Secara mengejutkan, penyanyi country-pop ternama asal Amerika Serikat, Taylor Swift, merilis album terbaru berjudul folklore beberapa pekan lalu. Lewat akun Instagramnya, penyanyi berambut pirang itu mengumumkan kabar tersebut, disertai dengan unggahan beberapa foto hitam putih yang diketahui menjadi sampul albumnya.
folklore menjadi album kedelapan yang Taylor tulis sendiri, setelah album berjudul Taylor Swift (2006), Fearless (2008), Speak Now (2010), Red (2012), 1989 (2014), Reputation (2017), dan Lover (2019). Penyanyi 30 tahun ini mengemas album barunya dalam keterbatasan di masa karantina akibat pandemi COVID-19 yang melanda.
Bagi kamu penggemar penyanyi cantik langganan penghargaan di Grammy Awards ini, Bob punya informasi menarik seputar album folklore yang dirilis tanggal 24 Juni 2020 silam ini, lo. Yuk, simak infonya berikut ini, ya!
Proyek super rahasia yang melahirkan masterpiece
Tak ada yang menyangka bahwa Taylor Swift akan melahirkan album barunya di tahun 2020 ini. Pasalnya, Taylor biasa merilis album barunya minimal setiap dua tahun sekali. Mengingat album Lover dirilis pada tahun 2019 silam, kemungkinan Taylor baru akan merilis lagi albumnya minimal pada tahun 2021.
Namun, pandemi COVID-19 nampaknya melunturkan rencana Taylor Swift. Ia seharusnya sedang memulai tur konser album ketujuhnya yang bertajuk Lover Fest di musim panas ini. Karena konsernya tak bisa terlaksana, album ‘dadakan’ ini menjadi persembahan untuk menemani para penggemarnya di seluruh dunia.
“Banyak hal telah saya rencanakan di musim panas ini yang tidak bisa terlaksana, namun ada satu hal yang tak direncanakan dan TELAH terlaksana. Itu adalah album studio ke-8 saya, folklore,” tulis Taylor di akun Instagramnya, @taylorswift.
Menariknya, proyek album ini sangat dirahasiakan oleh Taylor Swift dan semua pihak yang terlibat. Taylor bahkan merahasiakan pengerjaan albumnya dari orang-orang terdekat, termasuk sahabatnya, Selena Gomez.
Bahkan, dikabarkan bahwa Aaron Dessner, produser musik sekaligus pentolan band The National yang turut bekerjasama untuk merampungkan album ini, tak memberitahu anaknya sendiri yang notabene merupakan penggemar berat Tayor Swift tentang proyek yang sedang ia kerjakan.
folklore berhasil diselesaikan hanya dalam waktu 4 bulan saja, dengan keadaan yang sangat terbatas. Penyanyi kelahiran 13 Desember 1989 ini menulis lagu dan melakukan rekaman di kamarnya sendiri. Selain itu, ia juga merekamnya secara terpisah dengan Bon Iver, band folk-indie yang menjadi featuring-nya di album ini, dan Jack Antonoff.
Meskipun dalam keterbatasan, rupanya Taylor menunjukkan kualitasnya sebagai penyanyi dan penulis lagu yang sangat handal. Kualitas lagu-lagunya yang tertuang dalam album folklore rupanya dapat sangat dinikmati oleh para penggemarnya. Benar-benar masterpiece, ya!
Alternatif-indie, genre baru bagi Taylor Swift dalam folklore
Tak hanya hadir secara tiba-tiba, kejutan lainnya datang dari aliran musik yang dibawakan Taylor Swift dalam album terbarunya ini. Berbeda dengan album-album terdahulunya, kali ini Taylor menuangkan sentuhan alternatif-indie ke dalam 16 lagu yang ia hadirkan dalam folklore.
Mengambil genre tersebut merupakan keputusan yang dirasa sangat tepat. Pasalnya, Taylor berhasil membawakan semuanya dengan nuansa sendu yang antimainstream. Di samping itu, lewat kemampuan menulis lagunya yang luar biasa, Taylor menampakkan sisi emosional dan melankolis para seluruh liriknya.
“Saya menuangkan segala hasrat, mimpi, ketakutan, serta renungan dalam album yang akan dirilis tengah malam nanti,” ujar Taylor. Ia juga menyanyikan lagu tentang kekesalannya akan masalahnya dengan label lamanya, Big Machine Records, serta permasalahan cintanya, juga tentang komposer musik ternama Rebekah Harkness.
Penyanyi yang juga mendapat julukan America’s Sweetheart ini juga melakukan eksplorasi yang mendalam di sini. Meskipun dirasa tak seekstrem pada album Reputation (2017), namun justru di sinilah sisi menariknya. Album ini seakan menggambarkan perpaduan antara gaya Taylor di masa lalu dengan Taylor yang sekarang.
Perilisan album folklore juga dibarengi dengan perilisan video musik salah satu lagu di album ini, yakni cardigan. Video musik ini disutradarai oleh Taylor sendiri, dengan dibantu oleh sinematografer Rodrigo Prieto, dan produser Jil Hardin.
Selain itu, produser eksekutif Rebecca Skinner, asisten sutradara Joe ‘Oz’ Osbourne, editor Chancer Haynes, editor special effect David Lebensfeld dan Grant Miller, serta desainer ruang temporer Ethan Tobman juga turut terlibat dalam pembuatan video klip tersebut.
Berikut ini 16 judul lagu yang ada di album folklore:
folklore langsung meledak di pasaran dan memecahkan rekor streaming
Peluncuran album folklore yang terkesan mendadak tak menyurutkan animo pendengar dan penggemar Taylor Swift untuk segera memiliki albumnya. Terbukti, album tersebut telah terjual lebih dari 1,3 juta salinan di seluruh dunia hanya dalam waktu 24 jam saja.
Kabar ini disampaikan oleh label musik Republic Records, label yang menaungi album baru Taylor Swift tersebut. Tak hanya itu, album folklore sudah diputar sebanyak 80,6 juta kali di platform Spotify. Atas jumlah tersebut, folklore berhasil memecahkan rekor streaming terbanyak untuk album artis wanita pada hari pertama perilisannya.
folklore juga menjadi album pop paling banyak didengar di Apple Music, dengan 35, 47 juta stream. Ini membuktikan bahwa pesona dari lagu-lagu Taylor Swift tak pernah pudar, meskipun pengumuman perilisannya sangat mendadak, yakni hanya 15 jam saja sebelum dirilis.
Jadi, kamu suka lagu yang mana di album folklore ini? Bob sih suka banget dengan lagu exile (featuring Bon Iver) dan mirrorball. Ear-gasm banget!
Staycation sambil dengar album folklore-nya Taylor Swift? Bobobox saja!
Kamu bisa mendengarkan album terbaru Taylor Swift ini sambil merehatkan badan dan pikiranmu sejenak, lo. Caranya? Dengan staycation di Bobobox tentunya!
Bobobox adalah hotel kapsul yang memiliki desain ala futuristik yang unik serta beragam fasilitas hi-tech yang menarik. Kamu bisa merehatkan badan sambil mendengarkan lagu-lagu favoritmu dengan menghubungkan smartphone-mu dan audio musik yang ada di pod Bobobox.
Kamu bisa pesan kamar melalui aplikasi atau website Bobobox, kemudian langsung melakukan pembayaran. Kamu akan otomatis mendapatkan QR code pada aplikasi tersebut. QR code itu bisa digunakan sebagai akses untuk masuk ke dalam pod tanpa harus menggunakan kunci biasa.
Tak hanya itu, Bobobox juga menggunakan IoT untuk kemudahan mengakses berbagai fasilitas di dalam kamarmu. Mulai dari lampu LED yang warnanya bisa kamu atur sendiri sesuai dengan keinginan dan tersedianya jaringan wi-fi yang bisa diandalkan.
Podnya juga super nyaman, dengan kasur berukuran single atau king size serta kondisi kamar yang bersih dan rapi. Tim Bobobox selalu menjaga kebersihan dan keamanan para tamu dengan rutin melakukan pembersihan dan menyemprotkan disinfektan.
Dengan begini, kamu bisa bersantai dengan aman dan nyaman di Bobobox. Yuk, pesan kamarnya di sini sekarang!