Berhenti bekerja atau pensiun bagi sebagian orang menjadi waktu yang tepat untuk bersantai dan menikmati hasil jerih payah selama bekerja. Meski begitu, yang terjadi kadang sebaliknya. Bagi sebagian yang lain, keadaan tersebut justru membawa mereka pada perasaan bingung, kecewa, dan khawatir berlebih. Apa kamu, teman atau anggota keluarga kamu mengalaminya? Kalau iya, hal itu mungkin berhubungan dengan post power syndrome. Apa itu post-power syndrome dan bagaimana cara mengatasi post power syndrome ini? Yuk simak informasinya di bawah!
Apa Itu Post Power Syndrome?
Sebelum mengetahui cara mengatasi post power syndrome, kamu tentu perlu mengenali terlebih dulu apa sebenarnya post power syndrome itu. Post power syndrome atau sindrom pascakekuasaan bisa diartikan sebagai kondisi kejiwaan yang biasa dialami oleh mereka yang kehilangan kekuasaan atau jabatan. Mereka masih hidup dalam bayang-bayang kekuasaan atau jabatan yang pernah dimiliki sehingga sulit untuk menerima perubahan akibat hilangnya kekuasaan itu.
Post power syndrome bisa terjadi pada semua kelompok usia, namun lansia dianggap lebih rentan karena dibarengi penurunan fungsi tubuh. Kondisi ini umum dirasakan oleh mereka yang memasuki masa pensiun, mengalami PHK, berhenti bekerja saat dalam jabatan atau posisi penting, atau para public figure yang ketenarannya mulai menurun.
Pekerjaan sendiri kerap dijadikan sebagai tujuan hidup dan bentuk aktualisasi diri. Karenanya, saat berhenti, bukan hanya pekerjaan yang hilang, kekuasaan, harta, koneksi, rasa hormat, pujian, serta rasa dibutuhkan oleh orang lain pun ikut melayang.
Tak jarang, perubahan ini kemudian mengarah pada menurunnya harga diri (self-esteem). Pasalnya, perubahan tersebut dapat menumbuhkan rasa tidak berguna serta membuat seseorang kehilangan tujuan hidup.
Hilangnya tujuan hidup bisa menimbulkan kebingungan dan ketidaknyamanan karena anggapan bahwa mereka tidak akan memiliki aktivitas lagi. Kamu mungkin bisa membayangkan bagaimana seseorang yang sebelumnya begitu aktif dan memiliki banyak kegiatan harus kehilangan arah karena semuanya mendadak berhenti.
Maka dari itu, jika kamu, teman atau keluarga mengalaminya, cara mengatasi post power syndrome mungkin akan kamu butuhkan agar masa tersebut bisa segera dilewati. Jika terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan post power syndrome akan menyebabkan gangguan kesehatan baik fisik (misal darah tinggi) maupun mental (contohnya depresi) pada penderitanya.
Baca Juga: Khawatir Soal Penuaan? Jangan Sampai Kamu Termakan Mitos-Mitos Penuaan Berikut Ini Ya!
Penyebab Post Power Syndrome
Selain akibat pensiun, berhenti kerja, PHK dan menurunnya popularitas, post power syndrome juga bisa diakibatkan faktor lain, seperti:
- Kekhawatiran akan masalah keuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup
- Ketakutan akah hilangnya pengakuan publik setelah berhenti bekerja
- Kemampuan terbatas (misal hanya menguasai satu bidang) sehingga merasa tidak memiliki kesempatan dalam bidang pekerjaan lain
- Kekhawatiran akan adanya balas dendam dari bawahan semasa bekerja dulu
- Ketakutan akan hancurnya keberhasilan yang telah dibangun
Meski bisa terjadi pada siapa saja, post power syndrome rentan terjadi pada mereka dengan ciri-ciri kepribadian tertentu, yaitu:
- Terlalu bangga pada jabatan
- Gila hormat
- Senang mengatur orang lain
- Selalu menuntut agar keinginan dan perintah dipenuhi
Baca Juga: Gila Kerja Bikin Gila Beneran! Waspadai Tanda-Tanda Dan Dampak Hustle Culture!
Gejala Post Power Syndrome
Untuk menjawab pertanyaan bagaimana cara mengatasi post power syndrome, kamu tentu perlu mengetahui dulu seperti apa gejala-gejala dari kondisi tersebut. Ketika pekerjaan terhenti dan masa kekuasaan berakhir, gejala-gejala post power syndrome bisa muncul karena ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi baru. Gejalanya mungkin akan berbeda pada masing-masing individu, namun umumnya berupa:
- Penampilan kuyu
- Sering sakit-sakitan (misal demam, flu, dan pilek) akibat menurunnya sistem imun
- Mudah tersinggung dan cepat marah (terutama jika pendapat atau perkataannya tidak dihargai)
- Mudah sedih dan sering melamun
- Tidak mau kalah
- Tidak suka mendengar pendapat orang lain
- Senang mencela atau mengkritik orang lain
- Kurang bergairah dalam menjalani aktivitas setelah pensiun
- Senang menyendiri atau pemurung
- Menarik diri dari pergaulan
- Pendiam dan pemalu
- Terus membanggakan kehebatan dan kesuksesaanya di masa lalu
Cara Mengatasi Post Power Syndrome
Meski kerap menunjukkan emosi negatif, penderita post power syndrome sebaiknya tidak dihindari atau dijauhi. Penderita post power syndrome sendiri membutuhkan dukungan dan perhatian dari keluarga dan lingkungan sekitar. Maka dari itu, kamu bisa membantunya dengan beberapa cara mengatasi post power syndrome berikut ini.
Cari Kesibukan Baru
Perubahan rutinitas dan kebiasaan lama menjadi salah satu alasan seseorang mengalami post power syndrome. Maka dari itu, kesibukan baru bisa dijadikan cara mengatasi post power syndrome. Kesibukan baru ini bisa membantu mengalihkan pikiran dari bayang-bayang pekerjaan lama.
Pilihannya tentu banyak dan bisa disesuaikan dengan keinginan penderita. Beberapa contohnya adalah berolahraga, berkebun, memasak, menjemput cucu, membuka usaha untuk menambah pemasukan, dan semacamnya. Kamu bisa membuat agenda tentang kegiatan yang akan dilakukan setiap harinya sehingga waktu terpakai secara maksimal tanpa menyisakan ruang untuk memikirkan masa lalu.
Luangkan Waktu Bersama Keluarga atau Teman
Seperti yang Bob sebutkan sebelumnya, penderita post power syndrome sebaiknya tidak dijauhi. Meninggalkannya sendirian bisa saja memperparah gejala-gejala sindrom tersesbut. Maka dari itu, sebisa orang terdekat perlu bersabar dan memahami kondisi yang dialami penderita. Komunikasi antara penderita dengan keluarga dan teman-temannya juga harus tetap terjaga dengan baik.
Hal ini bisa dilakukan dengan meluangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan teman. Berikan pemahaman agar penderita menerima keadaan dan tidak larut dalam kesedihan. Aja mereka untuk menenangkan diri sehingga bisa bangkit kembali dan menghadapi hari baru dengan penuh percaya diri.
Dengan begitu, kondisi hati bisa terasa tenang dan senang sementara pikiran negatif dijauhkan. Jika pertemuan langsung tidak bisa dikondisikan, komunikasi lewat sambungan telepon atau video bisa menjadi pilihan sehingga penderita tidak merasa sendiri dalam menghadapi post power syndrome.
Ungkapkan Kegundahan
Cara mengatasi post power syndrome berikutnya adalah dengan mengungkapkan kegundahan yang dialami akibat kondisi tersebut. Kamu bisa menceritakan keluh kesah kamu pada orang terdekat yang kamu percaya agar pikiran dan hati menjadi lebih lega. Setelah beban pikiran terangkat, kamu mungkin bisa lebih mudah dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan lingkungan baru.
Bergabung dengan Komunitas
Cara mengatasi post power syndrome selanjutnya adalah dengan mengikuti komunitas sehingga penderita bisa terus bersosialisasi. Pilihannya tentu beragam dan bisa disesuaikan dengan keinginan, seperti komunitas olahraga, keagamaan dan lain-lain. Selain itu, penderita post power syndrome juga bisa mencoba berbaur dengan tetangga. Hal ini bisa diawali dengan sapaan yang berlanjut obrolan hingga undangan makan bersama.
Jalani Hidup Sehat dan Dekatkan Diri pada Tuhan
Selain cara-cara mengatasi post power syndrome di atas, kamu juga perlu memastikan agar penderita tetap menjalani pola hidup sehat agar kesehatan fisik dan menjal terjaga. Kamu bisa mengajaknya berolahraga serta mengingatkan untuk mebiasakan diri dengan makanan sehat, tidur yang cukup dan tidak begadang. Tidak hanya itu, kegiatan spiritual juga sebaiknya tidak terlupakan. Berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan juga bisa membantu hati lebih tenang dan semangat untuk melankah dari masa lalu.
Minta Bantuan Pihak Ketiga
Bantuan dari orang terdekat terkadang tidak cukup bagi seseorang untuk menghadapi kesulitan akibat post power syndrome. Agar kondisi tidak dibiarkan berlarut-larut, bantuan pihak ketiga seperti pemuka agama atau psikolog bisa dijadikan pilihan.
Psikolog umumnya dapat memberikan pencerahan agar penderita menerima kondisi yang dialaminya. Mereka juga bisa merekomendasikan cara-cara mengatasi post power syndrome terbaik terutama bagi yang sudah ada di tahap depresi. Bila perlu, psikolog akan merujuk penderita ke psikiater sehingga post power syndrome ini bisa ditangani dengan obat.
Buat kamu yang masih merasa tidak karuan akibat berhenti bekerja, yuk luangkan waktu untuk memperbaiki mood kamu, salah satunya dengan staycation di Bobobox. Dengan desain minimalis dan futuristik serta fasilitas yang canggih, Bobobox dijamin memberikan pengalaman menginap yang asyik sekaligus mutakhir. Setiap pod-nya dilengkapi dengan teknologi yang terintegrasi aplikasi seluler. No ribet-ribet deh! Tertarik mencoba? Unduh dulu aplikasi Bobobox untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!
Header image: @master1305 via Freepik