Selain menjadi sumber serat, vitamin dan mineral bagi tubuh, buah juga bisa dijadikan pilihan camilan baik untuk dikonsumsi langsung atau dibuat menjadi jus, smoothies, salad hingga rujak. Buah-buahan seperti apel, pisang, melon, pepaya, anggur, semangka, stroberi, jeruk, mangga, dan alpukat umumnya menjadi pilihan banyak orang.
Selain itu, ada juga buah-buahan eksotis favorit seperti rambutan, durian, manggis, lengkeng, jambu, nangka, buah naga dan lainnya. Selain buah-buahan yang Bob sebutkan itu, ada juga lho buah yang jarang diketahui banyak orang. Apa saja sih? Yuk simak 10 di antaranya!
Buah Kecapi
Foto: @kwanchaichaiudom via Freepik
Sebagian dari kamu mungkin belum pernah mendengar atau mencoba buah bernama kecapi. Memiliki nama Latin Sandoricum koetjape, kecapi juga dikenal dengan nama santol, sentul, santu, sentulu, ketuat dan manggis liar.
Buah yang jarang diketahui ini berbentuk bulat pipih dengan diameter 5-6 cm. Bentuknya sekilas mirip bola tenis saat kamu melihat atau memegangnya. Kulit kecapi cukup tebal dan keras dengan bulu-bulu halus di atasnya.
Kulit tersebut berwarna hijau saat masih mentah lalu berubah menjadi kuning gelap saat sudah matang. Di bagian dalamnya, terdapat sekitar lima biji berbalut daging putih mirip daging manggis dengan rasa manis dan asam.
Buah Buni
Foto: @user22978605 via Freepik
Selain menjadi buah yang jarang diketahui banyak orang, buah buni juga terbilang langka dan sudah jarang dijumpai di pekarangan rumah. Buah satu ini memiliki nama Latin Antidesama bunius dan juga dikenal dengan nama huni (Sunda), wuni (Jawa), barune (Sumbawa), bonia (Lampung) dan bumeh (Madura).
Bentuknya bulat, kecil-kecil dan berkumpul menggerombol pada satu tandan seperti anggur. Buah-buah tersebut berwarna hijau, merah hingga ungu kehitaman. Warna yang lebih muda biasanya memiliki rasa cukup asam sedangkan buah yang sudah menghitam cukup manis di lidah.
Teksturnya berair dengan biji kecil di bagian dalamnya. Buah satu ini sangat umum dijadikan rujak uleg dengan campuran cabai rawit, terasi dan gula. Perpaduannya menghasilkan rujak dengan rasa pedas, asam dan manis yang menyegarkan.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Buah Kerben, Beri Asli Indonesia Yang Nikmat Dan Menyegarkan
Buah Wanyi
Selanjutnya, ada buah wanyi yang juga dianggap sebagai buah yang jarang diketahui. Buah asal Kalimantan ini dilapisi kulit berwarna hijau dan memiliki penampakan lonjong seperti kedondong atau mangga muda.
Saat sudah matang, kulit buah wanyi akan tetap hijau dan buahnya akan menguarkan bau yang cukup tajam. Bijinya cukup besar dan dibalut daging berwarna putih susu dengan tekstur lembut dan berserat seperti mangga.
Rasanya manis-manis asam namun lebih didominasi oleh rasa manis. Selain itu, ada juga jenis buah wanyi dengan rasa cenderung asam dan kerap dijadikan sambal terasi.
Buah wanyi ini cukup populer di tahun 80-90an. Sayangnya, kini wanyi sudah mulai langka. Masa berbuahnya pun cukup lama sebab biasanya dipanen antara 1-4 tahun sekali.
Buah Kupa
Populer di tahun 80-90an, kupa kini termasuk buah yang jarang diketahui. Buah satu ini berbentuk bulat kecil dengan diameter 2-3 cm. Buah tumbuh bergerombol di batang pohon dengan kelopak yang menempel di bagian ujungnya.
Warna buahnya ungu gelap, agak mirip anggur atau namun dengan tekstur yang lebih padat dan warna mengkilap. Dagingnya berwarna putih dengan rasa asam-asam segar, sedikit manis dan sepat. Di dalamnya, terdapat biji yang berwarna merah keunguan.
Kupa ini termasuk ke dalam suku jambu-jambuan dan memiliki nama Latin Syzygium polycephalum. Nama kupa juga berbeda-beda di berbagai daerah, seperti gowok (Betawi), kupa beunyeur (Sunda), gowak, dompyong (Jawa), dan kaliasem (Bali).
Campoleh
Foto: @kaisynet via Freepik
Berasal dari Meksiko dan Kuba, buah campoleh menjadi buah khas Tanah Sunda. Buah yang jarang diketahui ini juga punya nama lain seperti campolay, sawo ubi, sawo mentega, sawo walanda, alkesa, kanistel dan egg fruit.
Buah ini memiliki nama Latin Pouteria campechiana dan kulitnya berwarna oranye atau oranye kehijauan. Saat dibuka, kamu akan mendapati daging buah berwarna oranye dengan tekstur yang pekat seperti ubi kukus. Di dalamnya, terdapat sebuah biji keras berwarna cokelat.
Tidak seperti buah kebanyakan, campoleh cenderung tidak berair sehingga tidak membuat mulut belepotan saat dimakan. Namun, karena hal itu juga, buah yang kaya akan serat dan karoten ini mudah menempel di gigi.
Baca Juga: Ini Dia 10 Buah Yang Dianggap Paling Eksotis Di Dunia Namun Bertebaran Di Indonesia
Buah Cokelat
Foto: Rodrigo FLoes via Unsplash
Kebanyakan orang lebih mengenal cokelat dalam bentuk camilan (cokelat batang, permen, hingga es krim), topping atau bubuk perasa untuk kue dengan rasa manis pahit. Namun, makanan tersebut sebernarnya berasal dari buah cokelat yang mungkin jarang diketahui banyak orang.
Buahnya berbentuk lonjong dan berwarna hijau, kuning hingga kemerahan, begantung pada tingkat kematangannya. Kulit buah yang jarang diketahui ini cukup keras sehingga kamu akan membutuhkan pisau untuk membukanya.
Bagian dalam buah bisa menampung 20-60 biji cokelat atau kakao. Biji-biji tersebut saling merapat dan berbalut daging berwarna putih nan lengket. Rasa dagingnya sangat berbeda dengan produk cokelat yang telah diolah sebab produk olahan itu berasal dari biji bukan dagingnya. Karena itu, jangan berharap kamu akan mencicipi rasa manis pahit karena buah cokelat cenderung manis asam.
Buah Kelubi
Sekilas mirip salak, buah kelubi, asam kelubi, asam paya, salak hutan, salak rimba atau sala palsi Bangka memiliki nama ilmiah Eleiodoxa conferta. Kulit buah yang jarang diketahui ini bersisik dan berwarna kuning gading saat masih muda dan cokelat ketika sudah matang.
Kulit tersebut juga cenderung keras sehingga pisau dibutuhkan untuk mengupasnnya. Rasa buah ini juga cenderung asam, kecut dan sepats. Ukurannya lebih kecil dari salak, dengan diameter 3-5 cm dan teksturnya juga lebih keras dan tebal dari buah tersebut.
Buah kelubi ini tumbuh berkelompok dalam tandan. Satu tandan besar biasanya memiliki sekitar 300-400 buah. Tandan besar ini terbagi lagi ke dalam tandan-tandan kecil yang terdiri dari 25-40 buah. Buah kelubi biasanya dijumpai di Bangka, Lampung, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur hingga Malaysia.
Buah Bisbul
Buah yang jarang diketahui berikutnya bernama buah bisbul. Buah satu ini memiliki hubungan erat dengan kesemek dan dinamai bisbul karena kemiripannya dengan bola baseball. Buah bisbul juga dianggap sebagai buah khas Bogor karena diyakini sudah ada sejak ratusan tahun lalu di kawasan kota hujan tersebut, tepatnya sejak Kebun Raya Bogor pertama kali didirikan.
Baca Juga: Tidak Hanya Bogor, Ini Dia Kota-Kota Di Dunia Yang Dijuluki Sebagai Kota Hujan
Buah ini ada yang memiliki biji dan ada juga yang tidak. Buah tidak berbiji biasanya dipatok dengan harga lebih tinggi. Memiliki aroma harum yang khas, buah bisbul memiliki tekstur berbulu karena bagian luarnya ditumbuhi bulu-bulu beledu berwarna merah kecokelatan.
Ukurannya besar dengan bentuk bulat agak pipih atau gepeng. Sementara itu, bagian dagingnya berwarna krem atau putih kekuning, mirip dengan mentega atau keju. Soal rasa, jangan ditanya. Buah bisbol ini sangat enak dengan rasa manis, gurih, dan legit.
Karena itu, buah bisbul tidak jarang disebut sebagai buah mentega. Buah satu ini juga dikenal dengan nama buah lemak (Melayu), mabolo (Filipina), sembolo (Jawa), dan velvet apple.
Hotel Strategis? Bobobox Jawabannya!
Selain kaya akan buah-buahan eksotis, Indonesia juga terkenal dengan kulinernya yang melimpah. Untuk menikmatinya, kamu bisa meluangkan waktu berlibur sambil berburu kuliner khas di berbagai kota di Indonesia.
Jangan lupa siapkan akomodasi yang strategis agar tidak kesulitan dalam mengeksplorasi berbagai wisata kuliner dengan bebas namun tetap dalam jangkaun. Salah satu hotel yang menawarkan lokasi strategis dengan harga terjangkau adalah Bobobox.
Hotel kapsul ini bisa kamu jumpai di beberapa kota besar di Indonesia seperti Bandung, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang dan Medan. Yuk unduh dulu aplikasinya untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!
Foto utama oleh: @phanuwatnandee via Freepik
