Kata toxic atau racun tidak hanya bisa kamu sematkan pada teman, hubungan, pasangan, dan lingkungan saja. Toxic juga berlaku bagi orang tua yang dianggap menjadi racun bagi anak-anaknya baik secara fisik maupun psikis sehingga menimbulkan ketakutan hingga rasa bersalah.
Menurut Psychology Today, orang tua toxic umumnya tidak memperlakukan anak-anak dengan hormat dan baik sebagai individu. Perilaku tersebut ditandai dengan sikap enggan berkompromi, bertanggung jawab atau meminta maaf pada anaknya. Perilaku toxic itu bisa saja dilakukan sengaja atau tanpa sadar. Jika dibiarkan berlarut-larut, hal tersebut bisa merusak mental anak-anak dan terbawa hingga dewasa.
Orang tua toxic sendiri umumnya termasuk pecandu, memiliki gangguan mental, atau trauma masa kecil akibat pola pengasuhan yang juga toxic. Trauma tersebut masih meninggalkan luka yang terbawa hingga dewasa dan tidak jarang kembali menimbulkan luka pada anaknya dengan pengasuhan yang sama dengan yang pernah dialaminya.
Ingin tahu lebih lanjut tentang ciri-ciri orang toxic yang perlu kamu waspadai? Yuk, simak lebih lanjut!
Self-Centered
Sifat self-centered termasuk ke dalam ciri-ciri orang tua toxic yang perlu kamu waspadai. Self-centered sendiri bisa diartikan sebagai perilaku yang hanya berfokus pada diri sendiri atau terlalu mengutamakan kebutuhannya sendiri. Mereka cenderung narsis dan tidak mempertimbangkan kebutuhan atau perasaan sang anak. Walau bagaimanapun, segalanya adalah tentang dirinya sendiri tanpa memikirkan dampak perilakunya kepada anak.
Kurang Berempati
Kurangnya empati juga termasuk ciri-ciri orang tua toxic. Empati ini mengacu pada kemampuan untuk memahami pengalaman emosional orang lain dan biasanya dipelajari oleh anak lewat orang tua. Orang tua toxic yang kurang berempati tidak bisa menunjukkan cinta, pengertian atau kehangatan secara konsisten pada anak. Akibatnya, ikatan anak dan orang tua pun menjadi lemah.
Emosi yang Tidak Terkendali
Ciri lainnya dari orang tua toxic adalah kesulitan dalam mengendalikan emosi sehingga mudah meledak. Mereka cenderung memberi reaksi berlebihan atau dramatis saat anak melakukan kesalahan sekecil apapun. Dia juga akan mencari-cari keselahan anak sebagai pembenaran atas ledakan emosinya. Ledakan emosi tersebut seringkali tidak dapat diprediksi. Akibatnya, orang tua tidak segan melakukan pemukulan, memaki atau kekerasan lainnya. Hal ini bisa berujung pada ketakutan, kecemasan atau justru kecenderungan menjadi abusive pada anak.
Kekerasan Verbal
Ciri-ciri orang tua toxic tak hanya berupa kekerasan fisik, namun bisa juga berwujud verbal seperti dengan meneriaki anak atau memberi ancaman. Selain itu, kekerasan jenis ini juga bisa berupa pemberian julukan pada anak (name-calling), silent treatment, gaslighting, atau perilaku menyalahkan.
Baca Juga: Sering Silent Treatment Pasangan? Berikut Alasan-Alasan Kamu Harus Menghentikannya
Kritik Berlebih
Memberi kritikan adalah hal yang umum dilakukan orang tua pada anak. Kritikan bisa menjadi pembelajaran agar ke depannya anak bisa melakukan berbagai hal dengan benar, misal dalam melakukan pekerjaan rumah seperti mengepel, mencuci piring dan sebagainya.
Namun, kritikan berlebih atau ekstrem justru termasuk ke dalam ciri-ciri orang tua toxic yang perlu kamu waspadai. Dalam hal ini, orang tua menganggap apapun yang dilakukan anak tidak pernah cukup. Sifat-sifat baik serta pencapain anak, besar sekali pun, tidak akan mendapatkan pengakuan atau penghargaan.
Sementara itu, orang tua menganggap dirinya sendiri luar biasa dan berbakat sedangkan orang lain mereka anggap remeh. Akibatnya, anak cenderung mengkritik atau menilai rendah dirinya (inner critic) dan hal tersebut berpotensi menjadi racun bagi anak hingga dewasa.
Mengontrol
Ciri-ciri orang tua toxic ini bisa mengacu pada perilaku mengontrol pikiran, perasaan serta apa yang dilakukan anak. Dengan kata lain, orang tua cenderung mencampuri urusan pribadi anak serta tidak membiarkannya mengambil keputusan bahkan setelah anak beranjak dewasa sekalipun. Orang tua akan mengatur anak dengan ketat mulai dari apa yang harus dilakukan hingga bagaimana cara melakukannya. Contohnya seperti:
- Orang tua menentukan jurusan kuliah anak
- Orang tua menentukan siapa yang menjadi pasangan anak
- Orang tua memutuskan pakaian apa yang harus dikenakan meskipun anak sudah dewasa
Iming-iming uang, rasa bersalah atau rasa malu kerap dijadikan senjata untuk mengendalikan hingga memainkan emosi anak. Jika dibiarkan, anak bisa kehilangan kesempatan untuk mempelajari kemampuan bertahan hidup saat dewasa. Anak juga tidak yakin pada dirinya sendiri dan merasa tersesat saat sudah dewasa.
Selalu Menyalahkan
Ciri-ciri orang tua toxic berikutnya adalah kerap menyalahkan orang lain termasuk anak. Dalam kasus ini, orang tua cenderung tidak bertanggung jawab dengan melimpahkan kesalahan untuk segala kekacauan yang dilakukannya pada anak. Mereka bahkan bisa memutarbalikkan fakta atau memanipulasi orang lain tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Tidak Mau Minta Maaf
Selain menyalahkan, orang tua toxic juga enggan meminta maaf atas kesalahannya. Contohnya, mereka akan mengucapkan kata-kata menyakitkan lalu bersikap seolah kamu sudah melupakannya untuk menutupi kesalahan tersebut. Orang tua seperti ini menganggap kedudukan orang tua membuatnya berada di posisi selalu benar karena mereka yang memegang kendali.
Lalu, bagaimana dampaknya pada anak? Anak-anak tentu akan merasa tersakiti dan marah tanpa tahu cara mengungkapkan atau mengendalikannya. Tidak jarang, anak-anak justru minta maaf untuk kesalahan yang tidak dia lakukan agar ketenangan keluarga tetap terjaga.
Teralu Menuntut
Ciri-ciri orang tua toxic juga ditandai dengan sikap menuntut. Orang tua bisa saja menuntut banyak hal yang tidak biasa. Mereka bisa meminta anak menghentikan segalanya agar anak lebih mementingkan kebutuhan orang tua meskipun sang anak telah memiliki kehidupannya sendiri. Jika menolak, siap-siap saja menerima kemarahan, kritik pedas, hingga rasa bersalah. Karena itu, anak pun terjebak untuk menuruti kemauannya meski itu terlalu sulit atau berlebihan. Jika dibiarkan, tindakan tersebut bisa meningkatkan potensi pemarah, kebencian hingga burn out pada sang anak.
Kurangnya Batasan
Kurangnya batasan adalah ciri-ciri orang tua toxic lainnya yang patut diwaspadai. Meski kamu sudah berusaha memberi batasan, orang tua toxic cenderung mengabaikannya. Beberapa contohnya seperti membaca buku harian atau membuka media sosial kamu tanpa izin meskipun kamu sebenarnya sudah meminta orang tua untuk menghormati privasi kamu. Mereka juga bisa tiba-tiba datang ke rumah tanpa izin atau ikut campur dalam pilihan hidup kamu.
Membandingkan dan Mempermalukan Anak
Ciri-ciri orang tua toxic juga meliputi sikap membandingkan dan mempermalukan anak. Orang tua bisa saja merendahkan, memaki, meneriaki, atau mengejek anak di depan umum, terutama di depan teman-temannya sehingga anak merasa sangat malu.
Selain itu, orang tua juga akan membandingkan anak dengan anak-anak lain. Orang tua toxic seringkali bertanya mengapa sang anak tidak bisa sebaik, serajin, atau sepintar orang lain. Mereka seolah-olah memiliki banyak hal baik tentang anak lain untuk dibicarakan. Sementara itu, pada anak sendiri, mereka akan terus mengeluh dan menjelek-jelekkan tanpa memberikan masukan yang membangun.
Baca Juga: Hati-Hati! Kenali 5 Tanda Gaslighting Dalam Hubungan Kamu!
Mengetahui ciri-ciri orang tua toxic bisa membantu kamu mengenali pola asuh orang tua di masa lalu. Dengan begitu, kamu bisa mempelajari dampak yang kamu rasakan saat ini dan tidak akan menerapkan hal serupa pada anak-anak kamu kelak yang dapat berujung kesehatan mental yang buruk.
Hotel Keluarga? Bobobox Saja!
Di tengah kesibukan bekerja atau pun mengurus anak, jangan sampai lupa meluangkan waktu untuk quality time bareng keluarga. Liburan singkat atau staycation terkadang cukup membuat tubuh dan pikiran segar dan ikatan kekeluargaan semakin erat.
Bingung pilih akomodasinya? Bobobox bisa banget jadi tempat andalan kamu. Meskipun memiliki konsep kekinian yang terkesan eksklusif untuk para anak muda, kamu bisa kok liburan keluarga di Bobobox dengan memilih Double pod. Double pod Bobobox ini memiliki kapasitas untuk dua orang dewasa dan satu anak di bawah 10 tahun. Yuk unduh dulu aplikasi Bobobox untuk informasi lebih lanjut!