

Photo: Asap PANG via Unsplash

Menurut Shelter Jelajah, Gunung Ranti merupakan salah satu gunung di Pulau Jawa yang masih jarang dikunjungi. Itulah mengapa areanya masih bersih dan hijau, belum begitu terkontaminasi aktivitas pendaki.

Bukan cuma areanya yang bersih, gunung yang memiliki nama lain Gunung Meranti ini juga diberkati pemandangan yang luar biasa. 

Bayangkan saja, ketika Sahabat Bob sudah sampai puncak Gunung Ranti, kamu bisa langsung melihat Kawah Ijen yang megah dengan api birunya, hingga Selat Bali yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali.

Baca juga: 10 Tempat Indah di Banyuwangi yang Tidak Kalah dengan di Bali

2. Gunung Ranti Berapa Mdpl?

Ketinggian Gunung Ranti menjulang hingga 2.601 Mdpl. Ini membuat jalur pendakian Gunung Ranti lebih menantang dibandingkan Pucak Ijen yang berada di sebelahnya. Walaupun begitu, Sahabat Bob tidak perlu khawatir, jalurnya masih bisa kok, ditempuh oleh para pemula yang haus akan petualangan menantang.

Titik awal pendakian ada di dekat Paltuding, cuma 50 meter dari pintu masuk Gunung Ijen. Kamu bisa pilih jalur yang lebih nyaman sesuai lokasi, baik itu lewat Banyuwangi atau Bondowoso, sesuaikan saja dengan jalur perjalanan yang dipilih, ya.

3. Sering Dipakai sebagai Lokasi Lomba Sepeda

naik sepeda di gunung, gunung ranti

Photo: Dó Castle via Pexels

Gunung Ranti merupakan bagian dari rute balap sepeda internasional Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI). Rute balapannya menantang, dengan tanjakan curam dan pemandangan indah, termasuk latar belakang Gunung Ranti yang menjulang. 

Konon, saking serunya, rute ini diakui mirip dengan balapan sepeda kelas dunia seperti Giro d’Italia.

4. Berkemah di Gunung Ranti Banyuwangi

Fakta menarik lainnya tentang Gunung Ranti Banyuwangi adalah areanya yang bisa dimanfaatkan untuk berkemah.

Setelah menaklukkan jalur pendakian yang menantang, kamu bisa membangun tenda di tengah keindahan alam yang masih alami. Suasana di sini tenang banget, jauh dari hiruk-pikuk, otomatis bikin tidur malam kamu lebih nyeyak. 

Jangan lupa untuk bangun sebelum jam 05.00 WIB untuk menyaksikan matahari terbit yang memukau, ya.

Baca juga: 15 Oleh-Oleh Khas Banyuwangi Paling Diburu Wisatawan

5. Dihuni Suku Osing

Gunung Ranti merupakan rumah dari orang-orang Osing, yang mana merupakan suku asli Banyuwangi. Suku Osing terkenal dengan kebudayaannya yang masih kental, terutama dalam hal adat dan tradisi. 

Di sekitar Gunung Ranti, kamu bisa menemukan desa-desa kecil yang dihuni oleh orang-orang Osing. Mereka hidup dengan cara yang sangat dekat dengan alam dan masih tradisional.

Kalau kamu berkunjung ke sana, kamu bisa merasakan langsung suasana desa yang tenang dan sederhana, serta berinteraksi dengan warga setempat yang ramah. 

Yang Perlu Diketahui Sebelum Mendaki Gunung Ranti

1. Ketahui Lokasi dan Akses

hiking, mendaki gunung, puncak basundara

Photo: Eric Sanman via Pexels

Gunung Ranti letaknya hanya 30 km dari pusat Kota Banyuwangi, jadi aksesnya terbilang gampang. Sahabat Bob bisa pake kendaraan pribadi dan sampai dalam waktu sekitar 50-60 menit. 

Soal basecamp, lokasinya ada di Paltuding yang juga jadi titik awal pendakian Gunung Ijen. Dari basecamp ini, kamu cuma butuh jalan kaki 3-5 menit menuju titik awal pendakian Gunung Ranti. Praktis banget, ‘kan?

Baca juga: Melirik Kawah Ijen, Si Eternal Blue Fire dari Banyuwangi

2. Ada Dua Jenis Pendakian

Di Gunung Ranti, kamu bisa memilih pendakian tektok atau nge-camp. Kalau kamu tipe yang pengen cepat untuk menikmati sunrise, pendakian tektok bisa jadi pilihan. 

Cukup mulai sekitar jam 02.00 WIB pagi, dan kamu bisa sampai puncak saat matahari terbit. Jadi, kamu bisa langsung turun sebelum siang datang, nggak perlu lama-lama di atas.

Namun, kalau kamu lebih suka menikmati waktu lebih lama di puncak, kamu bisa nge-camp. Di sini, kamu bisa bawa tenda dan bermalam di puncak, jadi bisa menikmati pemandangan alam lebih lama.

3. Bawa Bekal untuk Perut dan Stamina

gunung tertinggi di indonesia, gunung latimojong

Photo: Yub 12 via Unsplash

Pendakian di Gunung Ranti tidak sesantai gunung lain, ya. Trek Gunung Ranti cukup curam dan bikin kamu terus mendaki tanpa banyak istirahat. Dari pos satu sampai puncak, jalurnya jarang ada yang datar, lebih banyak nanjak! 

Durasi pendakian normal sekitar 2 jam tanpa henti. Buat kamu yang mau lebih santai dan menikmati perjalanan, kamu bisa butuh waktu sekitar 4 jam. Oleh karena itu, Sahabat Bob disarankan untuk membawa makanan ringan kaya nutrisi sehingga perjalanan ke puncak Gunung Ranti tidak terasa terlalu menantang.

4. Fisik Mental Harus Siap

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Gunung Ranti terkenal dengan medan yang cukup berat. Jalurnya yang zigzag, tanjakan tinggi, dan banyaknya pasir di jalan bakal bikin kamu harus siap fisik banget.

Jadi, sepatu gunung yang kuat dan stamina yang prima itu wajib banget, Sahabat Bob. Kalau kamu tidak siap, perjalanan bakal lebih berat dari yang kamu bayangkan.

Selain fisik, mental juga nggak kalah penting. Medan yang curam dan jalur yang panjang bakal ngetes kesabaran kamu. Jadi, pastikan kamu udah siap, baik dari segi fisik maupun mental, ya!

Baca juga: Pantai Merah Banyuwangi: Surga yang Tersembunyi

5. Cuaca Gunung Ranti

Cuaca di Gunung Ranti bisa dibilang cukup ekstrem, terutama buat yang ingin mendaki. Karena gunung ini terletak di ketinggian 2.601 mdpl, suhu di puncaknya bisa cukup dingin, apalagi saat malam hari.

Maka dari itu, balut badan dengan jaket yang tebal. Kalau perlu, bawa sarung tangan hangat serta beanie panjang yang bsia menutupi sampai telinga.

Selain jaket hangat, kamu juga wajib memeprsiapkan jas hujan. Ini karena cuaca Gunung Ranti yang bisa berubah cepat. Kadang-kadang, kabut tebal atau hujan deras bisa datang secara tiba-tiba, terutama di musim hujan antara bulan November hingga Maret.

Menutup Petualangan di Gunung Ranti dengan Menginap di Bobocabin Kawah Ijen

Bobocabin Ijen

Photo: Bobobox Internal Asset

Gimana, mendaki Gunung Ranti tampak bakalan seru banget, ya?

Dari jalur yang curam hingga pemandangan luar biasa di puncak, Gunung Ranti jadi alternatif seru buat yang pengen menikmati alam tanpa harus ke tempat wisata mainstream seperti Puncak Ijen. 

Setelah lelah mendaki Gunung Ranti, nggak ada yang lebih asyik daripada istirahat di Bobocabin Kawah Ijen. Lokasinya yang dekat dengan Kawah Ijen bikin kamu bisa langsung menikmati udara segar dan pemandangan alam daru dalam atau area luar kabin.

Bobocabin Ijen

Photo: Bobobox Internal Asset

Di Bobocabin, kamu bakal ngerasain kenyamanan dengan fasilitas canggih, mulai dari smartlock yang bisa dibuka pake QR, hingga touchpad yang memudahkan kamu untuk mengatur semua elektronik di dalam kabin.

Belum lagi jendela super besar yang bisa kamu atur transparansinya lewat touchpad dan smartphone-mu, memudahkan Sahabat Bob untuk menikmati pemandangan di luar kabin, atau menjaga privasi saat sedang beristirahat.

Selain fasilitas keren, Bobocabin juga memberikan kenyamanan maksimal dengan tempat tidur yang nyaman, kamar mandi pribadi, dan area santai yang cocok buat ngadem setelah seharian berpetualang. 

Tunggu apalagi? Jangan sampai kehabisan kabin. Yuk, langsung reservasi kabinnya lewat aplikasi Bobobox!

 

Penulis: Samala Mahadi

Featured photo: Dewa Made Bayuputra via Unsplash

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles