Mewabahnya virus corona menimbulkan kecemasan pada sebagian orang. Hal ini, kemudian berujung pada fenomena yang disebut dengan panic buying.
Barang-barang di pasar swalayan seketika habis. Tisu toilet, penyanitasi tangan, masker, dan bahan-bahan pokok menghilang dari rak-rak toko. Panic buying tidak terjadi di Indonesia saja namun juga di berbagai negara lainnya.
Panic buying adalah keadaan di mana seseorang membeli sebuah barang dalam jumlah besar akibat rasa takut akan kehabisan atau naiknya barang tersebut. Hal ini menimbulkan kelangkaan barang di tengah-tengah minat yang tinggi terhadap barang tersebut. Lalu, di tengah-tengah krisis seperti ini apa yang menyebabkan panic buying?
Rasa takut dan serakah
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada dua motif utama yang menyebabkan panic buying, rasa takut dan serakah. Orang yang serakah biasanya melakukan panic buying atas dasar kepentingan pribadi. Ia tidak peduli dengan kondisi orang lain dan hanya mencari cara untuk memenuhi kebutuhannya seorang.
Motif inilah yang menyebabkan orang-orang menimbun barang dengan sangat banyak untuk dijual lagi dengan harga yang tinggi karena banyak yang membutuhkan, seperti masker dan penyanitasi tangan.
Motif yang kedua adalah rasa takut. Rasa takut sedikit lebih rumit jika dibandingkan dengan serakah. Dalam panic buying, rasa takut seperti ini lebih dikategorikan sebagai rasa takut akan kehabisan.
Kamu mungkin saja tidak serakah dan mementingkan kebutuhan orang lain. Akan tetapi, kamu juga khawatir bahwa orang lain tidak berpikiran sama denganmu. Oleh karena itu, untuk mencegah kemungkinan terburuk, panic buying adalah langkah yang diambil.
10 Buah-Buahan Yang Wajib Kamu Konsumsi Untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh
Hilangnya kontrol diri
Alasan lain dari panic buying adalah hilangnya sense of control. Manusia merasa nyaman ketika ia bisa mengetahui dan mengontrol segala tindakan yang ia ambil. Akan tetapi, di saat krisis seperti sekarang, semuanya tidak lagi bisa diprediksi dengan baik.
Kita kehilangan kendali atas situasi. Ketika sense of control ini menghilang, mekanisme psikologi untuk mengembalikan kontrol tersebut muncul. Virus corona yang hingga sekarang belum ditemukan obatnya dan penyebarannya yang cukup cepat membuat manusia berpikir akan satu hal, kematian.
Saat kematian sudah ada di dalam pikiran, insting untuk bertahan hidup menguasai sebagai bentuk pengendalian situasi. Panic buying adalah salah satu bentuknya. Dengan menyimpan barang dalam jumlah yang lebih banyak, kita jadi merasa lebih aman dan bisa mengendalikan situasi.
Dipengaruhi oleh keputusan orang lain
Sebuah jurnal yang meneliti tingkah laku manusia mengatakan bahwa keputusan yang diambil seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh diri kita sendiri namun juga tindakan orang lain. Semakin sering kamu melihat orang panic buying, semakin besar pula kemungkinan kamu untuk melakukan hal yang sama.
Dalam kondisi seperti ini tidak hanya penyakit yang menular, kepanikan juga menular. Menurut Steven Taylor, seorang penulis dan psikologis klinis, sebagai makhluk sosial, manusia saling memberikan tanda tentang apa yang berbahaya dan yang tidak.
Ketika banyak orang memberikan respons terhadap sebuah krisis bahwa panic buying adalah cara untuk meredam bahaya, sinyal itu akan menular ke orang lain.
Etika Batuk Dan Bersin Di Tempat Umum Yang Baik Dan Benar
Bagaimana cara mengatasi panic buying?
Cerdas dalam berbelanja
Sebelum kamu pergi belanja, buatlah perhitungan terlebih dahulu. Ada berapa anggota keluarga di rumah, biaya yang tersedia, dan waktu perkiraan belanjaan kamu akan habis. Buatlah daftar belanja untuk memastikan barang yang dibeli sesuai dengan yang dibutuhkan.
Perencanaan ini berguna supaya kamu mengetahui apa yang benar-benar dibutuhkan. Selain itu, karena panic buying adalah tindakan yang impulsif, perencaan juga membantu kamu untuk meredam kepanikan tersebut.
Selain itu, jika memungkinkan belilah barang melalui pesan antar karena ini menjaga jarak sangat penting selama wabah virus corona masih berlangsung. Jika kamu terpaksa harus pergi berbelanja, tetap jaga jarak dengan orang lain paling dekat satu meter dan pilihlah waktu belanja di jam yang tidak sibuk agar menghindari kerumunan.
Jangan ikutan panik
Panic buying memang bisa menular, entah itu melalui kejadian langsung yang kamu lihat atau berita yang kamu baca. Semakin sering kamu terpapar informasi tentang orang-orang yang melakukan panic buying, semakin besar pula kemungkinan kamu untuk melakukan hal yang sama.
Oleh karena itu, kurangi membaca berita tentang pasar swalayan yang kosong dan sebagainya. Hal ini membantu kamu untuk mengurangi rasa panik dan membuat kamu berpikir lebih jernih.
Ingat orang lain
Bukan hanya kamu yang hidup dalam krisis ini. Orang lain juga memiliki kebutuhan yang sama. Bahkan beberapa orang justru memiliki kebutuhan yang lebih banyak dari kamu.
Oleh karena itu, jangan bertindak egois dengan melakukan panic buying. Di saat seperti ini berbagi dan saling peduli adalah sikap yang harus diutamakan. Jika tidak dimulai dari sesama, siapa lagi?
Membatasi pembelian
Dalam menangani panic buying, tidak hanya pembeli yang harus memiliki kesadaran, para penjual juga harus turut berpartisipasi.
Beberapa pasar swalayan besar di Indonesia sudah membatasi barang yang bisa dibeli seperti minyak goreng, gula, beras, tepung, hingga vitamin C. Hal ini diyakini mampu meredam keinginan pembeli untuk melakukan panic buying.
Tetap jaga kesehatan fisik dan mental
Virus corona bisa berbahaya tidak hanya untuk fisik saja namun juga mental. Oleh karena itu, kamu harus memastikan keduanya terjaga dengan baik. Terapkan pola hidup bersih sehat dan lakukan physical distancing. Selain itu, jangan melakukan panic buying dan belanja sewajarnya. Stay safe, stay healthy!
Bobobox, hotel kapsul pilihan kamu
Isolasi Mandiri Tetap Seru Dengan 5 Trik Berlibur Di Rumah Ini!
Bobobox adalah hotel kapsul yang bisa bikin kamu bebas dari stres. Suasana tenang dan hening akan kamu dapatkan saat masuk ke pod-nya. Selain itu, desainnya yang modern juga enak untuk dinikmati. Kamu akan merasa seperti berada di film-film masa depan.
Tak hanya itu, teknologi yang digunakan juga canggih. Untuk memesan kamar, kamu bisa melakukannya melalui aplikasi Bobobox. Aplikasi ini, selain untuk memesan, juga berfungsi sebagai kunci kamar lho. Tinggal pindai saja QR code-nya. Mudah kan?
Di kamarnya juga kamu akan menemukan lampu led yang bisa kamu atur sesuai dengan suasana hati kamu. Modenya pun ada banyak. Mau untuk tidur? Ada. Mau untuk meditasi? Tinggal pakai mode zen. Pokoknya pas banget untuk melepas stres dan menjaga kesehatan mental.
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo menginap di Bobobox dan lupakan stres untuk sejenak!